Bayes Berhirarki untuk Model State-Space

78 Penyelesaian terhadap berbagai persamaan di atas dalam bentuk integral berdimensi tinggi membutuhkan metode numerik yang berbasis pada algoritma rekursif.

4.4. Bayes Berhirarki untuk Model State-Space

Sebagaimana dijabarkan pada Bab III, bahwa model state-space dapat dinyatakan sebagai bentuk model linear campuran terampat MCLT sebagai model dasar area-kecil dengan pengaruh acak area dan waktu sebagai berikut : y = X  + Zv + e dimana y = it ˆ , X = z i1 , …, z iT T , Z = 1 T , I T , dan v T = v i , u i T , e = e i1 , …, e iT T ,  =  1 , …,  p T 1 T adalah T x 1 vektor 1 dan I T adalah matriks identitas berordo T. Pada persamaan di atas, y adalah vektor dari pengamatan contoh, X dan Z adalah matriks yang diketahui, dan v dan e adalah saling bebas dengan nilai tengah 0 dan matriks koragam G dan R, tergantung pada beberapa parameter  yang disebut sebagai komponen ragam. Matriks koragam G dan R dapat dinyatakan sebagai berikut : G =          2 2 T v , R =  dimana  i =  adalah T x T matriks koragam u i = u i1 , …, u iT T dengan elemen ke-t,s adalah  |t-s| 1 -  2 . Model ini dapat dituliskan dalam formulasi Bayes sebagai berikut: Level 1a : Y | v  NX + Zv, R Level 2a : v  N0, G. Misalkan  = X + Zv maka Var = VarX + Zv = VarZv = ZGZ T . Berdasarkan  ini, model di atas dapat dituliskan menjadi Level 1b : Y |   N, R Level 2b :   NX, ZGZ T . 4.22 79 Formulasi Bayes untuk model ini mirip dengan model pada 4.1 , sehingga fungsi kepekatan peluang posteriornya  | Y, , ZGZ T merupakan sebaran Normal dengan nilai tengah ZGZ T R + ZGZ T - 1 Y + RR + ZGZ T - 1 X . Penduga Bayes, B θˆ , apabila diketahui Y, , dan  dapat dinyatakan sebagai berikut: B θˆ = E | Y, ,  = ZGZ T R + ZGZ T -1 Y + RR + ZGZ T - 1 X  Var B θˆ = Var | Y, ,  = ZGZ T R + ZGZ T - 1 R . Penduga Bayes di atas tergantung pada parameter  dan  yang secara praktis tidak diketahui sehingga harus dilakukan pendugaan dari data. Pendugaan tersebut dapat dilakukan berdasarkan sebaran marginal Y, yaitu Y  NX, R + ZGZ T . Proses pendugaan parameter  dan  pada sebaran marginal Y ini dapat menggunakan KMT. Misalkan penduganya adalah βˆ dan  ˆ , maka penduga Bayes empirik bagi  dapat diperoleh dengan mensubstitusikan βˆ pada  dan  ˆ pada , yaitu EB θˆ = ZGZ T R ˆ + Z G ˆ Z T -1 Y + R ˆ R ˆ + Z G ˆ Z T - 1 X βˆ Var EB θˆ = ZGˆ Z T R ˆ + Z G ˆ Z T - 1 R ˆ . Penduga model parameter,  ˆ , digunakan untuk memperoleh penduga bagi dua buah komponen ragam, yaitu R ˆ dan G ˆ . Pada metode Bayes berhirarki, untuk  = X + Zv maka Var = VarX + Zv = VarZv = ZGZ T , maka model di atas dapat dituliskan menjadi Level 1c : Y |   N, R Level 2c :   NX, ZGZ T Level 3c : fR  1, fG  1, dan f  1. Artinya, pada metode Bayes empirik, R, G, dan  dianggap sebagai konstanta, sedangkan pada Bayes berhirarki R, G, dan  dianggap memiliki fungsi kepekatan tertentu. 