Karakteristik Gelombang Tinjauan Materi Karakteristik Gelombang

f v   Kanginan, 2014 : 420 Pada gelombang juga berlaku konsep fase yang sama seperti getaran. Fase gelombang dapat dikatakan sebagai keadaan getaran suatu benda yang berkaitan dengan simpangan dan arah geraknya. Pada getaran, dua getaran dengan amplitudo sama memiliki fase sama jika simpangan dan arah getarnya selalu sama. Begitu juga pada gelombang, dua titik yang memiliki simpangan dan arah getar yang sama maka kedua titik tersebut memiliki fase yang sama. Dua titik yang memiliki arah getar dan arah rambat yang saling berlawanan maka kedua titik tersebut dapat dikatan berlawanan fase Kanginan, 2014 :423.

2.1.5.3 Karakteristik Gelombang

Ada beberapa karakteristik gelombang yang berlaku umum untuk gelombang mekanik maupun gelombang elektromagnetik. Gejala-gejala gelombang tersebut adalah : dispersi, pemantulan, pembiasan, difraksi, interferensi, polarisasi dan efek Doppler Kanginan, 2014 :423. Dispersi gelombang adalah perubahan bentuk gelombang ketika gelombang merambat melalui medium. Contoh peristiwa dispersi gelombang adalah ketika ujung tali disentakkan naik-turun. Sebuah pulsa transversal merambat melalui tali. Bentuk pulsa berubah ketika pulsa merambat sepanjang tali. Pulsa tersebar atau mengalami dispersi. Semua gelombang dapat dipantulkan jika mengenai penghalang. Dalam pemantulan gelombang tersebut berlaku hukum pemantulan gelombang yaitu: 1 sudut datang gelombang sama dengan sudut pantul gelombang, dan 2 gelombang datang, gelombang pantul, dan garis normal terletak dalam satu bidang datar. Pembiasan dapat diartikan sebagai pembelokan gelombang yang melalui batas dua medium yang berbeda. Pada pembiasan ini akan terjadi perubahan cepat rambat, panjang gelombang dan arah, sedangkan frekuensinya tetap. Interferensi adalah perpaduan dua gelombang atau lebih. Jika dua gelombang dipadukan maka akan terjadi dua kemungkinan yang khusus, yaitu saling menguatkan dan saling melemahkan. Interferensi saling menguatkan disebut interferensi kontruktif dan terpenuhi jika kedua gelombang sefase. Gambar 2.3 Pemantulan gelombang lurus pada bidang datar Gambar 2.4 Pembiasan Gelombang Gambar 2.5 Pola Inerferensi Gelombang Gambar 2.6 Difraksi gelombang a penghalang dengan celah lebar, b penghalang dengan celah sempit Interferensi saling melemahkan disebut interferensi distruktif dan terpenuhi jika kedua gelombang berlawanan fase. Difraksi gelombang adalah peristiwa pembelokanpenyebaran lenturan gelombang jika gelombang tersebut melalui celah. Gejala difraksi akan semakin tampak jelas apabila ukuran celah semakin sempit. Suharyanto, 2009 : 6-9 Polarisasi adalah peristiwa penyerapan arah bidang getar dari gelombang. Gejala polarisasi hanya dapat dialami oleh gelombang transversal saja, sedangkan gelombang longitudinal tidak mengalami gejala polarisasi. Suatu gelombang yang mempunyai banyak arah getar disebut gelombang tak terpolarisasi, sedangkan gelombang yang memilki satu arah getar disebut gelombang terpolarisasi. Gejala polarisasi dapat digambarkan dengan gelombang yang terjadi pada tali yang dilewatkan pada celah. Apabila tali digetarkan searah dengan celah maka gelombang pada tali dapat melewati celah tersebut. Sebaliknya jika tali digetarkan dengan arah tegak lurus celah maka gelombang pada tali tidak bisa melewati celah tersebut Suharyanto, 2009 :74.

2.1.5.4 Persamaan Simpangan Gelombang Berjalan

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO GAME PENCEMARAN AIR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA.

6 32 55

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN.

0 1 46

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA SISTEM PEREDARAN DARAH.

0 6 30

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA SISTEM PEREDARAN DARAH.

0 5 29

MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN DISPOSISI BERPIKIR REFLEKTIF MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAKOGNITIF.

13 25 98

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN METAKOGNITIF DAN PRESTASI BELAJARA FISIKA SISWA SMA.

2 4 45

PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN.

0 0 82

STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA TOPIK KOROSI.

0 6 41

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA PADA KONSEP SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

0 0 7

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS METAKOGNITIF UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR REFLEKTIF SISWA SMA

0 1 14