Data Simulasi Penduga Bagi KTG

96

4.7.2. Data Simulasi

Data simulasi digunakan untuk mengetahui berbagai karakteristik pendugaan pada beberapa kondisi yang berbeda. Pada penelitian ini, proses simulasi difokuskan untuk mengetahui pengaruh banyaknya waktu T dan korelasi diri . Sementara model dan metode penarikan contohnya mengikuti model dan metode penarikan contoh Susenas. Selanjutnya dievaluasi tentang relatif biasnya dan nilai AKTG-nya. Pembangkitan data didasarkan pada model di atas, yaitu: it ˆ = x it T  + v i + u it dan u it = u i,t-1 +  it , dengan v i  iid 0,  v 2 dan  it  iid N0,  2 . Ragam penarikan contoh dianggap mengikuti pola pada Bayes berhirarki model 2 yaitu it ˆ | it ,  it 2  N  it , [1 – f ]  it 2 n it dan [n it -1]s it 2  it 2 ~  2 n it -1. Nilai  v = 41.7 dan  = 22.6 yang diperoleh dari hasil Bayes berhirarki data Susenas di atas. Vektor kovariat x it T = x it1 , ..., x it5 dibangkitkan sebagai peubah tetap fixed, sedangkan vektor  nilainya diambil dari hasil Bayes berhirarki data Susenas yaitu  = 61.890,  1 = 5.360,  2 = -1.012,  3 = 0.850,  4 = -0.990, dan  5 = -7.879. Parameter it  = x it T  sedangkan penduga langsung bagi it  diperoleh dari persamaan di atas yaitu it ˆ = x it T  + v i + u it = it  + v i + u it dan u it = u i,t-1 +  it. Simulasi dilakukan untuk banyaknya waktu T yang berbeda yaitu T = 3, 5, dan 7, dengan lima nilai korelasi diri yaitu  = 0.01, 0.25, 0.45, 0.60, dan 0.85. Selanjutnya dibandingkan relatif bias dan nilai AKTG-nya antara metode Bayes berhirarki model 1 dengan model 2. Pada Tabel 4.3, BB-1 adalah metode Bayes berhirarki model 1 dan BB-2 adalah metode Bayes berhirarki model 2. Nilai bias relatif mutlak BRM absolute relative bias ARB dihitung sebagai berikut: BRM i =            R r i i r R 1 ˆ 1    4.62 4.63 97 dimana R adalah banyaknya simulasi, yaitu R = 10,000. Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa secara umum bias relatif mutlak tidak berbeda antara metode Bayes berhirarki model 1 dengan model 2. Artinya, metode Bayes berhirarki model 1 dan model 2 sama-sama menghasilkan penduga yang bersifat tidak bias. Tabel 4.3. Nilai Rata-rata Bias Relatif Mutlak BRM pada Metode Bayes Berhirarki Model 1 dengan Model 2 untuk Data Simulasi T = 3 T = 5 T = 7 Korelasi Diri  BB-1 BB-2 BB-1 BB-2 BB-1 BB-2 0.01 0.0000120 0.0000123 0.0000115 0.0000111 0.0000122 0.0000111 0.25 0.0000124 0.0000117 0.0000129 0.0000108 0.0000116 0.0000121 0.45 0.0000126 0.0000118 0.0000106 0.0000122 0.0000119 0.0000097 0.60 0.0000121 0.0000116 0.0000126 0.0000097 0.0000095 0.0000119 0.85 0.0000132 0.0000108 0.0000125 0.0000124 0.0000110 0.0000112 Tabel 4.4 menunjukkan hasil nilai rata-rata akar kuadrat tengah galat relatif AKTGR relative root of mean square of error RRMSE pada metode Bayes berhirarki model 1 dan model 2. Nilai AKTGR dihitung sebagai berikut : i R r i r i R KTGR        1 2 ˆ 1 A . Berdasarkan Tabel 4.4 nilai AKTGR metode Bayes berhirarki model 2 cenderung lebih kecil dibandingkan dengan nilai AKTGR metode Bayes berhirarki model 1 pada waktu T dan korelasi diri  yang sama-sama besar. Artinya, pengaruh pengamatan antar waktu yang diakibatkan oleh banyaknya waktu T dan korelasi diri  dapat memperbaiki pendugaan parameter pada area kecil yang diindikasikan dengan menurunnya nilai AKTGR tersebut. 