Pendahuluan Keunggulan Metode Bayes daripada Metode PTLT pada Model SAE Secara Analitik

103

BAB V 5.

Pembahasan Umum

5.1. Pendahuluan

Berdasarkan hasil pada Bab III, penerapan metode pendugaan tidak langsung pada area kecil untuk data Susenas menunjukkan bahwa nilai AKTG- nya lebih kecil dibandingkan dengan AKTG pada metode pendugaan langsung. Ini menunjukkan bahwa pengaruh acak area maupun pengaruh sintetik vektor kovariat berfungsi mengkalibrasi hasil pendugaan langsung yang hanya didasarkan pada data survei semata. Informasi tambahan yang berupa nilai parameter dari area kecil lain yang memiliki karakteristik serupa dengan area kecil yang menjadi perhatian maupun nilai dari peubah yang memiliki hubungan dengan peubah yang sedang diamati secara statistik memiliki sifat penguatan borrowing strength dari hubungan antara nilai peubah respon dan informasi tambahan tersebut. Pada data deret waktu Susenas AKTG lebih kecil pada metode pemodelan area kecil PTLTE deret waktu dibandingkan dengan AKTG pada metode PTLTE penampang melintang. Ini menunjukkan bahwa pengaruh acak area dan waktu maupun pengaruh sintetik vektor kovariat berfungsi memperbaiki hasil pendugaan metode PTLTE yang hanya didasarkan pada data survei pada satu tahun saja. Berdasarkan data simulasi dapat diketahui bahwa nilai AKTGR metode PTLTE deret waktu cenderung jauh mengecil dibandingkan dengan nilai AKTGR metode PTLTE penampang melintang pada waktu T dan korelasi diri  yang sama-sama besar. Hasil yang terdapat pada Bab IV menunjukkan pada data deret waktu Susenas nilai AKTG lebih kecil pada metode pemodelan area kecil Bayes berhirarki dibandingkan dengan AKTG pada metode PTLTE. Hal ini mengindikasikan bahwa metode Bayes berhirarki lebih baik daripada PTLTE dalam menurunkan AKTG. Penurunan AKTG ini sebagai akibat adanya 104 penguraian komponen ragam yang terdapat di dalam model, termasuk komponen ragam yang diakibatkan oleh fluktuasi tingkat pengeluaran perkapita antar tahun.

