Tujuan Penelitian Kerangka Pikir Penelitian

9 dampak serius tidak han ya bagi Kalimantan Barat tetapi juga wilayah-wilayah lain. Solusi dari permasalahan pengelolaan sumberdaya hutan yang kompleks di atas memerlukan suatu pendekatan yang bersifat multi dimensi sehingga konsep pembangunan berkelanjutan pada sektor kehutanan dapat diwujudkan. Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah menunjukkan bahwa kebijakan pengelolaan sumberdaya hutan selama ini masih bersifat jangka pendek dan belum didasarkan atas pertimbangan multi sektoral dan multi dimensi, sehingga timbul kerugian ganda yang berupa hilangnya penerimaan negara, kerusakan lingkungan dan masalah sosial. Pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut: a Apa saja atributindikator yang dapat digunakan untuk menunjukkan keberlanjutan pengelolan sumberdaya hutan untuk masing-masing dimensi dimensi ekologi, ekonomi, sosial budaya, teknologi, hukum dan kelembagaan.? b Seberapa besar nilai indeks keberlanjutan pengelolaan hutan pada saat ini? c Bagaimana model pengelolaan sumberdaya hutan yang sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan.? d Bagaimana rumusan kebijakan pengelolaan sumberdaya hutan secara berkelanjutan di wilayah perbatasan.?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah membangun model pengelolaan sumberdaya hutan dan merumuskan kebijakan da sar rencana pengelolaan sumberdaya hutan secara berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengkajian terhadap hal-hal sebagai berikut: a Mengidentifikasi atributindikator yang dapat mencerminkan status keberlanjutan pengelolaan hutan yang mencakup dimensi ekologi, ekonomi, sosial budaya, teknologi, hukum dan kelembagaan. b Menganalisis nilai indeks keberlanjutan pengelolaan sumberdaya hutan. c Membangun model pengelolaan sumberdaya hutan secara berkelanjutan di wilayah perbatasan. d Merumuskan kebijakan dan skenario strategi pengelolaan sumberdaya hutan secara berkelanjutan di wilayah perbatasan. 10

1.4. Kerangka Pikir Penelitian

Untuk mencapai tujuan pengelolaan sumberdaya hutan yang berkelanjutan diperlukan berbagai kajian baik dari sisi fung si sumberdaya hutan itu sendiri maupun kajian tentang kesiapan pemerintah dalam menentukan arah prioritas kebijakan pengelolaan sumberdaya hutan di wilayah perbatasan. Prioritas kebijakan tersebut perlu mempertimbangkan kajian secara multi sektoral dan multi dimensi. Ada 3 tiga dimensi utama yang perlu diperhatikan dalam menerapkan masalah keberlanjutan sumberdaya hutan yaitu dimensi ekonomi, ekologi dan sosial budaya. Secara ekonomi, pemanfaatan sumberdaya hutan terutama kayu tidak terbantahkan telah men ghasilkan penerimaan ekonomi bagi pelaku ataupun masyarakat di sekitar kawasan hutan. Penerimaan ekonomi dari eksploitasi sumberdaya hutan dapat ditingkatkan melalui penggunaan teknologi. Secara ekologi, sumberdaya hutan memiliki manfaat dan fungsi lingkungan antara lain sebagai pengatur iklim global, pengendali erosi, penyerap karbon dan pencegah banjir. Dari sisi sosial budaya, sumberdaya hutan dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang tinggal disekitar hutan sehingga terbentuk suatu komunitas sosial dan kelembagaan yang dapat menjaga kelangsungan budaya masyarakat setempat. Kesiapan sarana seperti peraturan dan perundang-undangan dalam dapat melaksanakan penataan kelembagaan dan penegakan hukum secara konsisten dalam pelaksanaan pengelolaan sumberdaya hutan secara berkelanjutan menjadi hal yang penting. Untuk itu perlu dilakukan kajian atas peraturan dan perundang-undangan yang ada, khususnya yang berhubungan dengan kebijakan pengelolaan sumberdaya hutan, kebijakan pengembangan lingkungan hidup, penguatan kapasitas kelembagaan, evaluasi terhadap sistem insentif dan disinsentif bagi pengelolaan sumberdaya hutan dan lingkungan. Kajian tersebut akan digunakan untuk menilai sinergitas antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil dalam pengelolaan sumberdaya hutan di wilayah perbatasan. Keberadaan ragam fungsi dan manfaat sumberdaya hutan tidak jarang menimbulkan konflik kepentingan dalam pemanfaatan sumberdaya hutan. Faktor hukum perlu dipertimbangkan dalam rangka mendapatkan solusi alternatif pengelolaan sumberdaya hutan yang diharapkan dapat mengurangi terjadinya konflik kepentingan, sehingga pemanfaatan sumberdaya hutan, baik secara ekonomi maupun sosial dapat dilakukan secara efektif dan efisien. 11 Alternatif pengelolaan sumberdaya hutan akan direpresentasikan dalam bentuk model pengelolaan sumberdaya hutan. Model yang akan dibangun didasarkan pada faktor-faktor penentu kondisi keberlanjutan pada 5 dimensi yaitu dimensi ekonomi, ekologi, sosial budaya, teknologi, hukum dan ke lembagaan. Simulasi skenario kebijakan pengelolaan sumberdaya hutan berkelanjutan akan dilakukan dengan mengubah kondisi dari faktor-faktor yang berpengaruh pada masing-masing dimensi untuk menghasilkan rekomendasi bagi pihak pengambil keputusan. Gambar 1 menunjukkan kerangka pikir penelitian Gambar 1. Kerangka pikir penelitian model pengelolaan sumberdaya hutan berkelanjutan di wilayah perbatasan Kalimantan Barat Model Pengelolaan SDH Ekonomi Sosial Budaya Meningkatkan manfaat sosial Meningkatkan Kualitas Lingkungan Meningkatkan efisiensi ekonomi Teknologi Hukum Kelembagaan Ekologi Sumberdaya Hutan Manfaat Ekonomi Manfaat Ekologi Manfaat Sosial budaya Fungsi Lingkungan Permintaan Kelembagaan Penyerapan TK Penerimaan Ekonomi Konflik Asset pemanfaatan Sumberdaya Hutan Alternatif Pengelolaan SDH Simulasi Skenario Kebijakan Pengelolaan SDH Berkelanjutan Rekomendasi + − Hukum 12 Tahapan pelaksanaan penyusunan model akan dimulai dengan penentuan keadaan saat ini existing condition. Pada penelitian ini, penilaian keadaan saat ini dilakukan dengan menggunakan Rapid Appraisal Indekx Sustainability for Forestry Management Rap-Insusforma yang merupakan modifikasi dari Rapfish yang dikembangkan oleh Kavanagh 2001. Berdasarkan hasil analisis yang diintegrasikan dengan “stakeholders assesment” dibangun model pengelolaan sumberdaya hutan berkelanjurtan dengan menggunakan analisis prospektif. Hasil simulasi diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi dalam pengelolaan sumberdaya hutan berkelanjutan di wilayah perbatasan Kalimantan Barat.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian