Tanah dan Topografi Wilayah Iklim Aksesibilitas

63

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4.1. Kondisi Geografis Wilayah Perbatasan 4.1.1. Letak dan Luas Menurut Badan Pemantapan Kawasan Hutan BPKH Wilayah III Pontianak 2003, secara geografis wilayah perbatasan yang berhadapan langsung dengan Negara Bagian Serawak Malaysia terletak antara 00 ° 30’ - 02 ° 05’ Lintang Utara dan antara 109 ° 16’ - 114 ° 12’ Bujur Timur. Wilayah perbatasan Kalimantan Barat – Malaysia terbentang dari Tanjung Datuk di Kabupaten Sambas sampai dengan Gunung Cemaru di Kabupaten Kapuas Hulu sepanjang 847 km melintasi 97 Desa, 16 wilayah kecamatan di enam Kabupaten yaitu Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sintang dan Kapuas Hulu ditambah dengan Kabupaten Landak khususnya kawasan hutan Cagar Alam Nyiut – Penrissen. Wilayah perbatasan mempunyai luas keseluruhan 2.490.491 Ha, yang terdiri dari Kawasan Konservasi Taman NasionalTN, Cagar AlamCA, Taman Wisata AlamTWA seluas 846.422 Ha, Kawasan Lindung seluas 599.571 Ha, Kawasan Budidaya Hutan ProduksiHP, Hutan Produksi TerbatasHPT, Hutan Produksi yang dapat di KonversiHPK seluas 492.533 Ha, dan Areal Penggunaan Lain APL seluas 551.965 Ha.

4.1.2. Tanah dan Topografi Wilayah

Jenis tanah wilayah perbatasan didominasi oleh podsolik merah kuning PMK, sebagian be rupa brown forest litosol dan organosol. Tingkat kepekaan terhadap erosi berkisar antara sangat peka sampai dengan cukup peka Topografi di Kabupaten Sambas dan Bengkayang pada umumnya landai hingga datar, Kabupaten Sanggau bertopografi cukup curam, membujur dari utara ke selatan, Kabupaten Sintang dan Kapuas Hulu bertopografi landai hingga datar. Kawasan hutan Taman Nasional Betung Kerihun di Kabupaten Kapuas Hulu pada umumnya memiliki topografi yang curamKalimantan Barat Dalam Angka, 2004. Dengan demikian, sebagian besar wilayah perbatasan berupa daerah berlereng yang berada di antara bukit, dengan topografi curam, berbukit hingga datar. 64

4.1.3. Iklim

Iklim termasuk ke dalam tipe A berdasarkan klasifikasi Schmidt- Fergusson, dengan rata-rata curah hujan tahunan berkisar 2.437 mm per tahun. Musim hujan terjadi hampir setiap bulan sepanjang tahun dengan curah hujan rata-rata tertinggi pada Bulan Juli dan terendah pada bulan Oktober Kalimantan Barat Dalam Angka, 2004.

4.1.4. Aksesibilitas

Dari 5 kabupa ten yang ada di wilayah perbatasan Kalimantan Barat hanya Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau yang mempunyai akses jalan darat resmi yang menghubungkan antara Kalimantan Barat dan daerah Serawak- Malaysia. Secara umum, terdapat beberapa desa yang tingkat aksesibilitasnya sangat buruk, dengan hanya terdapat jalan setapak tanah yang menghubungkan desa tersebut dengan ibukota kecamatan. Aksesibilitasnya ke Serawak. Aksesibiltas beberapa desa di wilayah perbatasan justru relatif lebih mudah dicapai dengan me lalui jalur Serawak dari negara tetangga dari pada ditempuh melalui jalan darat dari sesama wilayah di perbatasan Kalimantan Barat. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi pembangunan infrastruktur jalan sebagai sarana yang vital untuk perkembangan suatu wilayah masih relatif minim dan menyebabkan ekonomi biaya tinggi high cost economics karena faktor transportasi. Data akhir tahun 2001 menyebutkan, terdapat 50 jalur jalan setapak yang menghubungkan 55 desa di Provinsi Kalimantan Barat dengan 32 kampung di Serawak. Secara formal, kesepakatan jalur jalan setapak sebanyak 10 Desa di Provinsi Kalimantan Barat dengan 7 kampung di Serawak. Terdapat satu Pos Pemeriksaan Lintas Batas PPLB resmi yaitu di Entikong Kalimantan Barat – Tebedu Serawak. Saat ini telah mulai dirintis pembukaan Pos Pemeriksaan Lintas Batas PPLB di Nanga Badau Kapuas Hulu – Lubuk Antu Serawak dan Aruk Sambas – Biawak Serawak. Panjang jalan darat yang menghubungkan antar daerah di wilayah perbatasan sepanjang 872,14 km dengan kondisi 23,7 km baik, 312,64 km sedang, 244,38 km rusak, 203,92 rusak berat, dan 88,50 km belum terbuka Kalimantan Barat Dalam Angka, 2004. Berdasarkan rancangan KEPPRES Tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Kalimantan – Sarawak – Sabah RTRKP KASABA, di Provinsi Kalimantan Barat direncanakan adanya jalan arteri primer jalan negara, yakni: 65 • Jalur Singkawang – Sambas – Liku – Aruk – Jagoi Babang – Entikong – Jasa – Nanga Badau – Putussibau – Tiongohang – Long Pahangai – Long Boh – Maha Baru – Long Nawang – Long Alango – Tanjung Nanga – Pulau Sapi – Malinau – Mensalong – Simanggis – Nunukan; • Singkawang – Bengkayang – Jagoi Babang; Tanjung – Entikong; Sintang – Simpang Merakai - Jasa; Simpang Merakai – Nanga Badau. Berdasarkan kajian terhadap rencana jaringan jalan pemerintah daerah provinsi dan kabupaten, terdapat usulan rencana pembangunan infrastruktur kewilayahan berupa jalan yang sejajar dengan batas negara dengan status jalan negara, dengan pertimbangan nilai strategis ketahanan negara dan percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat serta membuka keterisolasian. Jalur transportasi laut umumnya baik, karena terdapat pelabuhan yang menghubungkan Paloh Kabupaten Sambas dengan Lundu Serawak. Meskipun demikian yang diminati. Sebagian besar masyarakat memilih menggunakan transportasi darat karena lebih murah dan lebih cepat.

4.1.5. Flora dan Fauna