Analisis ID matrix dari hasil analisis kebutuhan berdasarkan stakeholders assesment Analisis ID matrix berdasarkan hasil indeks keberlanjutan menggunakan Rap-Insusforma.

124

5.2.2. Analisis ID matrix dari hasil analisis kebutuhan berdasarkan stakeholders assesment

Hasil analisis prospektif terhadap 23 faktor yang perlu mendapat perhatian berdasarkan analisis kebutuhan seperti yang disajikan pada gambar 28 menunjukkan ada 9 faktor yang berpengaruh besar terhadap pencapaian tujuan sistem namun ketergantungan antar faktor tersebut rendah, yaitu 1 penegakan hukum, 2 pemberdayaan masyarakat disekitar hutan, 3 pengamanan hutan, 4 kegiatan ladang berpindah, 5 teknologi mitigasi bencana kebakaran hutan, 6 pemanfaatan hasil hutan bukan kayu,7 penataan dan pengukuhan hutan, 8 penyediaan lapangan kerja, 9 program reboisasi, dan 4 faktor yang berpengaruh besar terhadap pencapaian tujuan sistem namun ketergantungan antar faktor tinggi, yaitu: 1 pemasaran, 2 kerjasama lintas sektor dan antar daerah, 3. Perilaku dan budaya masyarakat lokal, 4 kebijakan pemerintah provinsi dan kabupaten. Gambaran Tingkat Kepentingan Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Sistem yang Dikaji Penyediaan lapangan kerja Penataan dan pengukuhan kawasan Pemberdayaan masyarakat Program reboisasi Kerjasama dengan Malaysia Kerjasama lintas sektor dan antar daerah Pemerintah provinsi dan kabupatenkota Pemerintah pusat Penegakan hukum Peraturan perundangan kehutanan Dana Peraturan perundangan LH Teknologi hasil hutan Teknologi mitigasi bencana kebakaran Rehabilitasi lahan dan tanah Kegiatan ladang berpindah Pengelolaan DAS Sarana dan prasarana Pemasaran Industri pariwisata alam Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu Pengamanan hutan Perilaku dan budaya masyarakat - 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 - 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 Ketergantungan Pengaruh Gambar 28. Pengaruh dan ketergantungan antar faktor dalam pengelolaan sumberdaya hutan di wilayah perbatasan berdasarkan hasil analisa kebutuhan berdasarkan stakeholders assessment 125

