Suatu kecenderungan yang terjdi dewasa ini, yaitu orang kota yang kaya memborong tanah di daerah pedesaan yang rendah harga tanahnya.
Akibat dari gejala tersebut, harga tanah di daerah pedesaan menjadi naik. Penduduk desa yang tidak mampu membeli tanah, akan menjadi
lebih tidak mampu lagi. Bahkan mungkin mereka akan menjual lahan yang masih mereka miliki. Mereka akan pindah ke daerah yang
lebih terpencil. Jika tidak ada kebijaksanaan yang melindungi penduduk desa yang miskin, mereka akan menjadi bertambah miskin. Mereka
akan membuat pemukiman di daerah-daerah yang tidak memenuhi syarat. Dengan demikian, tidak hanya akan terjadi ketimpangan sosial, melainkan
juga akan menyebabkan ketimpangan fisis.
c. Wilayah Lingkungan Pantai Letak pantai tidak selamanya tetap. Jika kita perhatikan keadaan
daratan dekat pantai selamanya tetap. Coba perhatikan keadaan daratan terhadap laut maka kita dapat mengenali pantai naik dan pantai
turun. Pantai naik regresi disebut juga permukaan laut negatif. Tanda- tanda regresi kelihatan pada daratan pantai yang bertambah luas. Ini
dapat disebabkan karena daratan yang naik atau permukaan laut yang turun. Pantai turun ingresi disebut juga permukaan laut positif. Tanda-
tanda ingresi kelihatan pada daratan pantai yang menyempit, ini dapat disebabkan karena daratan yang menurun atau permukaan laut naik
laut transgresi.
Wilayah pantai dimanfaatkan manusia antara lain untuk kawasan wisata, areal pelabuhan, areal perikanantambak laut, pemukiman
penduduk, dan areal pertanianperkebunan. Pemanfaatan wilayah pantai harus dijaga terhadap kerusakan dan
pencemaran lingkungan hidup.
3. Membandingkan Aspek-aspek Wilayah Antarzona
Kombinasi antara analisis keruangan dan analisis ekonologi disebut analisis komplek wilayah. Pada analisis sedemikian ini wilayah-wilayah
tertentu didekati atau dihampiri dengan pengertian areal differentiation, yaitu anggapan bahwa interaksi antarwilayah akan berkembang karena
pada hakikatnya suatu wilayah berbeda dengan wilayah yang lain karena terdapat permintaan dan penawaran antarwilayah tersebut. Pada analisis
sedemikian diperhatikan pula mengenai penyebaran fenomena tertentu analisis keruangan dan interaksi antara variabel manusia dan ling kungannya
untuk kemudian dipelajari kaitannya analisis ekologi. Dalam hubungan dengan analisis kompleks wilayah ini ramalan wilayah regional forecasting
dan perancangan wilayah regional planning merupakan aspek-aspek dalam analisis tersebut. Di bawah ini akan diberikan contoh tentang analisis
kompleks wilayah mengenai perancangan wilayah dalam rangka penyiapan pemukiman transmigrasi.
Dalam perencanaan ini dibedakan beberapa tahap, yaitu sebagai berikut. a. Identifikasi wilayah potensial di daerah-daerah luar Jawa yang
memenuhi persyaratan minimum tingkat kesuburan tanahnya dengan kemiringan permukaan bumi maksimum 8.
b. Identifikasi bagian-bagian wilayah menurut tingkat aksesbilitas berdasarkan hasil identifikasi dan analisis tingkat aksesbilitas.
c. Perumusan perencanaan umum, yaitu untuk 20 tahun berdasarkan hasil yang dikelompokkan menurut konsep Struktur Pengembangan
WilayahStatus Wilayah Pembangunan dan optimasi program 20 tahun - tahap I koordinasi dengan sektor lain.
d. Perumusan program lima tahun berdasarkan hasil dan sasaran program transmigrasi lima tahun - tahap II koordinasi dengan sektor lain.
e. Penyesuaian foto udara skala 1 : 20.000 berdasarkan hasil perumusan program lima tahun.
f. Perumusan rencana pendahuluan tata pemukiman berdasarkan hasil penyesuaian foto udara skala 1 : 20.000 dan standar pemukiman tahap
I - tahap III koordinasi dengan sektor lain. g. Penyediaan peta topografi detail berskala 1 : 20.000 hingga 1 : 5.000
berdasarkan hasil perumusan rencana pendahuluan tata pemukiman. h. Penyelesaian rencana tata pemukiman detail berdasarkan hasil yang
dicapai. Pada rancangan penyiapan pemukiman transmigrasi di atas, tampak
antara lain adanya dua aspek, yaitu penyebaran fenomena dalam ruang dan kemungkinan adanya interaksi antara manusia dengan lingkungannya
yang sebaik mungkin. Selain dari itu pula diadakan peramalan wilayah untuk suatu daerah pengaliran sungai watershed. Pada hakikatnya suatu
daerah pengaliran sungai merupakan suatu ekosistem di mana komponen- komponen dalam daerah pengaliran sungai ini seperti organisme yang
hidup di hidrosfer, litosfer, dan atmosfer saling mengadakan interaksi. Untuk hal ini dapat diadakan peramalan untuk periode waktu tertentu dan
dicari cara yang sabaik-baiknya agar keseimbangan ekosistem tetap terpelihara.
Suatu contoh lain adalah peramalan wilayah untuk suatu kota sebagai nodal region. Untuk hal ini dapat diadakan peramalan untuk periode waktu
tertentu, misalnya tentang jumlah penduduk, kepadatan, pertumbuhan komposisi penduduk, dan mutu penduduk yang akan terjadi pada periode
waktu tertentu sehingga perlu dipikirkan agar keseimbangan ekosistem tetap terpelihara.