Kondisi Pemanfaatan ruang Wilayah Perbatasan

76

4.7. Kondisi Pemanfaatan ruang Wilayah Perbatasan

Pemanfaatan ruang di wilayah perbatasan dibagi menjadi lima kawasan pemanfaatan, yaitu: 1. Kawasan konservasi, 2. Kawasan Hak Pengusahaan Hutan HPH Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu IUPHHK, 3. Kawasan Hutan Kawasan Industri HTI, 4. Kawasan Perkebunan, dan 5. Kawasan Transmigrasi. Penjelasan pemanfaatan masing-masing kawasan tersebut adalah sebagai berikut: a. Kawasan konservasi Kawasan konservasi di wilayah perbatasan terdiri dari Taman Nasional TN, Cagar Alam CA, dan Taman Wisata Alam TWA. Luas keseluruhan kawasan konservasi yang ada di wilayah perbatasan adalah seluas 1.080.550 Ha terletak di sebagian Kabupaten Sambas, Landak ,dan Kapuas Hulu. Rincian luas kawasan konservasi di wilayah perbatasan dan potensi keanekaragaman hayati yang terdapat di dalamnya dapat di lihat pada Tabel 12 Tabe l 12. Kawasan konservasi wilayah perbatasan Indonesia – Malaysia di Provinsi Kalimantan Barat Surat Keputusan No Nama, luas kawasan konservasi Pejabat No. dan Tanggal Potensi 1. TN Betung Kerihun, luas = 800.000 Ha. Menhut 467Kpts-II1999 5 September 1999 Owa, beruang madu, orang utan, panorama bentang alam 2. TN D. Sentarum, luas = 130.940 Ha. Menhut 059Kpts-II1988 4 Februari 1988 Orang utan, bekantan, owa 3. CA G. Nyiut – Penrissen, luas = 124.500 Ha. Menhut 34Kpts-II1999 4 Februari 1999 Ikan arwana, orang utan, bekantan, beruang masu, buaya. 4. Usulan TWA Asuansang, luas = 6.331 hektar Menhut 259Kpts-II2000 23 Agustus 2000 Koridor lintasan satwa dengan CA Samun Serawak 5. TWA Tj. Belimbing, luas = 1.290 Ha. Menhut 259Kpts-II2000 23 Agustus 2000 Punai, imbuk, beruang madu, bekantan, flora-fauna. 6. TWA Dungan, luas = 1.142 Ha. Menhut 259Kpts-II2000 23 Agustus 2000 Punai, imbuk, beruang madu, bekantan, flora-fauna. 7. TWA G. Melintang, luas = 16.347 Ha. Menhut 259Kpts-II2000 23 Agustus 2000 Punai, imbuk, beruang madu, bekantan, flora-fauna. Sumber : Laporan Tahunan Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah III Pontianak, 2003. 77 b. Kawasan Hak Pengusahaan Hutan HPH Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu IUPHHK Ada beberapa perusahaan Hak Pengusahaan Hutan HPH dan Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu IUPHHK yang beroperasi di wilayah perbatasan. Berdasarkan hasil laporan dari Dinas Kehutanan tahun 2004, ternyata semua IUPHHK hanya aktif secara administrasi. Secara umum tiga tahun terakhir semua IUPHHK tersebut tidak mendapatkan target produksi tahunan RKTUPHHK. Penyebab dari menurunnya aktifitas lapangan ini antara lain permasalahan sosial dengan masyarakat sekitar, tunggakan iuran kehutanan, dan permasalahan internal perusahaan itu sendiri. Kondisi perusahaan seperti ini mengkhawatirkan, karena disinyalir kegiatan penanaman kembali tidak akan berjalan dengan baik, bahkan tata cara pengelolaan hutan dengan standar sustainable forest management SFM juga dipertanyakan tentang pelaksanaannya di lapangan. Pengalaman menunjukkan