5.2.3. Analisis ID matrix berdasarkan hasil indeks keberlanjutan menggunakan Rap-Insusforma.

Berdasarkan analisis keberlanjutan terdapat 21 atribut yang sensitif sebagaimana disajikan pada Tabel 30. Tabel 30. Atribut-atribut yang sensitif mempengaruhi nilai indeks keberlanjutan pengelolaan sumberdaya hutan di kawasan perbatasan. No. Atribut Keterangan 1. Perlindungan biota langka Perlindungan terhadap semua biota langka agar tidak mengalami kepunahan. 2. Tingkat kenanekaragaman biota Tingkat keanekaragaman biota yang sangat tinggi akan menyebabkan keseimbangan ekosistem hutan. 3. Waktu suksesi hutan Waktu yang diperlukan untuk perubahan status hutan dari hutan tersier – sekunder – primer. 4. Frekuensi kejadian kebakaran hutan Frekuensi kejadian kebakaran hutan yang menyebabkan kerusakan sumberdaya hutan di Kalimantan Barat 5. Kegiatan ladang berpindah Kegiatan ladang yang dilakukan secara berpindah-pindah oleh masyarakat 6. Tingkat ketergantungan konsumen terhadap hasil hutan Tingkat ketergantungan konsumen terhadap hasil hutan yang tinggi. 7. Besarnya pasar produk hasil hutan Tersedianya pasar produk hasil hutan, baik pasar lokal, nasional, regional, maupun internasional 8. Harga komoditas hasil hutan Harga komoditas hasil hutan yang layak sesuai dengan nilai yang sesungguhnya. 9. Tingkat pendapatan masyarakat. Tingkat pendapatan masyarakat di sekitar kawasan hutan berpengaruh terhadap pengelolaan sumberdaya hutan 10. Pola hubungan stakeholders. Pola hubungan stakeholders yang saling menguntungan tidak monopoli akan mendukung perkembangan industri hasil hutan. 11. Tingkat pendidikan masyarakat. Tingkat pendidikan masyarakat di sekitar kawasan hutan yang rendah akan berpengaruh terhadap pengelolaan sumberdaya hu tan 12. Jarak pemukiman dengan kawasan hutan Pemukiman masyarakat yang berada di dalam dan di sekitar kawasan hutan akan menyebabkan tingginya ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya hutan. 13. Ketersediaan teknologi pengolahan hasil hutan Ketersediaan teknologi industri pengolahan hasil hutan di Kalimantan Barat 14. Tingkat efisiensi industri pengolahan hasil hutan Tingkat efisiensi industri pengolahan hasil hutan 15. Standarisasi mutu produk hasil hutan Standarisasi mutu produk hasil hutan seperti: Ekolabel dan ISO 9000 16. Basis data sumberdaya hutan Ketersediaan basis data sumberdaya hutan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. 17. Teknologi mitigasi bencana kebakaran Ketersediaan teknologi pencegahan mitigasi bencana kebakaran hutan yang dipasang di sekitar kawasan hutan 18. Ketersediaan hukum adatagama Hukum adatagama yang dapat dipergunakan untuk mendukung hukum formal. 19. Sinkronisasi kebijakan pusat dan daerah Keterpaduan pelaksanaan kebijakan pusat dan daerah dalam p engelolaan sumberdaya hutan. 20. Intensitas pelanggaran hukum illegal loging Intensitas pelanggaran hukum terutama illegal loging yang terjadi di kawasan perbatasan. 21. Frekuensi konflik Konflik kepentingan antar stakeholders dalam pengelolaan sumberdaya hutan 126 Hasil analisis prospektif terhadap 21 atribut yang berpengaruh terhadap indeks keberlanjutan pengelolaan sumberdaya hutan di wilayah perbatasan disajikan pada gambar 29. Berdasarkan Gambar 29 menunjukkan terdapat 5 faktor yang berpengaruh besar terhadap pencapaian tujuan sistem dengan ketergantungan antar faktor tersebut rendah, yaitu: 1 perlindungan terhadap biota langka, 2 ketersediaan basis data, 3 teknologi mitigasi bencana kebakaran hutan, 4 frekuensi kejadian kebakaran hutan, dan 5 kegiatan ladang berpindah, dan 5 faktor yang berpengaruh besar terhadap pencapaian sistem namun ketergantungan antar faktor tinggi, yaitu: 1 intensitas pelanggaran hukum, 2 pola hubungan stakeholders, 3 harga komoditas hasil hutan, 4 besarnya pasar produk hasil hutan, 5 tingkat pendidikan masyarakat. Gambaran Tingkat Kepentingan Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Sistem yang Dikaji Tingkat efisiensi Ketersediaan teknologi pengolahan Tingkat pendidikan masyarakat Jarak pemukiman dengan kawasan hutan Pola hubungan stakeholder Tingkat pendapatan masyarakat Harga komoditas hasil hutan Pasar produk Ketergantungan konsumen Perlindungan biota langka Frekuensi kebakaran hutan Kegiatan ladang berpindah Tingkat keanekaragaman hayati Waktu suksesi hutan Standarisasi mutu produk Ketersediaan basis data Teknologi mitigasi bencana Hukum adatagama Singkronisasi kebijakan pusat-daerah Pelanggaran hukum Frekuensi konflik - 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 - 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 2.00 Ketergantungan Pengaruh Gambar 29. Pengaruh dan ketergantungan antar faktor dalam pengelolaan sumberdaya hutan di wilayah perbatasan berdasarkan analisis keberlanjutan 127

5.2.4. Analisis ID matrix untuk integrasi hasil analisis kebutuhan dan analisis keberlanjutan.