122
5.2. Model Pengelolaan Sumberdaya Hutan Di Wilayah Perbatasan Provinsi Kalimantan Barat.
5.2.1. Stakeholders assesment
Penyusunan model pengelolaan sumberdaya hutan berkelanjutan di wilayah perbatasan Kalimantan Barat dilakukan menggunakan analisis
prospektif.
Analisis prospektif mampu mengeksplorasi kemungkinan di masa yang akan datang sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan, sehingga dapat
dipersiapkan tindakan strategis masa depan untuk pencapaian skenario yang diinginkan. Hal tersebut dicapai dengan cara menentukan faktor-faktor kunci
yang berperan penting terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Berbagai kemungkinan keadaan di masa depan tersebut diformulasikan dalam
bentuk skenario strategi. Tahapan dalam analisis prospektif, yaitu:1 mengidentifikasi faktor kuncipenentu di masa depan; 2 menentukan tujuan
strategis dan kepentingan pelaku utama; dan 3 mendefinisikan dan mendeskripsikan evolusi kemungkinan masa depan sekaligus menentukan
strategi prioritas sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki oleh para pelaku utama dan implikasinya bagi sistem yang dikaji.
Untuk menemukan faktor kuncipenentu dalam penyusunan model pengelolaan sumberdaya hutan di kawasan perbatasan Kalimantan Barat di
masa yang akan datang dilakukan dengan tiga tahap. Tahap pertama menentukan faktor kuncipenentu yang diperoleh dari analisis kebutuhan need
analysis dari semua pihak yang berkepentingan terhadap sistem yang dikaji melalui diskusi para pakar dengan bantuan kuesioner. Tahap kedua adalah
menentukan faktor kuncipenentu yang berasal dari atribut-atribut yang sensitif mempengaruhi nilai indeks keberlanjutan pengelolaan sumberdaya hutan saat ini
existing condition pada setiap dimensi. Selanjutnya pada tahap ketiga menentukan faktor kuncipenentu yang dihasilkan dari kedua tahapan
sebelumnya melalui kombinasi keduanya untuk memperoleh faktor kuncipenentu gabungan antara need analysis dan existing condition.
Berdasarkan hasil identifikasi faktor dari responden, terdapat 23 faktor yang perlu mendapat perhatian dalam pengelolaan sumberdaya hutan di
wilayah perbatasan, sebagaimana disajikan pada Tabel 29
123
Tabel 29. Faktor-faktor yang perlu mendapat perhatian dalam pengelolaan sumberdaya hutan hasil analisis kebutuhan
No. Faktor
Keterangan 1.
Teknologi pengolahan hasil hutan
Ketersediaan teknologi industri pengolahan hasil hutan di Kalimantan Barat
2. Teknologi mitigasi
bencana kebakaran Ketersediaan teknologi pencegahan mitigasi bencana
kebakaran hutan yang tersedia dan dipasang di sekitar kawasan hutan.
3. Dana
Ketersediaan alokasi dana untuk operasional pengelolaan kawasan hutan.
4. Peraturan perundangan
bidang lingkungan hidup
Ketersediaan peraturan perundang-undangan yang dapat menjadi pedoman dalam pengelolaan lingkungan hidup.
5. Peraturan perundangan
bidang kehutanan Ketersediaan peraturan perundang-undangan yang dapat
menjadi pedoman dalam pengelolaan sumberdaya hutan 6.
Penegakan hukum Penegakan hukum secara adil dan konsisten jika terjadi
pelanggaran hukum 7.
Pemerintah pusat Departemen Kehutanan
8. Kebijakan pemerintah
Provinsi dan Kabupaten Sinkronisasi kebijakan Dinas Kehutanan Provinsi dan Dinas
Kehutanan Kabupaten 9.
Kerjasama lintas sektor dan antar daerah
Koordinasi kerjasama antar sektor misal: kerjasama dengan Dinas Pariwisata – Kimpraswil – Perhubungan dan kerjasama
antar kabupaten dalam satu kawasan 10.
Kerjasama dengan Negara Malaysia
Kerjasama dengan Pemeritah Malaysia dalam hal pemberantasan illegal loging, pemasaran hasil hutan,
pariwisata, dan lain-lain. 11.
Program reboisasi Program penanaman kembali hutan yang sudah mengalami
kerusakan setelah penebangan 12.
Pemberdayaan masyarakat di sekitar
hutan Program yang dilaksanakan untuk meningkatkan kemandirian
masyarakat di sekitar kawasan hutan. 13.
Penataan dan pengukuhan kawasan
Penetapan dan pengukuhan kawasan hutan sesuai dengan peruntukkannya
14. Penyediaan lapangan
kerja Penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat di sekitar
kawasan hutan 15.
Rehabilitasi lahan dan tanah
Kegiatan yang dilakukan untuk rehabilitasi lahan dan tanah sehingga tidak mengalami degradasi kerusakan.
16. Kegiatan ladang
berpindah Kegiatan ladang yang dilakukan secara berpindah -pindah oleh
masyarakat 17.
Pengelolaan DAS Pengelolaan DAS sebagai suatu ekosistem secara terpadu
hulu-hilir 18.
Ketersediaan sarana dan prasarana
Ketersediaan sarana dan prasarana untuk pengamanan kawasan hutan
19. Pemasaran
Pemasaran produk hasil hutan dengan harga yang layak. 20.
Industri pariwisata alam Pemanfaatan sumberdaya hutan terutama kawasan hutan, flora dan fauna langka sebagai obyek wisata.
21. Pemanfaatan hasil
hutan bukan kayu Pemanfatan sumberdaya hutan selain kayu, untuk
kepentingan lain-lain. 22.
Pengamanan hutan Kegiatan pengamanan hutan yang dilakukan oleh Polisi
Hutan, masyarakat, pemerintah, LSM, dan semua pihak yang terkait.
23. Perilaku dan budaya
masyarakat lokal Perilaku dan budaya masyarakat lokal di sekitar kawasan
hutan.
124
5.2.2. Analisis ID matrix dari hasil analisis kebutuhan berdasarkan stakeholders assesment