46 0,71 - 1,00 = soal kategori mudah
Sudjana, 2009: 137 Pengujian taraf kesukaran dilakukan dengan membandingkan banyaknya
jumlah siswa yang menjawab soal benar pada setiap butir soal dibandingkan dengan jumlah peserta tes. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini harus
memenuhi kriteria kesukaran soal yang ditentukan, yaitu soal mudah, sedang, dan sulit. Berdasarkan hasil penghitungan manual diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3.3 Hasil Pengujian Taraf Kesukaran Kriteria
Nomor Soal Mudah 1, 2, 3, 7, 14, 15, 20, 23, 24, 25, 31, 32, 33,
34, 37, 39, 45, 46, 50, 53, 54, 60. Sedang 5, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18, 19, 21, 22,
26, 27, 29, 35, 36, 38, 40, 42, 48, 49, 51, 56, 58.
3.6.3.1.4 Daya Pembeda
Arikunto 2013: 226 manyetakan bahwa “daya pembeda soal, adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan
tinggi dan siswa yang bodoh berkemampuan rendah”. Untuk menghitung daya pembeda digunakan rumus sebagai berikut:
D = B
J − B
J = P − P Keterangan:
J = jumlah peserta tes
47 J
A
= banyaknya peserta kelompok atas J
B
= banyaknya peserta kelompok bawah B
A
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B
B
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
P
A
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P
B
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Arikunto, 2013: 228
Untuk menafsirkan hasilnya dapat dilihat melalui klasifikasi berikut: D = 0,00 – 0,20 = jelek
D = 0,21 – 0,40 = cukup D = 0,41 – 0,70 = baik
D = 0,71 – 1,00 = baik sekali Sebelum daya beda soal dianalisis, terlebih dahulu siswa dibagi menjadi
dua kelompok sesuai jumlah skor atau jawaban benar yang didapat menjadi kelompok atas dan bawah. Pengujian daya beda diperoleh dari hasil penghitungan
jumlah jawaban benar pada kelompok atas dibanding jumlah siswa pada kelompok atas PA dikurangi hasil jumlah jawaban benar pada kelompok bawah
dibanding jumlah siswa pada kelompok bawah PB. Berdasarkan penghitungan daya beda soal secara manual, diperoleh data
dari 25 soal pada masing-masing siklus, terdapat 7 soal yang cukup, 6 soal yang baik, dan 7 soal yang baik sekali. Berikut merupakan data hasil penghitungan
daya beda soal secara manual.
48
Tabel 3.4 Hasil Pengujian Daya Pembeda Soal
No. Nomor Soal Daya Beda
Keterangan Nomor Soal Daya Beda
Keterangan
1 1
0,23 Cukup
23 0,21
Cukup 2
2 0,54
Baik 24
0,54 Baik
3 3
0,38 Cukup
26 0,54
Baik 4
5 0,46
Baik 27
0,44 Baik
5 6
0,61 Baik
29 0,46
Baik 6
7 0,54
Baik 32
0,23 Cukup
7 8
0,59 Baik
33 0,31
Cukup 8
10 0,46
Baik 34
0,23 Cukup
9 11
0,44 Baik
38 0,46
Baik 10
12 0,54
Baik 40
0,46 Baik
11 13
0,52 Baik
45 0,31
Cukup 12
14 0,23
Cukup 46
0,29 Cukup
13 15
0,31 Cukup
48 0,29
Cukup 14
16 0,37
Cukup 49
0,46 Baik
15 17
0,29 Cukup
50 0,3
Cukup 16
18 0,62
Baik 51
0,21 Cukup
17 19
0,46 Baik
53 0,31
Cukup 18
20 0,23
Cukup 54
0,23 Cukup
19 21
0,35 Cukup
56 0,48
Baik 20
22 0,46
Baik 60
0,54 Baik
Berdasarkan serangkaian pengujian pada soal, diperoleh 25 butir soal yang dijadikan sebagai soal tes formatif yang dilakukan pada setiap akhir siklus.
3.6.3.2 Teknik Non Tes