Pendugaan Data Rumah Tangga Persoalan Ukuran Contoh pada Susenas

27 Gambar 2.1. Diagram Alur Metode Penarikan Contoh Susenas Populasi Blok Sensus di KabKota Daerah Perkotaan Daerah Perdesaan Pilih Sampel BS Kor Pilih Sampel BS Modul Probability Proportional to Size PPS- Linear Systematic Sampling LSS Jmlh RT Pilih Sampel BS Kor Pilih Sampel BS Modul Jml RT di BS 150 Bentuk sub Blok Sensus dan pilih 1 sub Blok Sensus Ya Jml RT di BS 150 Bentuk sub Blok Sensus dan pilih 1 sub Blok Sensus Ya Pilih Sampel 16 RTBS Pilih Contoh 16 RTBS Tidak Tidak PPS - LSS LSS

2.4.3. Pendugaan Data Rumah Tangga

Metode pendugaan yang digunakan dalam Susenas menggunakan metode secara langsung direct estimate dan penduga rasio dengan rasio jumlah rumah tangga untuk mengestimasi karakteristik rumah tangga dan rasio penduduk untuk mengestimasi karakteristik penduduk. Dugaan untuk karakteristik y dalam suatu 28 kabupatenkota di daerah perkotaan dan daerah pedesaan adalah dengan menggunakan rumus metode sampling dua tahap apabila 3 tahap dilakukan pemilihan sub blok, formula disesuaikan.

2.4.4. Persoalan Ukuran Contoh pada Susenas

Sebagaimana disebutkan sebelumnya bahwa satuan penarikan contoh pada Susenas adalah rumah tangga. Banyaknya rumah tangga yang diambil dari suatu blok desa adalah 16 rumah tangga dan 32 rumah tangga apabila jumlah populasi rumah tangga di blok tersebut besar. Perbandingan antara ukuran contoh Susenas tahun 2005 yaitu n = 16 untuk desa-desa di wilayah Kota Bogor dengan jumlah n ideal minimum pada batas d = 0.01 disajikan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Perbandingan Antara Ukuran Contoh Susenas 2005 n dengan Jumlah n ideal Minimum pada Batas d = 0.01. Jumlah n Minimum untuk d = 0.01 Nilai  No Nama Desa N n Koefisien Keragaman 0.10 0.05 0.025 0.01 1 Mulyaharja 2483 16 0.10831 29 41 54 70 2 Pamoyanan 2438 16 0.13798 37 52 68 89 3 Ranggamekar 2322 16 0.10836 29 41 54 70 4 Genteng 1568 16 0.11235 30 43 55 72 5 Kertamaya 1083 16 0.10917 29 41 53 68 6 Bojongkerta 1945 16 0.10850 29 41 54 70 7 Harjasari 2686 16 0.11856 32 45 59 77 8 Muarasari 1691 16 0.10862 29 41 53 70 9 Cipaku 2730 16 0.13139 35 50 65 85 10 Batutulis 2768 16 0.59367 152 211 270 345 11 Empang 4236 16 0.08935 24 35 45 59 12 Cikaret 3823 16 0.10081 27 39 50 66 13 Sindangrasa 2202 16 0.12011 32 46 59 77 14 Katulampa 4657 16 0.14457 39 55 72 95 15 Baranangsiang 6029 16 0.30552 82 116 150 197 16 Sukasari 2791 16 0.67690 171 238 304 388 17 Bantarjati 5082 16 0.30566 81 115 150 196 18 Tegalgundil 5930 16 0.40981 109 154 199 261 29 Jumlah n Minimum untuk d = 0.01 Nilai  No Nama Desa N n Koefisien Keragaman 0.10 0.05 0.025 0.01 19 Tanahbaru 4326 16 0.18028 48 69 89 117 20 Cimahpar 3058 16 0.17541 47 66 86 113 21 Ciluar 2968 16 0.19584 52 74 96 125 22 Cibuluh 4692 16 0.24046 64 91 118 155 23 Kedunghalang 4440 15 0.48378 127 179 231 300 24 Ciparigi 4691 16 0.22456 60 85 111 145 25 Paledang 2354 16 0.45178 116 162 208 267 26 Gudang 1920 16 0.45244 115 160 204 260 27 Babakanpasar 2545 16 0.63301 160 223 283 361 28 Tegallega 4339 16 0.22519 60 85 111 145 29 Babakan 1886 16 0.45250 115 160 203 260 30 Sempur 2122 16 0.45210 116 161 206 263 31 Cibogor 1740 16 0.45281 114 159 202 257 32 Kebonkelapa 2752 16 0.18445 49 70 90 118 33 Pasirkuda 3177 16 0.26315 70 99 127 166 34 Pasirjaya 4189 16 0.10803 29 42 54 71 35 Gunungbatu 4328 16 0.07421 20 29 37 49 36 Loji 2905 16 0.26327 70 98 127 165 37 Menteng 3363 16 0.17329 46 66 85 112 38 Cilendek Barat 3284 16 0.07422 20 29 37 49 39 Sindangbarang 2910 16 0.41926 109 153 197 255 40 Margajaya 1159 16 0.26535 68 94 120 153 41 Situgede 1833 16 0.14633 39 55 71 93 42 Bubulak 2147 16 0.26376 69 97 125 162 43 Curugmekar 2287 16 0.26364 69 98 126 163 44 Curug 2164 16 0.26374 69 97 125 162 45 Kedungwaringin 4377 16 0.14562 39 56 72 95 46 Kedungjaya 2680 16 0.28078 74 104 135 175 47 Kebonpedes 4871 16 0.07827 21 30 40 52 48 Tanahsareal 1990 16 0.18451 49 69 89 116 49 Kedungbadak 5941 32 0.51666 136 193 249 325 50 Sukaresmi 2272 16 0.18434 49 69 89 117 51 Cibadak 3813 16 0.49892 130 183 236 305 52 Kayumanis 2272 16 0.21174 56 79 102 133 30 Jumlah n Minimum untuk d = 0.01 Nilai  No Nama Desa N n Koefisien Keragaman 0.10 0.05 0.025 0.01 53 Mekarwangi 2696 16 0.18415 49 69 90 117 54 Kencana 2154 16 0.22799 60 85 109 142 . 1 } 1 { } 1 { 1 ˆ ˆ 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 d N y s N N z y s N N N z d N y z y N z n y y x x                                           Pada Tabel 2.1 tersebut N merupakan jumlah populasi rumah tangga di area kecil desa dan n adalah ukuran contoh Susenas 2005 pada area tersebut. Jumlah n minimum pada d = 0.01 ditentukan sebagaimana pada persamaan 2.25 , dimana d adalah perebedaan relatif mutlak antara parameter dengan dugaannya yaitu, |  - θˆ |  d. Berdasarkan hasil pada Tabel 2.1 tersebut ukuran contoh Susenas pada tingkat desa sangat kecil, jauh dari jumlah contoh minimum yang diperlukan. Oleh karena itu diperlukan pengembangan metodologi pendugaan untuk mengatasi persoalan ukuran contoh kecil ini. Salah satu metodologi yang saat ini menjadi perhatian para statistisi dunia untuk mengatasi persoalan tersebut adalah metode SAE yang menjadi fokus utama pada disertasi ini. 2.25 31

BAB III 3.

Metode Prediksi Tak-Bias Linear Terbaik untuk Pendugaan Area Kecil Berdasarkan Model State Space

3.1. Pendahuluan

Sebagaimana dipaparkan pada Bab II bahwa ukuran contoh pada sub-area survei terkadang berukuran kecil sehingga statistik yang diperoleh akan memiliki ragam yang besar atau bahkan pendugaan bisa saja tidak dapat dilakukan pada sub-area tertentu karena sub-area tersebut tidak terpilih menjadi contoh. Metode SAE dikembangkan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Area kecil dapat didefinisikan sebagai himpunan bagian dari populasi dimana suatu peubah menjadi perhatian. Pendekatan klasik untuk menduga parameter area kecil didasarkan pada aplikasi model desain penarikan contoh yang menghasilkan metode pendugaan langsung Rao, 2003; Chambers dan Chandra, 2006; Lahiri, 2008. Informasi tambahan dapat digunakan untuk meningkatkan akurasi dan presisi suatu penduga. Pada SAE, informasi tambahan tersebut dapat berupa nilai parameter dari area kecil lain yang memiliki karakteristik serupa dengan area kecil yang menjadi perhatian, atau nilai pada waktu yang lalu, atau nilai dari peubah yang memiliki hubungan dengan peubah yang sedang diamati. Pendugaan paramater dan inferensianya yang berdasarkan pada informasi tambahan tersebut, dinamakan pendugaan tidak langsung atau model-based. Metode dengan memanfaatkan informasi tambahan tersebut secara statistik memiliki sifat penguatan borrowing strength dari hubungan antara nilai peubah respon dan informasi tambahan tersebut. Asumsi dasar dalam pengembangan model untuk SAE adalah bahwa keragaman peubah respon di dalam area kecil dapat diterangkan oleh hubungan keragaman yang bersesuaian pada informasi tambahan yang disebut sebagai