5.2. Keunggulan Metode Bayes daripada Metode PTLT pada Model SAE Secara Analitik

Berdasarkan kajian data simulasi pada Bab IV, dapat diketahui bahwa metode Bayes berhirarki menghasilkan KTG yang lebih kecil daripada metode PTLT pada model SAE yang memasukkan pengaruh acak area dan waktu. Pada bagian ini dibandingkan kedua metode tersebut melalui pendekatan analitik. Misalkan y itl adalah nilai karakteristik yang menjadi perhatian pada unit ke- l, waktu ke-t, dan pada area kecil ke-i i = 1, 2, ..., m; t = 1, 2, ..., T; l = 1, 2, ..., n it ,  =  1 ,  2 , ...,  m T , dan  2 =  1 2 ,  2 2 , ...,  m 2 T . Model hirarkinya dapat dinyatakan sebagai berikut: Level 1 : y itl |  it ,  it 2  N it ,  it 2 Level 2 :  it | ,  2  Nx i T ,  2 Level 3 :  it 2  p it 2 , dimana p adalah suatu fungsi kepekatan peluang . Apabila  diketahui, maka PTLT bagi  it adalah PTLT it ˆ = x i T  +  it PTLT y it. - x i T  dimana  it PTLT = n it  2 n it  2 + ,  = E it 2 , dan y it. = n it -1 y itl . Misalkan y = y 1t , …, y mt dan y it = y it1 , y it2 , …, y itni T . Penduga Bayes bagi  it adalah BB it ˆ = x i T  +  it BB y it. - x i T  dimana  it BB = E{n it  2 n it  2 +  it 2 |y}, E adalah nilai harapan berdasarkan sebaran posterior dari  it 2 , yaitu σ σ σ 2 1 exp σ σ | σ 2 2 . 2 2 2 2 2 2 1 2 it T i it it it it it it it it n it it it it p y n n S n y f it                     β x    it 2 0, sedangkan 2 . 1 2 it n l itl it y y S it     . 5.1 5.2 5.3 105 Karakteristik penduga Bayes dan PTLT di atas, BB it ˆ dan PTLT it ˆ , dapat diperhatikan dalam tiga hal, yaitu bias, resiko berdasarkan KTG, dan kekonsistenan. a Bias Untuk penduga Bayes, E BB it ˆ = EE{ it |y} = E  it , sedangkan untuk penduga PTLT, E PTLT it ˆ = x i T  +  it PTLT {Ey it. - x i T } = x i T  = E  it . Karena E BB it ˆ = E it dan E PTLT it ˆ = E  it maka penduga Bayes dan penduga PTLT pada model SAE bersifat tidak bias, artinya bahwa E BB it ˆ -  it = 0 dan E PTLT it ˆ -  it = 0. b Resiko Resiko suatu penduga dapat dinyatakan sebagai r it ˆ = E it ˆ - it  2 , yaitu kuadrat tengah galat KTG bagi penduga tersebut. Perbedaan resiko antara penduga PTLT dan penduga Bayes pada model SAE di atas dapat dinyatakan sebagai berikut: r PTLT it ˆ – r BB it ˆ = E PTLT it ˆ - it  2 - E BB it ˆ - it  2 = E PTLT it ˆ - BB it ˆ 2 = E{  i PTLT -  it BB 2 y it. - x i T  2 }. Berdasarkan hasil tersebut, perbedaan resiko antara penduga PTLT dan penduga Bayes tergantung pada selisih pembobotnya, yaitu  it PTLT dan  it BB ξ τ τ γ 2 2   it it PTLT it n n ,  = E it 2 dan           y n n E it it it BB it σ τ τ γ 2 2 2 . Resiko penduga PTLT sama dengan penduga Bayes, jika dan hanya jika pembobotnya sama besar yaitu 5.4 5.5 5.6 5.7 106 5.11          y n n E n n it it it it it σ τ τ ξ τ τ 2 2 2 2 2 . Namun kondisi seperti ini, yaitu resiko penduga PTLT sama dengan penduga Bayes, tidak mungkin dapat dipenuhi, karena menurut pertidaksamaan Jensen     E E y E        . Sehingga apabila pertidaksamaan Jensen ini diterapkan pada resiko penduga PTLT dan Bayes dapat dinyatakan sebagai berikut:                σ τ τ σ τ τ 2 2 2 2 2 2 it it it it it it E n E n E y n n E                ξ τ τ σ τ τ 2 2 2 2 2 it it it it it n n y n n E PTLT it BB it γ γ  . Karena pembobot penduga Bayes lebih kecil daripada penduga PTLT, PTLT it BB it γ γ  , maka resiko penduga Bayes berdasarkan pertidaksamaan tersebut lebih kecil daripada resiko penduga PTLT, yaitu r BB it ˆ r PTLT it ˆ  E BB it ˆ - it  2 E PTLT it ˆ - it  2  KTG BB it ˆ KTG PTLT it ˆ c Konsisten Apabila n ˆ merupakan penduga parameter  yang ditentukan berdasarkan contoh berukuran n, maka n ˆ disebut penduga yang konsisten apabila n ˆ konvergen dalam peluang ke  untuk n  , atau untuk setiap  0, | ˆ | lim         n n P Hal ini dapat dipenuhi apabila n ˆ merupakan penduga yang tidak bias bagi  dan ragamnya, Var n ˆ , mendekati nol untuk n  . Dengan demikian, untuk nilai n yang cukup besar, n ˆ mendekati sifat suatu konstanta yang bernilai sama dengan parameter . 5.8 5.9 5.10 107 5.12 Pada Bab III dan Bab IV telah dipaparkan bahwa ragam penduga PTLT PTLT it ˆ dan penduga Bayes berhirarki BB it ˆ lebih kecil daripada ragam penduga langsung L it ˆ , yaitu Var L it ˆ Var PTLT it ˆ Var BB it ˆ . Karena Var L it ˆ berbanding terbalik dengan n, maka ˆ lim ˆ lim ˆ lim          BB it n PTLT it n L it n Var Var Var    Pada poin a di atas juga telah dijabarkan bahwa PTLT it ˆ dan BB it ˆ bersifat tidak bias, maka sesuai dengan definisi di atas, penduga PTLT PTLT it ˆ dan penduga Bayes berhirarki BB it ˆ merupakan penduga yang bersifat konsisten. Berdasarkan kajian analitik di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada model SAE yang memasukkan pengaruh acak area dan waktu, penduga PTLT yang berbasis pada metode kemungkinan maksimum terbatas REML dan penduga Bayes berhirarki sama-sama bersifat tidak bias dan konsisten. Namun, resiko atau KTG yang dihasilkan penduga Bayes lebih kecil daripada penduga PTLT, artinya dalam hal ini penduga Bayes lebih baik daripada penduga PTLT.

5.3. Hasil Studi Kasus pada Data