bahwa perusahaan yang mempunyai tunggakan dana reboisasi DR dan PSDH yang besar mempunyai kecenderungan untuk mempailitkan diri, sehingga terhindar dari kewajiban membayar DR dan PSDH. Gamba ran kondisi IUPHHK yang beroperasi di wilayah perbatasan dapat dilihat pada Tabel 13 Tabel 13. IUPHHK di wilayah perbatasan No. Nama Perusahaan Lokasi Kabupaten Luas Pencadangan Status 1. PT. ANURAGA S. Engkenat, S. Sey Sanggau 51.000 Aktif Administrasi 2. PT. KUSUMA PERKASA INDAH TIMBER S. Sekayam, S. Landak Sanggau, Landak, Bengkayang 80.000 Aktif Administrasi 3. PT. BENUA INDAH S. Embaloh Hulu, S. Sunuk Kapuas Hulu 51.300 Aktif Administrasi 4. PT. LANJAK DERAS JAYA RAYA S. Embaloh, S. Kapuas Kapuas Hulu 45.740 Aktif Administrasi 5. PT. TAWANG MERANTI A. Ketungau, S. Tawang Kapuas Hulu 49.200 Aktif Administrasi Sumber : Laporan Tahunan Dinas Kehutanan Provinsi Kalbar Dishutbun Kabupaten, 2003. 78 c. Kawasan Hutan Tanaman Industri HTI Secara umum, kondisi perusahaan Hutan Tanaman Industri HTI yang beroperasi di wilayah perbatasan masih aktif beroperasi. Terdapat 3 perusahaan yang mempunyai sebagian pencadangan arealnya di wilayah perbatasan, yaitu PT. Finantara, PT. Lahan Sukses, dan PT. Mayang Adiwana. Luas pencadangan areal dan status HTI yang ada di wilayah perbatasan dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. HTI di wilayah perbatasan No. Nama Perusahaan Kabupaten Luas Pencadangan Status 1. PT. FINNANTARA Sanggau, Sintang 299.700 Aktif 2. PT. LAHAN SUKSES Sanggau 14.460 Tidak Aktif 3. PT. MAYANG ADIWANA Sintang 8.060 Tidak Aktif Sumber : Laporan Tahunan Dinas Kehutanan Provinsi Kalbar Dishutbun Kabupaten 2003. Satu-satunya perusahaan HTI yang aktif adalah PT Finantara yang memiliki areal pencadangan paling luas dibandingkan dengan dua perusahaan lainnya, yaitu 299.700 hektar. Walaupun statusnya aktif, dan telah memperoleh berbagai penghargaan baik dari presiden, menteri kehutanan, ISO 14.000, dan lain-lain, namun ternyata PT. Finantara menghadapi permasalahan yang cukup serius, antara lain: kondisi tanaman yang terpencar-pencar, tekanan sosial, tingginya biaya operasional, dan tidak mengalami penambahan luasan tanaman sejak tahun 2001. d. Kawasan perkebunan Perkembangan Perkebunan Besar di Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan Desember 2003, yang diterbitkan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat, ada lima perusahaan perkebunan besar yang beoperasi di wilayah perbatasan, yaitu : 1. PT. Plantana Razindo, 2. Yamaker sawit sari, 3. Rentang Nusa gemilang, 4. Satrindo Jaya Agri Palm, dan 5. PT. Usaha Malindo Jaya. Lima perusahaan perkebunan besar tersebut semuanya merupakan perkebunan sawit Tabel 15. 79 Tabel 15. Perkembangan perkebunan besar di wilayah perbatasan No Nama Perusaha an Informasi Lahan Komodi -tas Ijin Prinsip Ijin Lokasi Kondisi Sekarang 1. PT. Plantana Razindo 18 Maret 96 5251120 II- Bappeda 47.000 ha Kelapa Sawit PPUBP 731997 HK350E51 5303.97 22.000 ha 29-09 -99 20.000 ha • SP Menhut 29- 09-2003 ttg tindaklanjut pelepasan kawasan hutan ybs tdk memproses HGU. • Alamat tdk ada. • Tdk ada laporan. • Tdk ada aktivitas. • Disarankan dicabut 2. PT. Yamaker Sawit Sari 24 Juni 97 5254720 II- Bappeda 18.000 ha Kelapa Sawit PPUBP 60197 KepMenTan 32002Ment anII97 20.000 ha 050797 12.000 ha • Ijin lokasi telah berakhir. • Alamat tdk ada. • Disarankan dicabut 3. PT. Rentang Nusa Gemilang 01 Nop 93 5953097 II- Bappeda 12.000 ha Kelapa Sawit IP April 95 HK350E52 7004.95 10.000 ha 20-06 -95 10.000 ha • Tdk ada realisasi tanam. • Alamat tdk ada. • Ijin Lokasi telah berakhir. • Diusulkan dicabut 4. PT. Satrindo Jaya Gemilang 07 Nop 97 5254067 II- Bappeda 23.500 ha Kelapa Sawit PPUBP 51297 HK350E51 21312.97 20.000 ha 23-09 -98 18.000 ha • Ijin lokasi telah berakhir. • Tdk ada laporan. • Tdk ada aktivitas. • SP dr Gubernur. • Diusulkan dicabut 5. PT. Usaha Malindo Jaya. 07 Nop 97 5254068 II- Bappeda Kelapa Sawit PPUBP 51297 HK350E51 21212.97 20.000 ha 23-09 -98 27.000 ha • Ijin lokasi telah berakhir. • Tdk ada laporan • Tdk ada aktivitas. • SP. Gubernur. • Diusulkan dicabut Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat, 2003. Perusahaan perkebunan di wilayah perbatasan belum dapat memberikan kontribusi secara optimal terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. Pencadangan areal yang telah diberikan tidak mampu dimanfaatkan secara optimal. Berdasarkan Tabel 15, dapat dilihat bahwa semua perusahaan perkebunan yang memiliki sebagian arealnya di wilayah perbatasan 80 merupakan perusahaan yang bermasalah, bahkan diusulkandisarankan untuk dicabut izinnya. e. Kawasan transmigrasi Wilayah perbatasan merupakan salah satu daerah tujuan transmigrasi dari Pulau Jawa dan Bali. Program transmigrasi akan mempercepat perkembangan ekonomi wilayah karena setiap program transmigrasi selalu disertai dengan pembangunan infrastruktur berupa fasilitas umum seperti pasar, sekolah, pusat kesehatan masyarakat Puskesmas. Dari sisi lingkungan, program transmigrasi yang membutuhkan pencadangan areal yang cukup luas akan memberikan dampak berupa perubahan kondisi ekosistem setempat. Pembukaan lahan dalam jumlah besar akan menyebabkan hilangnya plasma nutfah baik berupa tumbuhan maupun hewan. Lokasi areal pencadangan untuk program transmigrasi di wilayah perbatasan dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Rencana dan realisasi pencadangan areal transmigrasi di wilayah perbatasan No. Lokasi WWPSKP Kab. Luas Ha SK Pencadangan Realisasi KK Keterangan 1 Seluas Pisang Bengkayang 1.400 476 Tahun 1996 7 Oktober 1996 - Belum ada rea lisasi penempatan 2 Seluas Bengkayang 2.200 240 Tahun 1965 12 Agustus 1985 - Belum ada realisasi penempatan 3 Berjokong Sambas 4.750 241 Tahun 1985 12 Agustus 1985 - Belum ada realisasi penempatan 4 Sungai Dangin Sanggau 3.700 153 Tahun 1986 3 Juni 1986 478 Sudah selesai penempatan 5 Dua Petunggu Sintang 7.660 242 Tahun 1985 12 Agustus 1985 - Belum ada realisasi penempatan Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat, 2003.

4.8. Illegal logging sebagai isu utama di wilayah perbatasan