Kondisi skor masing-masing atribut pada setiap dimensi

83

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Keberlanjutan Pengelolaan Sumberdaya Hutan di Wilayah Perbatasan Kalimantan Barat

Penilaian terhadap status keberlanjutan pengelolaan sumberdaya hutan di wilayah perbatasan Provinsi Kalimantan Barat dilakukan dengan menggunakan analisis Rapid Appraisal Indeks Sustainable for Forestry Management Rap-Insusforma. Analisis Rap -Insusforma akan menghasilkan nilai indeks status keberlanjutan pengelolaan sumberdaya hutan di wilayah perbatasan pada masing -masing dimensi yaitu dimensi ekologi, ekonomi, sosial budaya, teknologi, hukum dan kelembagaan serta yang bersifat multidimensi. Masing-masing dimensi memiliki atribut yang mencerminkan status keberlanjutan dari dimensi yang bersangkutan. Nilai indeks yang dihasilkan meliputi nilai indeks status keberlanjutan mutlidimensi ekonomi, ekologi, sosial budaya, teknologi, hukum dan kelembagaan maupun nilai indeks keberlanjutan untuk masing- masing dimensi. Nilai indeks yang dihasilkan merupakan gambaran tentang kondisi pengelolaan sumberdaya hutan di kawasan perbatasan yang terjadi pada saat ini. Nilai tersebut ditentukan oleh nilai skoring dari masing-masing atribut pada setiap dimensi yang dikaji. Atribut dari masing -masing dimensi yang sensitif mempengaruhi nilai indeks status keberlanjutan pengelolaan sumberdaya hutan di wilayah perbatasan akan digabung dengan faktor dari analisis kebutuhan guna merumuskan kebijakan dan skenario strategi dalam pengelolaan sumberdaya hutan pada masa yang akan datang agar terjadi peningkatan nilai indeks pengelolaan dari kondisi saat ini.

