Pembelajaran Reflektif Deskripsi Teoritik

11

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teoritik

2.1.1 Pembelajaran Reflektif

Pembelajaran reflektif merupakan metode pembelajaran yang selaras dengan teori kontruktivisme yang memandang bahwa pengetahuan tidak diatur dari luar diri seseorang tetapi dari dalam dirinya. Kontruktivisme mengarahkan untuk menyusun pengalaman-pengalaman siswa dalam pembelajaran sehingga mereka mampu membangun pengetahuan baru Schunk, 2012: 384-386. Secara lebih rinci Khodijah 2011 menyatakan bahwa pengertian pembelajaran reflektif adalah salah satu tipe pembelajaran yang melibatkan proses refleksi siswa tentang apa yang dipelajari, apa yang dipahami, apa yang dipikirkan, dan sebagainya, termasuk apa yang akan dilakukan kemudian. Pembelajaran reflektif dapat digunakan untuk melatih siswa berpikir aktif dan reflektif yang dilandasi proses berpikir ke arah kesimpulan-kesimpulan yang definitif Suprijono, 2010: 115. Irez dan Cakir 2006 menambahkan bahwa melalui kegiatan refleksi seseorang dapat lebih mengenali dirinya, mengetahui permasalahan dan memikirkan solusi untuk permasalahan tersebut. Dengan demikian pembelajaran reflektif membantu siswa memahami materi berdasarkan pengalaman yang dimiliki sehingga mereka memiliki kemampuan menganalisis pengalaman pribadi dalam menjelaskan materi yang dipelajari. Proses belajar yang mendasarkan pada pengalaman sendiri akan mengeksplorasi kemampuan siswa untuk memahami peristiwa atau fenomena. Dewey, sebagaiamana dikutip Rodgers 2002: 2 menyatakan bahwa refleksi dibagi menjadi 4 kriteria yaitu : … a reflection is a meaning-making process that moves a learner from one experience into next with deeper understanding. b reflection is a systematic, rigotous, disciplined away of thingking with its roots in scientific inquiry. c reflection needs to happen in community in interaction with other. d reflection requires attitudes that value the personal and intellectual growth of oneself and of others. Pendapat Dewey di atas menunjukkan bahwa refleksi membutuhkan serangkaian proses yang melibatkan pengalaman siswa dengan pemahaman lebih, proses yang teliti dan sistematis, membutuhkan interaksi sosial dan penilaian sikap serta intelegensi personal. Peran refleksi secara lebih rinci dalam belajar menurut Khodijah 2011 dapat terlihat pada tiga hal, yaitu: 1 membantu restruktur pemahaman dalam struktur kognitif dalam melakukan transformasi belajar, 2 membantu representasi belajar dimana proses rekonsiderasi dan umpan baliknya melibatkan manipulasi pemahaman, dan 3 membantu mengembangkan pemahaman dalam penggunaan pengalaman siswa sebagai bahan pelajaran tanpa meninggalkan konteks belajar itu sendiri. Hasil penelitian Fleming dan Martin 2007 menegaskan praktik refleksi adalah teknik paling efektif dalam pengenalan komponen pengalaman belajar. Refleksi dapat mengubah teori menjadi pengetahuan dan menambah transfer pengetahuan. Peran guru dalam pembelajaran reflektif menurut Khodjah 2011 adalah membangun situasi bagi siswa untuk merefleksi, memberikan kesempatan kepada peserta melakukan analisis pengalaman individual yang dialami, mengajukan pertanyaan, mendorong pengukuran diri self-assessment, dan mendorong mereka mengerjakan tugas. Dengan demikian guru diharapkan mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan analisis pengalaman individual yang dialami. Schunk 2012: 381 menambahkan pembelajaran reflektif memiliki asusmsi bahwa pembelajaran tidak dapat dipersempit pada satu metode saja untuk diterapkan pada satu kelas. Guru membawa pengalaman yang berbeda-beda ke dalam pembelajaran. Pengalaman-penalaman yang diperoleh siswa akan membentuk pengetahuan tentang diri mereka misalnya minat, kapabilitas dan sikap-sikap mereka. Refleksi pada siswa dapat terjadi pada kondisi tertentu yang harus dipenuhi. Secara umum ada tiga kondisi yang dapat mempengaruhi terjadinya refleksi pada siswa, yaitu: 1 lingkungan belajar meliputi fasilitator agenda pelaksanaan, ruang dan waktu pelaksanaan 2 pengelolaan refleksi meliputi perencanaan tujuan dan hasil refleksi, strategi dalam membimbing refleksi, dan mekanisme pelaksanaan refleksi 3 kualitas tugas yang diberikan guru, misalnya tugas yang menuntut siswa mengintegrasikan apa yang baru dipelajari dengan apa yang dipelajari sebelumnya, menuntut pelibatan proses berpikir, serta membutuhkan evaluasi Moon, 1999a: 165-173. Teknik pelaksanaan refleksi dapat dilakukan secara individual maupun kelompok. Ada berbagai teknik yang dapat digunakan guru dalam mendorong terjadinya refleksi dalam diri siswa, di antaranya: a waktu dan ruang untuk merefleksi, b closing circle, c kartu indeks, d menulis jurnal, dan e menulis surat. Sedangkan tahap pembelajaran terbagi menjadi empat tahap, yaitu: a pendahuluan meliputi apersepsi, mengaitkan pengetahuan awal siswa dengan pelajaran, dan menyampaikan tujuan pembelajaran; b diskusi meliputi diskusi kelompok dan presentasi kelompok dalam diskusi kelas; c refleksi meliputi analisis, pemaksnaan dan evaluasi; dan d penutup meliputi konfirmasi dan penarikan kesimpulan Khodijah, 2011.

2.1.2 Jurnal Belajar

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO GAME PENCEMARAN AIR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA.

6 32 55

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN.

0 1 46

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA SISTEM PEREDARAN DARAH.

0 6 30

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA SISTEM PEREDARAN DARAH.

0 5 29

MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI BERPIKIR REFLEKTIF MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF.

13 25 98

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN METAKOGNITIF DAN PRESTASI BELAJARA FISIKA SISWA SMA.

2 4 45

PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN.

0 0 82

STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA TOPIK KOROSI.

0 6 41

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA PADA KONSEP SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

0 0 7

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS METAKOGNITIF UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR REFLEKTIF SISWA SMA

0 1 14