25 dapat menyampaikan ide-ide yang dimilikinya.
1.2.12 Penerapan Model Artikulasi pada Materi Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.
Untuk menerapkan model Artikulasi pada pembelajaran materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diperlukan langkah-langkah berikut:
1 Guru menjelaskan materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
2 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil yang
beranggotakan 2 orang untuk menjelaskan kembali materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang telah diberikan oleh guru.
3 Guru memberi waktu 10-15 menit kepada siswa untuk menjelaskan materi
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia kepada teman satu kelompok dan membuat ringkasan.
4 Guru menunjuk siswa secara acak untuk mempresentasikan hasil
wawancara bersama teman satu kelompoknya. 5
Guru menjelaskan kembali materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang sekiranya belum dipahami oleh siswa.
6 Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
2.2 Kajian Empiris
Beberapa hasil penelitian yang mendukung pada penelitian ini di antaranya adalah:
1 Ni Luh Eni Agustini, A. A. Gede Agung, dan Ni Ketut Suarni dari
Universitas Pendidikan Ganesha yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Artikulasi Berbantuan Media Kartu Gambar Untuk
Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak TK” pada tahun 2014. Hasil
26
penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I diperoleh rata-rata hasil sebesar 9,45. Sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata hasil sebesar 13,7. Dari
hasil tersebut dapat diketahui terjadinya peningkatan hasil belajar siswa. 2
Hasmiati Pese, Hendrik Arung Lamba, dan Muhammad Ali dari Universitas Tadulako
yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Artikulasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Kelas VIIIB
SMP Negeri 2 Marawola” pada tahun 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I diperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar 73,68 dan
daya serap klasikal sebesar 72,98. Sedangkan pada siklus II diperoleh ketuntasan belajar klasikal sebesar 89,47 dan daya serap klasikal sebesar
85,26. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar mengalami peningkatan.
3 Adi Ika Rachmawan dan Nur Kholis dari Universitas Negeri Surabaya yang
berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Artikulasi dengan Tipe Explicit Instruction Pada Standar
Kompetensi Menggunakan Hasil Pengukuran Listrik di SMK Negeri 2 Surabaya” pada tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-
rata hasil belajar siswa menggunakan model Artikulasi sebesar 82,00. Sedangkan siswa yang dibelajarkan menggunakan model explicit instruction
mendapat nilai rata-rata sebesar 72,89. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa model Artikulasi dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. 4
Waris Leluhur pada Jurnal Ilmiah Progressif yang berjudul “Pengaruh Persepsi Pembelajaran Model Artikulasi dengan Media LCD Proyektor dan
27
Tingkat Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII SMP Negeri 1 Licin Semester 2 Tahun Pelajaran
2011- 2012” pada tahun 2012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model
Artikulasi berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan koefisien determinasi berganda R square sebesar
0.656, yang berarti kontribusi teori dalam penelitian ini adalah sebesar 65.6 dan sisanya 34.4 dipengaruhi oleh hal-hal lain yang tidak diteliti, artinya
bahwa prestasi belajar siswa 65.6 dipengaruhi secara positif oleh metode Artikulasi dan media LCD Proyektor. Sedangkan yang 34.4 dipengaruhi
oleh hal-hal diluar variabel bebas tersebut, seperti latar belakang sosial siswa, kondisi keluarga, kemampu an serta sikap guru, dan sebagainya.
5 Evia Anjar Susanti, Wardi Syafmen, dan Yelli Ramalisa pada jurnal
Edumatica ya ng berjudul “Studi Perbandingan Hasil Belajar Matematika
Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe The Learning Celll dan Tipe Artikulasi di Kelas VII
SMPN 7 MA. Jambi” pada tahun 2011. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar
siswa yang diajar dengan menggunakan model Artikulasi lebih baik yaitu 66,67, sedangkan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan model
pembelajaran konvensional yaitu 63,41. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Artikulasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
6 Fistisia Rahmadini pada Jurnal Pendidikan Ekonomi yang berjudul
“Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Artikulasi Dibandingkan dengan Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe
NHT Numbered Head Together dalam Mata Pelajaran Ekonomi Siswa
28 Kelas X SMA Negeri 2 Bukittinggi” pada tahun 2013. Berdasarkan hasil
penelitian dapat diperoleh bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar yang menggunakan model Artikulasi dan yang menggunakan
model NHT. Pada saat menggunakan model Artikulasi rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa yaitu sebesar 80,75, sedangkan saat menggunakan
model NHT rata-rata hasil belajar yang dapat diperoleh siswa hanya sebesar 76,62. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Artikulasi dapat
meningkatkan hasil belajar siswa lebih baik dibanding model NHT. 7
Rohmah Nuriati , Bambang Priyo Darminto, dan Mita Hapsari Jannah pada Jurnal Pendidikan Matematika yang berjudul
“Eksperimentasi Model Pembelajaran Artikulasi dengan Mengunakan Alat Peraga pada Materi
Bangun Ruang” pada tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tertinggi yang diperoleh saat menggunakan model Artikulasi sebesar 95,
sedangkan saat menggunakan model konvensional sebesar 91. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa model Artikulasi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dibanding model konvensional. 8
Afrian Junianto pada Jurnal FKIP yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan hasil belajar IPS melalui Model Artikulasi dan Media Power Point” pada
tahun 2014. Pada penelitian ini terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar yaitu pada siklus I sebesar 83,38 dan pada siklus II sebesar 85,49. Selain hasil
belajar terdapat peningkatan pula pada aktivitas belajar siswa yaitu pada siklus I sebesar 69 dan pada siklus II sebesar 82,5. Dapat disimpulkan
bahwa model Artikulasi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, belum ada yang mengkaji variabel
29 performansi guru, serta belum menerapan model Artikulasi pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Pembelajaran Materi Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia melalui Model Artikulasi pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Somawangi Banjarnegara.
2.3 Kerangka Berpikir