5.1.1. Kondisi skor masing-masing atribut pada setiap dimensi

Nilai indeks status keberlanjutan pengelolaan sumberdaya hutan di wilayah perbatasan Provinsi kalimantan barat ditentukan berdasarkan skor untuk masing-masing atribut pada setiap dimensi sesuai dengan kondisi pengelolaan yang dilakukan pada saat ini dengan mengacu pada kriteria dari konsep pembangunan berkelanjutan sustainable development. Nilai skor masing- masing atribut pada setiap dimensi pengelolaan sumberdaya hutan di wilayah perbatasan Kalimantan Barat dapat dilihat pada Tabel 17. 84 Tabel 17. Kondisi nilai skor keberlanjutan pengelolaan sumberdaya hutan. Dimensi dan Atribut Skor saat ini Baik Buruk Keterangan Dimensi Ekologi Ketersediaan zonasi untuk berbagai pengeloaan hutan 1 tersedia 2 0tidak tersedia; 1tersedia tapi belum dipatuhi secara baik; 2 tersedia dan dipatuhi Upaya perlindungan terhadap tempat-tempat yang rentan ekologis 1 dilakukan 2 0 tidak dilakukan; 1dilakukan tapi belum secara maksimal; 2dilakukan secara maksimal. Tingkat kekayaankeragaman biota 2 sangat beragam 2 0sangat minim; 1cukup beragam; 2sangat beragam. Upaya perlindungan terhadap biota langka 1 dilakukan sebatas yang mendapat dukungan dana internasional 3 0 tidak dilakukan; 1dilakukan sebatas yang mendapat dukungan dana internasional; 2dilakukan pada semua biota yang memiliki nilai ekonomi; 3 Dilakukan pada semua biota langka. Frekuensi kejadian kebakaran hutan 2 setiap tahun sekali pada musim kemarau. 2 0tidak pernah; 1terjadi pada saat musim kemarau panjang; 2 setiap tahun sekali pada musim kemarau. Waktu suksesi hutan 0 lambat 2 0 lambat; 1 sedang; 2 cepat. Program reboisasi hutan 1 sedikit 3 0tidak ada; 1 ada sedikit; 2 sedang; 3banyak Kegiatan ladang berpindah 3 banyak 3 0tidak ada; 1 ada sedikit; 2 sedang; 3 banyak Diameter tebangan 0 kecil 2 0 kecil; 1 sedang; 2 besar Frekuensi kejadian banjir 2 sering 2 tidak pernah terjadi; 1 jarang terjadi; 2sering 85 Dimensi Ekonomi Tingkat pengembalian dana reboisasi 0 rendah 2 0 rendah; 1 sedang; 2 tinggi Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB Kalimanatan Barat 2 tinggi 2 0 rendah; 1 sedang; 2 tinggi Jenis produk hutan yang dipasarkan 1 bahan setengah jadi 3 0 bahan mentah; 1 bahan setengah jadi;2 bahan jadi; 3 produk nilai ekonomi tinggi. Pasar produk 2 internasional 2 0 lokal; 1 nasional; 2 internasional Tingkat ketergantungan konsumen terhadap hasil hutan. 2 tinggi 2 0 rendah; 1 sedang; 2 tinggi Harga komoditi hasil hutan yang dipasarkan. 0 rendah 2 0 rendah; 1 sedang; 2 tinggi Kelayakan usaha industri kehutanan 2 keuntungan marginal 3 Mengacu pada analisis usaha: 0 rugi; 1 kembali modal 2 kuntungan marjinal; 3 untung besar. Tingkat pendapatan masyarakat di sekitar hutan 0 rendah 2 0 rendah; 1 s edang; 2 tinggi Pemanfaatan sumberdaya hutan bukan kayu 0 rendah 2 0 rendah; 1 sedang; 2 tinggi Dimensi Sosial Budaya Akses masyarakat lokal terhadap sumberdaya hutan 1 rendah 3 0 tidak punya sama sekali ; 1 rendah; 2 sedang; 3 tinggi Tingkat penyerapan tenaga kerja 2 tinggi 2 0 rendah; 1 sedang; 2 tinggi Pemahaman, kepedulaian, dan tanggung jawab masayarakat terhadap SDH 0 rendah 2 0 rendah; 1 sedang; 2 tinggi Pola hubungan para stakeholder dalam pemanfaatan sumberdaya hutan 1 saling menguntungkan 1 0 tidak saling menguntungkan; 1 saling menguntungkan Tingkat pendidikan masayarakat di sekitar hutan 0 dibawah rata-rata nasional 2 0 dibawah rata-rata nasional; 1 sama dengan rata-rata nasional; 2 di atas rata- rata nasional. Jarak pemukiman dengan kawasan hutan 0 dekat 2 0 dekat ; 1 sedang; 2 jauh Peran masyarakat adat dalam pengelolaan hutan 2 tinggi 2 0 rendah; 1sedang; 2 tinggi Pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan 1 ada, tidak berjalan 3 0 tidak ada; 1 ada, tidak berjalan; 2kurang optimal; 3 berjalan optimal Dimensi Teknologi Tingkat efisiensi industri pengolahan hasil hutan 1 sedang 2 0 rendah; 1 sedang; 2 tinggi Ketersediaan teknologi pengolahan hasil hutan. 1 sedang 2 0 teknologi sederhana; 1 teknologi sedang; 2 teknologi tinggi 86 Ketersediaan teknologi informasi 0 sangat minim 3 0 sanga minim ; 1 cukup tersdia; 2 tersedia memadai; 3 tersedia dengan teknologi tinggi Ketersediaan basis data data base sumberdaya hutan 0 tidak tersedia 1 0 tidak tersedia; 1 tersedia Ketersediaan teknologi mitigasi bencana kebakaran hutan 0 tidak tersedia 1 0 tidak tersedia; 1 tersedia Standarisasi mutu produk hasil hutan 1 diterapkan hanya untuk produk tertentu saja 2 0 belum diterapkan; 1 diterapkan hanya untuk produk tertentu saja ; 2 diterapkan pada semua produk Penerapan sertifikasi produk hasil hutan ekolabel 0 belum diterapkan 2 0 belum diterapkan; 1 diterapkan hanya untuk produk tertentu saja; 2 diterapkan pada semua produk Pengolahan limbah kayu bekas tebangan 0 rendah 2 0 rendah; 1 sedang; 2 tinggi Hukum dan Kelembagaan Perjanjian kerjasama dengan negara tetangga Malaysia 0 tidak ada 2 0 tidak ada; 1 ada tapi belum secara secara khsusus membahas sumberdaya hutan; 2 ada secara khusus. Mekanisme kerjasama lintas sektor dan antar daerah dalam pengelolaan SDH 0 tidak ada 1 0 tidak ada; 1 ada Frekuensi konflik 2 sering terjadi 2 0tidak pernah ada ; 1 jarang terjadi; 2sering terjadi Intensitas pelanggaran hokum penebangan liar 2 sering terjadi 2 0 tidak pernah ada ; 1 jarang terjadi ; 2sering terjadi Ketersedian peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan sumberdaya hutan 1 sedikit 3 0 tidak ada ; 1 ada sedikit ; 2 cukup banyak; 3 banyak Ketersediaan hukum adatagama 1 cukup tersedia 2 0 tidak ada ; 1 cukup tersedia ; 2 sangat lengkap Keberadaan aparat penegak hukum di lokasi 1 kurang tersedia 3 0 tidak ada ; 1 kurang tersedia ; 2 cukup tersedian; 3 sangat lengkap Konsistensi penegakan hukum 0 tidak konsisten 3 0 tidak konsisten ; 1 cukup konsisten ; 2 konsisten ; 3 sangat konsisten Singkronisasi kebijakan pusat dan daerah 1 kurang sinkron 2 0 tidak singkron; 1 kurang sinkron; 2 sinkron. 87 Berdasarkan Tabel 17, berikut dijelaskan kondisi masing-masing atribut sesuai dengan nilai skor pada setiap dimensi, yaitu:

a. Dimensi ekologi