Perubahan Penggunaan Geografi IPS Kelas 11 Dibyo Soegimo Ruswanto 2009

c. The Nebulous Farm Tupe Tipe desa yang sebagian besar penduduknya tinggal bersama di suatu tempat dengan lahan pertanian di sekitarnya. Sebagian kecil penduduk tersebar di luar permukiman pokok. Sebenarnya the nebulous farm sama dengan tipe the farm village, tetapi karena terlalu padatnya permukiman itu, ada beberapa penduduk yang terkumpul di luar permukiman pokok.

4. Persebaran Lokasi Pemukiman Kota

Kota merupakan tempat berlangsungnya semua kegiatan sehingga diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Akan tetapi, karena adanya ketimpangan antara kebutuhan sarana dan prasarana dengan bertambahnya penduduk maka timbul berbagai masalah sosial, ekonomi, dan budaya. Dalam membahas pengertian kota, ada beberapa istilah yang berhubungan dengan kota, antara lain sebagai berikut. a. Urban adalah suatu bentuk yang memiliki suasana kehidupan dan penghidupan yang modern. b. City adalah pusat wilayah kota. c. Bown adalah kota kabupaten atau pemerintah kota. d. Bown skip adalah kota kecamatan atau kota kawedanan. Kota dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berikut. a. Kota wisata, merupakan kawasan pariwisata. b. Kota pelajar, merupakan kota kawasan pelajar karena banyak berdiri sekolah-sekolah. Beberapa sebutan kota di Indonesia. • Jakarta : kota metropolitan • Surabaya : kota pahlawan • Jogjakarta : kota pelajar • Pekalongan : kota batik • Bandung : kota kembang • Bogor : kota hujan • Cirebon : kota udang Jelaskan alasan penyebab julukan nama kota-kota di atas c. Kota industri, merupakan daerah kota kawasan industri yang banyak pabrik-pabriknya. d. Kota satelit, yaitu kota yang letaknya dekat dengan kota besar, warganya mendapat penghidupan wilayah hukum kota kecil tersebut. e. Kota perdagangan, yaitu kota yang terletak pada kawasan perdagangan. Di Amerika Serikat, kota pusat-pusat perdagangannya disebut CDB Central Business District, sedangkan di Inggris pusat kota perdagangan disebut Central Area. 2 3 4 5 6 7 Lfufsbohbo; 2Djuznfsvqblboqvtbulpubejtvbuvlbxbtbo 3Tvcvscbogbvcpvshinfsvqblbotvbuvbsfbzbohufsmfubl eflbuefohboqvtbulpubjoujlpubefohbomvbtzboh nfodblvqebfsbiqfohmbkv 4Tvcvscbogsjohfnfsvqblbotvbuvbsfbzbohnfmjohlbsj tvcvscboebonfsvqblboebfsbiqfsbmjibolpublfeftb 5Vscbogsjohfnfsvqblbotvbuvbsfbcbubtmvbslpubzboh tjgbuozbnjsjqefohbolpub 6Svsbmnfsvqblboebfsbiqfeftbbo Gambar 5.13 Daerah yang berhubungan dengan urbanisasi. Sumber: Bintarto, 1991 Adapun pola pemekaran kota dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut. a. Pola Konsensus Pola ini awalnya berasal dari suatu tempat karena makin padat penghuninya lalu berkembang ke daerah tepi atau pinggiran. Perkembangan tersebut sebagai akibat semakin maraknya kegiatan di tempat tersebut. Akhirnya, lokasi awal tersebut menjadi pusat bisnis dan wilayah sekitarnya menjadi wilayah pendukung. 1. Bagaimana pola kehidupan masyarakat kota yang bersifat individualistik? 2. Sebutkan kota-kota di Indonesia yang berkembang di sekitar pantai laut Gambar 5.14 Permukiman padat dataran rendah perkotaan. Sumber: diolah oleh Gnaya, 2006 b. Pola Sektoral Pola ini berkembang dari sektor kegiatan yang menjadi bagian dari suatu kota yang akan berkembang. Perkembangan setiap sektor tersebut akan membawa dampak terhadap pola keruangan di kota. c. Pola Pusat Kegiatan Ganda Pola seperti ini berkembang dari kondisi lingkungan yang berbeda. Masing-masing lingkungan berkembang dan menjadi pusat kegiatan. Kota yang berkembang dengan pola seperti ini biasanya kota yang berada di tepi pantai. Kota sebagai tata ruang harus merupakan lingkungan yang dinamis sehingga membutuhkan daya dukung bagi penghuninya. Oleh sebab itu, timbul sifat-sifat yang berbeda dengan permukiman pedesaan. Sifat-sifat tersebut, antara lain sebagai berikut. a. Penduduk kota adalah anonim, artinya satu dengan yang lain tidak saling mengenal. b. Sifat tidak peduli terhadap orang lain. Persyaratan yang harus dipenuhi bagi kelangsungan kehidupan kota adalah: a. adanya suasana dan rasa aman pada warga kota; b. adanya suasana tertib setiap warga masyarakat sehingga mampu menempatkan dirinya masing-masing; dan c. adanya usaha untuk membina suasana sehat dan bebas dari segala penyakit menular.