4.23 4.24 4.25 4.26 80 Metode Bayes berhirarki atau dapat digunakan untuk mendapatkan ukuran ketidakpastian pada statistik area kecil. Misalkan y iT adalah penduga langsung dari survei untuk area kecil ke-i pada periode T saat ini, sedangkan  iT adalah nilai yang sesungguhnya untuk area kecil tersebut pada periode T. Statistik y iT diasumsikan sebagai penduga tidak bias bagi  iT yaitu : y iT =  iT + e iT , dimana e iT adalah galat penarikan contoh dengan Ee iT |  iT = 0. Vektor dari peubah konkomitan tetap x iT = x iT1 , ..., x iTp T yang berhubungan dengan  iT adalah tersedia untuk semua area i pada waktu T. Penduga regresi sintetik untuk  iT didasarkan pada data cross-sectional {y iT , x iT , i = 1, 2, …, m untuk waktu T, diperoleh dengan mengasumsikan model deterministik untuk  iT :  iT = x iT T  T dimana  T =  T1 , ...,  Tp T adalah vektor koefisien regresi yang bisa dinyatakan sebagai berikut T iT iT reg β x ~ θ ~ T  dimana T β ~ merupakan penduga bagi  T yang diperoleh dari pengkombinasian model di atas: y iT = x iT T  T + e iT , i = 1, …, m untuk satu waktu T saat ini. Penduga sintetik di atas bisa menghasilkan bias rancangan substansial substantial design biases, karena pada model tersebut menggunakan pembobot nol pada penduga langsung y iT . Kelemahan ini dapat diatasi melalui pendekatan Bayes empirik yang menghasilkan bias yang relatif kecil Rao dan Yu, 1994. Model di atas yakni  iT = x iT T  T dapat pula ditambahkan faktor ketidakpastian sebagai berikut:  iT = x iT T  T +  iT , dimana komponen galat  iT merupakan peubah acak bebas dengan nilai tengah 0 dan ragam yang tidak diketahui  2 T . Untuk galat penarikan contoh, diasumsikan bahwa e iT adalah peubah acak yang saling bebas dengan nilai tengah 0 dan ragam 4.27 4.28 4.29 4.30 81  2 iT , dimana  2 iT diketahui. Pengkombinasian model di atas dapat dinyatakan menjadi y iT = x iT T  T +  iT + e iT . Berdasarkan model ini, penduga Bayes bagi  iT dapat dinyatakan sebagai jumlah terboboti antara penduga langsung y iT dan penduga regresi sintetik T iT iT reg β x ˆ θˆ T  , yaitu iT θˆ 2 υ σˆ T , y T =  iT y iT + 1–  iT θˆ reg iT . Pada persamaan ini y T = y 1T , …, y mT ,  iT = 2 υ σˆ T 2 υ σˆ T +  2 iT , T βˆ merupakan penduga kuadrat terkecil terboboti berdasarkan model 4.31 , dan 2 υ σˆ T merupakan penduga bagi 2 υ σ T . Prasad dan Rao 1990 melalui metode momen dapat memperoleh penduga bagi 2 υ σ T . Perluasan dari model Fay-Herriot melalui pendekatan deret waktu dari penduga langsung area akecil {y it } yang dihubungkan dengan data suplemen {x it }, dimana i =1, 2, …, m dan t = 1, 2, …, T. Asumsi yang digunakan adalah y it =  it + e it dimana e it merupakan galat penarikan contoh dengan Ee it |  it = 0. Model untuk SAE dapat dituliskan sebagai berikut :  it = x it T  +  i + u it , u it = u i,t-1 +  it , | | 1, dimana x it = x it1 , …, x itp T adalah vektor peubah konkomitan tetap untuk area ke-i pada waktu t,  i  N0,  2  ,  it  N0,  2 , dan {  i }, {  it } adalah bebas. Pada model ini,  i merupakan pengaruh acak area kecil, sedangkan u it mengikuti proses autoregresi. Model di atas dapat dijabarkan menjadi model distributed-lag, yaitu :  it =  i,t-1 + x it – x i,t-1 T  + 1 –  i +  it . Pada model ini,  it dihubungkan dengan nilai periode sebelumnya  i,t-1 , nilai peubah penyerta x it dihubungkan dengan nilai periode sebelumnya x i,t-1 , ditambah dengan pengaruh acak area  i serta galat  it . Choudhry dan Rao 1989 menggunakan galat komposit w it = e it + u it sebagai autoregresi ordo satu dan mengasumsikan  it = x it T  +  i . Modelnya dapat ditulis menjadi 4.31 4.32 4.33 4.34 82 y it = x it T  +  i + w it , w it = ρ~ w i,t-1 + it ε~ . Mereka memperoleh penduga dua tahap untuk nilai tengah area kecil  it melalui model tersebut dan mengevaluasi efisiensi relatifnya dengan penduga sintetik dan penduga langsung y it . Model yang dikembangkan oleh Choudhry dan Rao di atas tidak memasukkan galat penarikan contoh, padahal secara realistik keberadaan galat penarikan contoh tidak bisa diabaikan. Pada penelitian ini, galat penarikan contoh e it dimasukkan dalam model, yaitu: y it = x it T  +  i + u it + e it u it = u i,t-1 +  it , | | 1, dimana galat penarikan contoh e it diasumsikan menyebar normal dengan nilai tengah nol dan matriks koragam blok-diagonal  dengan blok  i matriks berukuran T x T diketahui. Maktriks koragam  i untuk setiap area ke-i dan setiap waktu t dapat diperoleh melalui metode generalized variance function GVF. Model di atas dapat dinyatakan dalam bentuk matriks sebagai berikut : Y = X  + Zv + u + e dengan X = X 1 T , …, X m T T , X i T = x i1 , ...., x iT , Z = I m  1 T , v =  1 , …,  m T , u = u 1 T , …, u m T T e = e 1 T , …, e m T T dimana u i T = u i1 , …, u iT , e i T = e i1 , ..., e iT , 1 T adalah vektor satuan, dan I m adalah matriks identitas berordo m, dan  adalah perkalian Kronecker. Ev = 0, Covv =  2  I m , Eu = 0, Covu =  2 I m   =  2 R , Ee = 0, Cove =  = blok-diagonal 1 , ...,  m , dan v, u, dan e adalah bebas, dimana  adalah matriks T x T dengan elemen  |i-j| 1 – . Berdasarkan persamaan tersebut maka Covy = V =  +  2 R +  2  ZZ T = blok-diagonal  i +  2  +  2  J T = blok-diagonalV i 4.35 4.36 4.37 4.38 4.39 83 dengan J T = 1 T 1 T T . Nilai tengah area kecil pada satu waktu T,  iT = x iT T  +  i + u iT , merupakan kasus khusus dari kombinasi linear  = l T  + l 1 T v + l 2 T u yang dapat diduga berdasarkan sebaran posteriornya pada pendekatan Bayes berhirarki dimana l = x iT , l 1 adalah vektor m dengan nilai 1 pada posisi ke-i dan 0 pada selainnya, serta l 2 adalah vektor mT dengan nilai 1 pada posisi ke-iT dan 0 pada selainnya. Misalnya diasumsikan bahwa  2 ,  2  , dan  adalah diketahui, maka penduga Bayes bagi  adalah τ~ = l T β ~ +  2  l 1 T Z T +  2 l 2 T R V -1 y – X β ~ dimana β ~ = X T V -1 X -1 X T V -1 y adalah penduga kuadrat terkecil terampat generalized least-squares bagi . Apabila menggunakan struktur l 1 , l 2 , Z, R, dan V , maka dapat diperoleh bahwa iT θ ~ = a  2 ,  2  , , y = x iT T β ~ +  2  l T +  2  T T  i +  2  +  2  J T -1 y i – X i β ~ , dimana  T adalah baris ke-T dari matriks . Penduganya mungkin juga ditulis sebagai jumlah terboboti dari penduga langsung y iT , penduga sintetik x iT T β ~ , dan sisaan y ij – x ij T β ~ , j = 1, ..., T–1 : iT θ ~ = w iT y iT + 1 – w iT x iT T β ~ +     1 1 T , ~ T j ij ij ij y w β x dimana w i1 , …, w iT =  2  l T +  2  T T V i -1 . Secara praktis, parameter  2 ,  2  , dan  biasanya tidak diketahui. Misalkan diasumsikan bahwa  diketahui dan mengganti  2 dan  2  dengan penduganya yakni ρ σˆ 2 , ρ σˆ 2 υ untuk memperoleh penduga ρ θˆ 2 iT . Penduga  2 dapat diperoleh dengan cara transformasi untuk mengeliminasi pengaruh acak  i . Pertama mentransformasi y i ke z i = Py i sehingga matriks koragam dari Pu i adalah  2 I T . Matriks P berukuran T x T, dimana elemen pada diagonal utamanya adalah ρ 1 2  ; elemen pada diagonal lainnya adalah 1; elemen pada posisi ke t + 1, t adalah –  untuk t = 1, ..., T–1; dan elemen lainnya adalah 0. 4.40 4.41 4.42 84                                          ρ 1 1 ρ 1 ρ 1 ρ 1 ρ ρ 1 ρ 1 ρ 1 P 2 2 2 2 2 ... . ... . . . . ... ... ... ... Model hasil transformasi adalah z i = PX i  + f i + Pu i + e i , i = 1, …, m, dimana f = f 1 , …, f T T dengan f 1 = ρ 1 2  dan f t = 1 –  untuk 2  t  T. Selanjutnya dilakukan pentransformasian terhadap z i menjadi z i 1 = I T – Dz i dimana D = ff T c dengan c = f T f = 1 – {T – T – 2}. Hal ini menghasilkan model tereduksi sebagai berikut: z i 1 = H i 1  + e i , i = 1, …, m, dimana H i 1 = I T – DPX i dan e i = I T – DPu i + e i , dan Cove i = I T – D  2 I T + P  i P T I T – D T . Nilai  2 dapat diduga melalui model tereduksi 4.44 menggunakan jumlah kuadrat galatnya. Misalkan z 1 = [z 1 1 T , …, z m 1 T ] T , H 1 = [H 1 1 T , …, H m 1 T ], dan e e ˆ ˆ T adalah jumlah kuadrat galat yang diperoleh dengan meregresikan antara z 1 dengan H 1 . Penduga tidak bias bagi  2 adalah ρ σ~ 2 = e e ˆ ˆ T – tr[{blok-diagonal i I T – D – H 1 H 1T H 1 – H 1T x blok-diagonal i P  i P T ]{mT – 1 – rH 1 } –1 , dimana A – adalah kebalikan umum matriks A. Pada persamaan di atas, e e ˆ ˆ T = e i T I mT – H 1 H 1T H 1 – H 1T e i . 4.43 4.44 85 Nilai   2 dapat diduga dengan cara mentransformasi persamaan 4.43 , yaitu mengubah z i menjadi 2 1  c f T z i sehingga u i = 2 1  c f T Pu i mempunyai nilai tengah 0 dan ragam  2 . Model transformasi tersebut adalah 2 1  c f T z i = 2 1  c f T PX i  + 2 1 c  i + u i + 2 1  c f T Pe i dengan ragam galat c   2 +   2 + c -1 f T P  i P T f . Misalkan u u ˆ ˆ T adalah jumlah kuadrat galat yang diperoleh dengan meregresikan 2 1  c f T z i terhadap 2 1  c f T PX i . Penduga tidak bias bagi   2 adalah ρ σ~ 2 υ = c -1 {m – rF} -1 u u ˆ ˆ T – tr[I m – FF T F – F T }diag i c -1 f T P  i P T f } – c -1 ρ σ~ 2 , dimana F = X 1 T P T f , ..., X m T P T f T . Ketidakbiasan ρ σ~ 2 υ terkait dengan nilai harapan u u ˆ ˆ T yaitu E u u ˆ ˆ T = c   2 +   2 {m – rF} + tr[{I m – FF T F – F T }diag i c -1 f T P  i P T f ].

4.5. Penduga Bagi KTG