1
BAB I PENDAHULUAN
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah dan pemecahan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap manusia, karena melalui pendidikan manusia akan memperoleh pengalaman yang bermanfaat.
Pendidikan juga dapat mengembangkan potensi-potensi serta keterampilan- keterampilan yang dimiliki setiap individu untuk menghadapi perubahan jaman
yang semakin berkembang, sehingga setiap manusia berhak memperoleh pendidikan. Koderan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Sistem Pendidikan
Nasional, menjelaskan bahwa: Sistem Pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai
dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana,
terarah, dan berkesinambungan 2014: 8. Untuk mewujudkan pemerataan kesempatan pendidikan bagi setap warga negara
Indonesia pemerintah menetapkan program wajib belajar 9 tahun. Undang- Undang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 mendefinisikan pendidikan
sebagai berikut: Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
2
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara 2014: 8.
Melalui pendidikan manusia memperoleh pengalaman yang berguna bagi dirinya, keluarga, dan masyarakat. Peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan agar
kualitas manusia Indonesia mampu bersaing dalam menghadapi tantangan global. Di dalam dunia pendidikan diperlukan suatu kegiatan pembelajaran. Gagne,
Briggs, dan Wager dalam Winataputra 2008: 1.19 menjelaskan bahwa “pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa”. Pembelajaran yang efektif harus disesuaikan dengan kurikulum, serta disesuaikan dengan karakteristik siswa
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran yang AIKEM dan tidak menimbulkan kebosanan.
Untuk menciptakan pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan diperlukan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
Penggunaan model pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik materi pembelajaran dan
karakteristik peserta didik sehingga hasilnya optimal. Salah satu mata pelajaran yang menuntut penggunaan model pembelajaran yang sesuai adalah mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS. Menurut Nasution dalam Soewarso 2013: 1 IPS merupakan salah satu program pendidikan yang pada pokoknya
mempersoalkan hubungan manusia dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial, yang diambil dari berbagai ilmu-ilmu sosial geografi,
sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, politik dan psikologi sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan ilmu yang berkaitan dengan kehidupan
3 masyarakat. Melalui pembelajaran IPS, diharapkan siswa mampu
mengembangkan potensinya agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan
yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. IPS merupakan
mata pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan manusia dan cakupannya cukup luas, sehingga siswa merasa kesulitan untuk menghafal dan mencerna materi yang
diberikan guru. Tindakan yang harus dilakukan guru adalah menguasai materi. Selain harus menguasai materi, guru juga harus mampu mengaktifkan dan
menarik minat siswa untuk belajar IPS. Salah satu modal yang dapat
mengaktifkan dan menarik minat siswa dalam pembelajaran IPS adalah model pembelajaran Artikulasi.
Huda 2014: 268 menyatakan bahwa “model pembelajaran Artikulasi merupakan model pembelajaran yang prosesnya berlangsung layaknya pesan
berantai”. Artinya, apa yang telah diberikan guru wajib diteruskan siswa dengan menjelaskan pada siswa yang lainnya pasangan kelompoknya. Model
pembelajaran Artikulasi merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa aktif dan mandiri dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran tidak berpusat pada
guru. Model pembelajaran Artikulasi cocok diterapkan pada mata pelajaran IPS, karena pembelajaran IPS menuntut siswa mampu berinteraksi dengan orang lain.
Selain itu, model pembelajaran Artikulasi dapat membantu siswa memahami materi IPS yang luas sehingga sulit untuk dicerna.
Kesulitan memahami materi IPS dirasakan oleh siswa kelas V SD Negeri 2 Somawangi. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 23
4 Januari 2015 dengan Ibu Etikawati, S.Pd.,M.Pd, guru kelas V SD Negeri 2
Somawangi, diketahui bahwa rata-rata nilai kelas yang mampu dicapai siswa pada tahun pelajaran 20132014 semester genap sebesar 64 dimana terdapat 17 anak
dari 25 siswa yang nilainya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM atau sekitar 68 dan sisanya 8 anak sudah mencapai KKM atau sekitar 32.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu ada perubahan dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa lebih termotivasi dalam kegiatan belajarnya.
Selama ini, guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional yang menyebabkan siswa menjadi pasif dan cepat bosan. Selain itu, dalam
menyampaikan materi guru jarang sekali menggunakan media maupun alat peraga yang berguna untuk memudahkan siswa dalam mencerna materi pembelajaran.
Kondisi pembelajaran yang demikian, harus segera dicari solusinya agar siswa menjadi aktif dan hasil belajarnya meningkat. Salah satu model pembelajaran
yang sesuai dengan mata pelajaran IPS ialah model pembelajaran Artikulasi. Beberapa penelitian yang berkaitan dengan penggunaan model Artikulasi
seperti penelitian yang dilakukan oleh Septiana Eka Kurniawati dari Universitas Sebelas Maret Yang Berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Artikulasi untuk
Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Materi Hidrosfer Kelas VII H SMP Negeri 3 Kartasura Tahun Pelajaran 20132014”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Artikulasi dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS materi Hidrosfer
di kelas VII H SMP Negeri Kartasura. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Afrianto, Erman Har, dan Siska Anggreni dari Universitas Bung Hatta yang
berjudul “Peningkatan Minat, Partisipasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada
5 Pembelajaran IPA melalui Model Artikulasi di SDN 15 Lansano Kabupaten
Pesisir Selatan” hasilnya bahwa model Artikulasi dapat meningkatkan minat, partisipasi, dan hasil belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA. Penelitian
tersebut dijadikan landasan empiris bagi peneliti untuk menerapkan model
pembelajaran Artikulasi dengan harapan dapat meningkatkan aktivitas, hasil belajar, dan performansi guru kelas V Sekolah Dasar negeri 2 Somawangi
Banjarnegara. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti mengajukan judul
“Peningkatan Pembelajaran Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Somawangi Banjarnegara”.
1.2 Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah