Dimensi teknologi HASIL DAN PEMBAHASAN

99 diselesaikan melalui hukum adat. Hukum adat di kawasan perbatasan masih memiliki kekuatan dan diakui oleh semua lapisan masyarakat. Berdasarkan data realisasi produksi kayu bulat tahun 2004 yang hanya mencapai lebih kurang dari 70 persen dari target yang ditetapkan berimplikasi pada tidak terpenuhinya kapasitas terpasang industri pengolahan kayu di Provinsi Kalimantan Barat. Beberapa industri pengolahan kayu terancam gulung tikar karena tidak tersedianya bahan baku berupa kayu bulat. Kondisi ini akan memberikan konsekuensi pada penurunan pendapatan industri pengolahan dan secara otomatis juga akan menurunkan nilai keuntungan. jika bahan baku industri pengolahan kayu terpenuhi sesuai dengan kapasitas industri terpasang, maka kegiatan usaha industri pengolahan kayu merupakan industri yang memiliki kelayakan finansial yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan nilai tambah added value yang diperoleh setelah kayu bulat mengalami proses pengolahan menjadi produksi kayu olahan memiliki nilai tinggi. Untuk fasilitas kelistrikan baru sekitar 50 persen penduduk yang mendapatkan pelayanan listrik. Hal ini menunjukkan besarnya perbedaan kesejahteraan masyarakat perbatasan di Kalimantan Barat dengan masyarakat perbatasan di Serawak yang hampir seluruhnya telah mendapatkan pelayanan listrik. Kondisi tersebut ternyata terjadi pula pada fasilitas air bersih yang hanya mampu melayani 50 persen penduduk di kawasan Kalimantan Barat, sedangkan penduduk perbatasan di Serawak telah terpenuhi 100 persen fasilitas air bersihnya.

d. Dimensi teknologi

Jika dibandingkan dengan wilayah perbatasan negara tetangga Malaysia, maka terlihat adanya kesenjangan ekonomi. Kawasan perbatasan Kalimantan Barat yang kaya akan sumberdaya alam seharusnya merupakan kawasan yang maju dan sejahtera, namun kenyataannya menjadi tertinggal. Jika dicermati, terjadi aktivitas ekonomi yang cukup tinggi khususnya yang terkait dengan sumberdaya hutan khususnya kayu, tetapi karena proses produksinya tidak terjadi di Kalimantan Barat, daerah ini hanya memperoleh nilai tambah yang rendah. Pada Tabel 23 dapat dilihat perkembangan industri pengolahan hasil hutan di Kalimantan Barat. Industri pengolahan yang ada semuanya masih terbatas pada industri pengolahan hasil hutan kayu, sedangkan industri pengolahan hasil hutan non kayu belum ada sama sekali. 100 Tabel 23. Perkembangan industri pengolahan kayu Di Provinsi Kalimantan Barat Kapasitas Industri Hulu Industri Hilir No . Jenis Industri Jumlah Unit Jenis Olahan Volume M 3 Jenis Olahan Volume M 3 1. 2. 3. 4. Kayu Lapis. Sawmill. DowellMouldi ng dan Wood Working. Particle Board 17 80 228 5 Polywood Sawn Timber 1479 844.832 - - DowellMouldi ng dan Wood Working. Particle -Board - 449.85 487.50 Jumlah 330 846.311 937.35 Dalam rangka penanggulangan kebakaran hutan dan lahan, telah dilkukan pelatihan kepada instansi pemerintah dan kelompok masyarakat pada tahun 2004. Pada Tabel 24 dan 25 disajikan tenaga keamanan dan tenaga teknis bidang kehutanan yang tersedia di lokasi kawasan perbatasan yang memiliki kemampuan dalam hal pengendalian dan pencegahan kebakaran hutan. Tabel 24. Potensi SDM terlatih bidang pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Kalimantan Barat No. Instansi Jenis Pelatihan Jumlah orang 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Polisi Kehutanan Dinas Kehutanan provinsi dan kabupaten Organisai pemudaLSM Korem 121 ABW TNI-AD Pemerintah Kabupaten Sintang Poskolak Kecamatan Ng Pinoh Satlak Perusahaan HPHHPHTIPerkebunan. Dinas Kehutanan Provinsi Posko Karhut Poskolak, TNI-AD, LSM, dan masyarakat di Ketapang Poskolak, TNI-AD, LSM, dan masyarakat di Sintang Poskolak, TNI-AD, LSM, dan masyarakat di Sanggau Pelatihan Dasar Karhutla Pelatihan Dasar Karhutla Pelatihan Dasar Karhutla Pelatihan Dasar Karhutla Pelatihan Dasar Karhutla Pelatihan Dasar Karhutla Deteksi dan peringatan dini Simulasi Protap Simulasi Protap Simulasi Protap Latihan Dasar Karhutla 115 60 57 60 40 115 120 110 108 140 Jumlah 1.028 101 \ Tabel 25. Jumlah tenaga Polisi Khusus Kehutanan dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Provinsi Kalimantan Barat No. Unit Kerja PPNS Polisi Hutan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. . 8. Dinas Kehutanan Provinsi Kalimanatan Barat Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pontianak Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Landak Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sambas Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sanggau Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Sintang Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Kapuas Hulu Dinas Kehutanan Kab. Pontianak Ketapang Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Bengkayang 17 2 1 11 10 4 10 31 103 3 32 32 34 50 7 Jumlah 92 347 Dalam rangka pengendalian kebakaran hutan dan lahan, telah dilakukan kampanye dan pencanangan pencegahan kebakaran hutan dan lahan oleh Gubernur Kalimantan Barat dengan cara; a. Mobilisasi sumberdaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan dengan melibatkan potensi yang ada Badan pemadam Kebakaranswasta, ABRI, anggota masyarakat, dan lain-lain. b. Sosialisa si dan penyuluhan melalui media elektronik dan cetak di 4 kabupaten. Ketersediaan sarana dan prasarana untuk pengamanan hutan menjadi faktor yang menentukan dalam pelaksanaan kegiatan pengamanan dan pengendalian hutan. Kondisi kawasan hutan perbatasan yang luas dan aksesibilitas jalan yang masih minim sementara teknologi informasi dan basis data sumberdaya hutan yang belum memadai menjadi kendala bagi petugas yang akan melakukan berbagai kegiatan pengamanan di kawasan perbatasan. Tabel 26. Keadaan sarana dan prasarana pengamanan hutan yang dimiliki Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat No. Jenis SaranaPerlatan Jumlah unit Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. Kendaraan roda dua Senjata api -Laras panjang -Genggam Speed bot 40 PK Pos Jaga Alat Komunikasi 3 200 38 2 3 3 Baikberfungsi 110 tersimpan Terdistribusi BaikBerfungsi BaikBerfungsi BaikBerfungsi 102 Secara umum sampai saat ini ketersediaan teknologi dalam mengelola sumberdaya hutan di wilayah perbatasan masih rendah dan belum memadai jika dibandingkan dengan luas wilayah.

e. Dimensi hukum dan kelembagaan