4.64 98 Tabel 4.4. Nilai Rata-rata AKTGR pada Metode Bayes Berhirarki Model 1 dengan Model 2 untuk Data Simulasi T = 3 T = 5 T = 7 Korelasi Diri  BB-1 BB-2 BB-1 BB-2 BB-1 BB-2 0.01 0.1823 0.1141 0.1825 0.1075 0.1751 0.0987 0.25 0.1824 0.0991 0.1734 0.1002 0.1593 0.0965 0.45 0.1613 0.0825 0.1507 0.0813 0.1345 0.0701 0.60 0.1327 0.0626 0.1328 0.0527 0.1278 0.0364 0.85 0.1178 0.0311 0.1121 0.0312 0.1093 0.0297 Secara umum, karakteristik penduga parameter peubah tetap, yaitu  ,  1 ,  2 ,  3 ,  4 , dan  5 , cenderung identik antara hasil metode Bayes berhirarki model 1 dengan model 2 dalam bentuk pola sebaran Normal. Perbedaan relatif antara βˆ dengan parameter  adalah kecil. Artinya, pengaruh kovariat dapat dikatakan tidak berbeda antara metode Bayes berhirarki model 1 dengan model 2. Hasil tersebut disajikan pada Gambar 4.3 – 4.8. ˆ Data Fr e q u e n c y 112 96 80 64 48 32 16 600 500 400 300 200 100 61,86 14,76 10000 61,05 13,79 10000 Mean StDev N Beta0-BB1 Beta0-BB2 Variable B0 Gambar 4.3. Karakteristik Penduga Parameter Peubah Tetap Fixed  untuk Metode Bayes Berhirarki Model 1 dan Model 2 Penduga  99 Data Fr e q u e n c y 6,325 6,050 5,775 5,500 5,225 4,950 4,675 4,400 400 300 200 100 5,358 0,2534 10000 5,376 0,2680 10000 Mean StDev N Beta1-BB1 Beta1-BB2 Variable B1 Gambar 4.4. Karakteristik Penduga Parameter Peubah Tetap Fixed  1 untuk Metode Bayes Berhirarki Model 1 dan Model 2 Data Fr e q u e n c y -0,36 -0,54 -0,72 -0,90 -1,08 -1,26 -1,44 -1,62 500 400 300 200 100 -1,011 0,1621 10000 -1,014 0,1616 10000 Mean StDev N Beta2-BB1 Beta2-BB2 Variable B2 Gambar 4.5. Karakteristik Penduga Parameter Peubah Tetap Fixed  2 untuk Metode Bayes Berhirarki Model 1 dan Model 2 Penduga  1 Penduga  2 100 Data Fr e q u e n c y 1,26 1,12 0,98 0,84 0,70 0,56 0,42 700 600 500 400 300 200 100 0,8503 0,1279 10000 0,8420 0,1207 10000 Mean StDev N Beta3-BB1 Beta3-BB2 Variable B3 Gambar 4.6. Karakteristik Penduga Parameter Peubah Tetap Fixed  3 untuk Metode Bayes Berhirarki Model 1 dan Model 2 Data Fr e q u e n c y -0,48 -0,64 -0,80 -0,96 -1,12 -1,28 -1,44 -1,60 600 500 400 300 200 100 -0,9913 0,1505 10000 -1,006 0,1340 10000 Mean StDev N Beta4-BB1 Beta4-BB2 Variable B4 Gambar 4.7. Karakteristik Penduga Parameter Peubah Tetap Fixed  4 untuk Metode Bayes Berhirarki Model 1 dan Model 2 Penduga  3 Penduga  4 101 Data Fr e q u e n c y -1,6 -3,2 -4,8 -6,4 -8,0 -9,6 -11,2 -12,8 700 600 500 400 300 200 100 -7,869 1,138 10000 -7,030 1,417 10000 Mean StDev N Beta5-BB1 Beta5-BB2 Variable B5 Gambar 4.8. Karakteristik Penduga Parameter Peubah Tetap Fixed  5 untuk Metode Bayes Berhirarki Model 1 dan Model 2

4.8. Simpulan