Sex ratio menunjukkan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan. Adanya perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan
jumlah penduduk wanita dapat digunakan untuk memperkirakan atau memprediksi keadaan jumlah penduduk di masa datang. Kemungkinan
terjadinya ledakan penduduk akan lebih besar, kalau jumlah penduduk wanita lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Untuk
mengetahui sex ratio suatu wilayah digunakan rumus sebagai berikut.
5. Pertumbuhan Penduduk
Indonesia
Pertumbuhan penduduk adalah keseimbangan dinamis antara ke kuatan
yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
penduduk, yakni kelahiran, kematian, dan migrasi. Kelahiran dan kematian disebut faktor alami, sedangkan migrasi disebut faktor nonalami. Kelahiran
bersifat menambah, sedangkan kematian bersifat me ngurangi jumlah penduduk. Migrasi yang bersifat menambah disebut migrasi masuk
imigrasi, sedangkan migrasi yang bersifat mengurangi disebut migrasi keluar emigrasi.
Tingkat pertumbuhan penduduk di negara kita masih termasuk tinggi, yakni sekitar 1,98 per tahun. Untuk menurunkan tingkat pertumbuhan
yang tinggi ini, pemerintah Indonesia melaksanakan program Keluarga Berencana. Dengan program Keluarga Berencana ini pada tahun 2000
pertumbuhan penduduk telah menurun menjadi ± 1,6 persen.
Struktur penduduk Indonesia memberat pada penduduk usia muda, hal ini sebagai akibat dari masih tingginya tingkat kelahiran. Persentase
penduduk 0 - 14 tahun pada tahun 1980 mencapai 40,3 persen dan pada tahun 1985 sedikit turun menjadi 39,2 persen. Penduduk usia muda ini pada
tahun 2000 diperkirakan turun lagi menjadi 37,7 persen dan 34,2 persen.
Untuk sekadar perbandingan, perhatikan tabel berikut
Tabel 6. Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia
Menurut Provinsi atau Pulau Tahun 1990 - 2000 No. Provinsi
1990 2000
pertum- buhan
1. Nangroe Aceh Darussalam 3.416.156 4.010.865 1,67
2. Sumatera Utara 10.256.027 11.476.272
1,17 3. Sumatera Barat
4.000.207 4.228.103 0,57
No. Provinsi 1990
2000 pertum-
buhan
4. Riau 3.303.976 4.733.948
3,79 5. Jambi
2.020.568 2.400.940 1,80
6. Sumatera Selatan dan 6.313.074
7.756.506 2,15
Bangka Belitung
7. Bengkulu 1.179.122 1.405.360
1,83 8. Lampung
6.017.573 6.654.354 1,05
9. DKI Jakarta 8.259.266 8.384.853
0,16 10. Jawa Barat dan Banten
35.384.352 43.552.923 2,17
11. Jawa Tengah 28.520.643 30.856.825
0,82 12. D.I. Yogyakarta
2.913.054 3.109.142
0,68 13. Jawa Timur
32.503.991 34.525.588 0,63
14. Bali 2.777.811
3.124.674 1,22
15. NTB 3.369.649
3.821.794 1,31
16. NTT 3.268.644
3.929.039 1,92
17. Kalimantan Barat 3.229.153
3.740.017 1,53
18. Kalimantan Tengah 1.396.486
1.801.504 2,67
19. Kalimantan Selatan 2.597.572
2.970.244 1,40
20. Kalimantan Timur 1.876.663
2.436.545 2,74
21. Sulawesi Utara dan 2.478.119 2.820.839 1,35
Gorontalo 22. Sulawesi Tengah
1.711.327 2.066.394
1,97 23. Sulawesi Selatan
6.981.646 7.787.299
1,14 24. Sulawesi Tenggara
1.349.619 1.771.951
2,86 25. Maluku dan Maluku Utara 1.857.790 1.977.570 0,65
26. Papua, Papua Tengah, 1.648.708 2.112.756 2,60
Papua Barat
Indonesia 178.631.196 203.456.005
1,61
Sumber: BPS 1990 dan 2000
Akibat ledakan penduduk menimbulkan berbagai masalah antara lain sebagai berikut.
a. Jumlah penduduk sangat banyak, yaitu nomor empat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
b. Pertumbuhan penduduk yang cepat menyebabkan tingginya angka pengangguran.
c. Persebaran penduduk tidak merata. Penduduk Indonesia tahun 2004 sejumlah 206.246.595 jiwa, 64 di antaranya tinggal di Pulau Jawa.
