21
bendera setiap Senin di sekolah dengan khikmad, giat dan tekun belajar untuk meraih cita-cita, melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan dan mendoakan
semoga arwahnya diterima disisi Tuhan Yang Maha Esa, meneladani semangat perjuangan para pahlawan dalam kehidupan sehari-hari, serta mengisi
kemerdekaan dengan hal-hal positif seperti rela berjuang demi bangsa dan negara
dan berpendirian tetapi juga menghormati pendapat orang lain. Berdasarkan materi proklamasi kemerdekaan Indonesia tersebut, dapat
disimpulkan bahwa karakteristik materi proklamasi kemerdekaan Indonesia lebih cenderung bersifat hafalan. Siswa dituntut untuk menghafal kronologi peristiwa
proklamasi kemerdekaan indonesia. Untuk itu, materi proklamasi kemerdekaan Indonesia lebih cocok diterapkan dengan model pembelajaran yang inovatif,
kreatif, efektif dan menyenangkan. Model pembelajaran yang dimaksud yaitu model pembelajaran kooperatif, karena model pembelajaran kooperatif akan
membuat siswa lebih mudah memahami materi dan melatih siswa untuk bersosialisasi dengan teman yang lain.
2.1.10 Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif sudah lama dikembangkan oleh para ahli sebagai alternatif untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Model kooperatif ini
menekankan efektivitas pembelajaran pada keterlibatan peserta didik pada proses pembelajaran. Model pembelajaran ini memandang keberhasilan dalam belajar
bukan semata-mata diperoleh dari guru, melainkan juga diperoleh dari pihak lain yang terlibat dalam pembelajaran seperti teman sebaya.
22
Menurut Johnson dalam Susanto 2014: 202 pembelajaran kooperatif artinya belajar bersama-sama dan saling membantu antar individu satu dengan
individu lainnya serta memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok mampu mencapai tujuan atau tugas yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut Nur
dalam Susanto 2014: 203 pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang siswanya bekerja dalam kelompok kecil, setiap kelompok
terdiri dari siswa yang memiliki perbedaan kemampuan, jenis kelamin bahkan latar belakang untuk saling membantu satu sama lainnya sebagai sebuah tim
dalam belajar. Huda 2014: 111 menyatakan bahwa salah satu asumsi yang mendasari pengembangan pembelajaran kooperatif cooperative learning ialah
sinergi yang muncul melalui kerja sama akan meningkatkan motivasi yang jauh lebih besar daripada melalui lingkungan kompetitif individual.
Ibrahim dalam Susanto 2014: 206 menyatakan bahwa terdapat tiga tujuan instruksional penting yang dapat dicapai dengan pembelajaran kooperatif
yaitu: 1 Hasil belajar siswa diharapkan dapat meningkat, karena dengan model pembelajaran kooperatif siswa terhindar dari rasa jenuh serta dapat memotivasi
belajar siswa; 2 Dapat menerima perbedaankeragaman individu, pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi
untuk saling bekerja sama dengan siswa lain dalam mengerjakan tugas-tugas akademik, sehingga siswa dapat belajar untuk saling menghargai satu sama lain;
3 Pengembangan keterampilan sosial, pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Johnson dalam Renslow
2015: 18 menyatakan bahwa “explains that cooperative learning is a generic term that refers to many ways one can conduct and organize the
ir class”. Artinya,
23
pembelajaran kooperatif merupakan istilah yang mengacu pada banyak cara untuk melakukan dan mengatur kelas. Pembelajaran kooperatif berguna untuk mengatur
siswa di kelas agar aktif dalam proses pembelajaran. Dari beberapa uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam sebuah kelompok.
Model pembelajaran kooperatif terdiri atas berbagai tipe, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Artikulasi.
2.1.11 Model Pembelajaran Artikulasi