44 menggunakan program SPSS 20, sehingga diperoleh 21 butir soal yang valid pada
siklus I, dan 17 butir soal pada siklus II.
3.6.3.1.2 Reliabilitas Tes
Sudjana 2009: 16 menyatakan bahwa “reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilai”. Artinya,
kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama, selanjutnya Arikunto 2010: 221 menambahkan bahwa “reliabilitas
menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah
baik”. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.
Berdasarkan hasil penghitungan validitas, diperoleh item yang valid sebanyak 25 butir soal, dan semuanya dipilih sebagai soal tes formatif. Item yang
valid tersebut kemudian dihitung indeks reliabilitasnya dengan menggunakan reliability analysis. Untuk dapat mengetahui reliabilitas tiap butir soal, peneliti
menggunakan cronbach’s alpha pada SPSS 20. Data dikatakan reliabel jika nilai Alpha 0,6 Priyatno, 2012:187. Berikut merupakan output hasil penghitungan
reliabilitas secara keseluruhan. Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas Siklus I
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
Cronbachs Alpha Based on Standardized
Items N of
Items ,744
,950 59
45
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diperoleh nilai cronbach’s alpha pada siklus I sebesar 0, 926, dan pada siklus II sebesar 0,900, sehingga dapat dikatakan
data tersebut reliabel.
3.6.3.1.3 Taraf Kesukaran
Sudjana 2009: 135 berpendapat bahwa “asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas dan
reliabilitas, adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut”. Keseimbangan yang dimaksud ialah adanya soal-soal yang termasuk kategori
mudah, sedang, dan sukar secara proporsional. Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus:
I =
N
Keterangan:
I = indekstaraf kesukaran untuk tiap soal B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksud Sudjana, 2009: 137
Kriteria yang digunakan ialah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah
soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal itu ialah sebagai berikut: -
0,30 = soal kategori sukar 0,31 - 0,70 = soal kategori sedang
46 0,71 - 1,00 = soal kategori mudah
Sudjana, 2009: 137 Pengujian taraf kesukaran dilakukan dengan membandingkan banyaknya
jumlah siswa yang menjawab soal benar pada setiap butir soal dibandingkan dengan jumlah peserta tes. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini harus
memenuhi kriteria kesukaran soal yang ditentukan, yaitu soal mudah, sedang, dan sulit. Berdasarkan hasil penghitungan manual diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3.3 Hasil Pengujian Taraf Kesukaran Kriteria
Nomor Soal Mudah 1, 2, 3, 7, 14, 15, 20, 23, 24, 25, 31, 32, 33,
34, 37, 39, 45, 46, 50, 53, 54, 60. Sedang 5, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 21, 22,
26, 27, 29, 35, 36, 38, 40, 42, 48, 49, 51, 56, 58.
3.6.3.1.4 Daya Pembeda