d. Komposisi penduduk kurang menguntungkan karena banyaknya penduduk usia muda yang belum produktif sehingga beban
ketergantungan tinggi. e. Arus urbanisasi tinggi, sebab kota lebih banyak menyediakan lapangan
kerja. f. Menurunnya kualitas dan tingkat kesejahteraan penduduk. Demikian
pula permasalahan lingkungan hidup sangat luas, misalnya merosotnya kuantitas dan kualitas sumber alam, tercemarnya lingkungan fisik, dan
timbulnya dampak negatif pembangunan terhadap lingkungan sosial. Menurut
Kuswanto dan Bintarto beberapa usaha untuk mengatasi
permasalahan akibat ledakan penduduk antara lain sebagai berikut. a. Perencanaan, pengaturan, dan pembatasan kelahiran dengan KB
untuk menekan jumlah penduduk. b. Menyelenggarakan pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup
yang baik melalui sekolah, kursus-kursus, dan perkumpulan lainnya untuk menampung tenaga kerja.
c. Meratakan persebaran penduduk dengan mengadakan transmigrasi dan melaksanakan pembangunan desa untuk membendung arus
urbanisasi dan terkonsentrasinya penduduk di suatu daerah. d. Memperluas kesempatan kerja, meningkatkan fasilitas pendidikan,
kesehatan, transportasi, komunikasi, dan perumahan. e. Perluasan industrialisasi, baik ringan maupun berat.
f. Perencanaan penggunaan tanah untuk pertanian, pembangunan, dan permukiman dengan tetap memperhatikan kelestariannya supaya
tidak merugikan kehidupan manusia di sekitarnya. g. Intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian agar produksi pangan dan
produksi hasil pertanian lainnya meningkat. h. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersahabat
dengan lingkungan untuk meningkatkan mutu kehidupan manusia.
6. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk atau densitas penduduk ialah perbandingan rata-rata
antara jumlah penduduk di suatu daerah dengan luasnya daerah tersebut dihitung setiap km
2
, sedangkan kepadatan penduduk agraris, yang dihitung hanya penduduk petaninya saja dan tanah yang dihitung hanya
tanah yang produktif. Jadi, lahan tidur, lapangan udara, dan sungai tidak dihitung.
Contoh:
Kepadatan penduduk di suatu daerah jumlah penduduknya 20.000 jiwa, luas daerah 50 km
2
maka kepadatan penduduk daerah itu =
Kepadatan penduduk agraris, misalnya dari jumlah penduduk tersebut di atas jumlah petaninya hanya 5.000 orang, sedangkan tanah pertanian
yang produktif hanya 20 km
2
maka kepadatan penduduk agraris di dae rah itu
Beberapa pengertian tentang kepadatan penduduk sebagai berikut. a. Kepadatan penduduk absolut atau mutlak, ialah keadaan negaradaerah
yang sebagian besar penduduknya masih sulit mencukupi kebutuhan pokoknya, biasanya melanda negara yang sedang berkembang dan
negara miskin. b. Kekurangan penduduk, terjadi bila suatu negara jumlah penduduk sede-
mikian kecilnya sehingga sulit untuk mengolah kekayaan alam guna mencukupi kebutuhan hidupnya. Jadi, baik kepadatan penduduk dan
kekurangan penduduk sama-sama kurang menguntungkan bagi negara. c. Kepadatan penduduk optimum, yaitu kepadatan penduduk yang sebaik-
baiknya. Jumlah penduduk yang ada di negara itu cukup untuk meng olah kekayaan alam yang ada di negaranya guna mencukupi
kebutuhan hidup. Agar jelasnya, periksalah tabel kepadatan penduduk di Indonesia
seperti di bawah ini.
Tabel 7. Kepadatan Penduduk Per Kilometer Menurut Provinsi
Tahun 1990 dan Tahun 2000
Luas km
2
Kepadatan No. Provinsi
Penduduk per
km
2
1990 2000
1990 2000
1. Nangroe Aceh Darussalam 55.392 55.390
62 72
2. Sumatera Utara 70.787 71.680
143 160
3. Sumatera Barat 49.778 42.898
93 99
4. Riau 94.561 94.561
35 50
5. Jambi 44.800 53.436
38 45
6. Sumatera Selatan dan Bangka
Belitung 103.688 109.254
58 71
7. Bengkulu 21.168 19.789
60 71
8. Lampung 33.307 35.385
170 188
Sumatera 473.481 482.393
77 88
9. DKI Jakarta 661
664 12.392 12.628 10. Jawa Barat dan Banten
46.229 43.177
819 1.009
11. Jawa Tengah 34.206 32.549
876 948
12. D.I. Yogyakarta 3.169
3.186 914
976 13. Jawa Timur
47.921 47.923 678
720
Jawa 132.186 127.499
814 945