Qfnjmjlqspzfl
Mbqpsbo BOEBMesbgu
Fwbmvbtj Mbqpsbo
ibsvt ejqfscbjlj
Ejupmbl Mbqpsbo
BOEBMblijs
Qfncbohvobo qspzfl
Qspzflcfskbmbo SfodbobQfohfmpmbbo
MjohlvohboSLM
E B
N Q
B L
Qfnboubvbo IbtjmQfnboubvbo
Blujwjubtqfohfmpmbbo mjohlvohbo
Sfodbob Qfnboubvbo
MjohlvohboSQM Blujwjubt
qfsbobo qfohfmpmbbo
mjohlvohbo Qspzfl
ejuvoeb0ejcbubmlbo Ejtfuvkvj
Gambar 5.4 Hubungan hasil ANDAL, pemantauan dampak RPL, dan pengelolaan lingkungan RKL.
Sumber: Kuswanto, 2007
4. Kegunaan AMDAL Bagi Pemerintah dan Pemilik Proyek
Kegunaan AMDAL bagi pemerintah sebagai berikut. a. Menghindarkan perusakan lingkungan hidup seperti timbulnya
pencemaran air, pencemaran udara, kebisingan, dan lain sebagainya sehingga tidak menggangu kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan
masyarakat.
b. Menghindarkan pertentangan-pertentangan yang mungkin timbul khususnya dengan masyarakat dan proyek-proyek lain.
c. Mencegah agar potensi sumber daya yang dikelola tersebut tidak rusak khusus untuk sumber daya alam yang dapat diperbarui.
d. Mencegah rusaknya sumber daya alam lain yang berada di luar lokasi proyek baik yang diolah proyek lain, diolah masyarakat ataupun yang
belum diolah. e. Sesuai dengan rencana pembangunan daerah, nasional, ataupun
internasional serta tidak menganggap proyek lain.
f. Menjamin manfaat yang jelas bagi masyarakat umum. g. Sebagai alat pengambil keputusan pemerintah.
Kegunaan AMDAL bagi pemilik proyek sebagai berikut. a. Mempersiapkan cara-cara pemecahan masalah yang akan dihadapi di
masa yang akan datang. b. Sebagai sumber informasi lingkungan di sekitar lokasi proyeknya secara
kuantitatif, termasuk informasi sosial ekonomi dan sosial budaya. c. Melindungi proyek yang melanggar undang-undang atau peraturan-
peraturan yang berlaku. d. Melindungi proyek dari tuduhan pelanggaran atau suatu dampak
negatif yang sebenarnya tidak dilakukan. e. Melihat masalah-masalah lingkungan yang akan dihadapi di masa
yang akan datang. f. Sebagai bahan utuk menganalisis pengelolaan dan sasaran proyek.
g. Sebagai bahan penguji secara komprehensif dari perencanaan proyeknya, untuk dapat menemukan kelemahan dan kekurangan dan
segera dipersiapkan penyempurnaannya. Sejak awal perencanaan satu proyek pemerintah sudah menghendaki
diadakan studi Penyajian Informasi Lingkungan PIL. PIL merupakan suatu alat pemerintah untuk memutuskan apakah proyek yang diusulkan
ini perlu ANDAL atau tidak. Dengan mempelajari laporan PIL, pemerintah sebagai pengendali sekaligus pengambil keputusan menilai apakah proyek
yang diusulkan ini berpotensi menimbulkan dampak negatif sehingga mengharuskan pemilik proyek melakukan AMDAL. Sebaliknya, apabila
proyek tersebut dianggap tidak akan menimbulkan dampak yang berarti maka pemilik proyek tersebut tidak perlu melakukan AMDAL dan dapat
mulai membangun proyeknya dengan diberikan pedoman pengelolaan dan pemantauannya.
Keputusan yang dapat diambil sebagai berikut. a. Proyek tidak boleh dibangun.
b. Proyek boleh dibangun, tetapi dengan saran-saran tertentu yang harus
diikuti pemilik proyek dengan persyaratan. c. Proyek boleh dibangun sesuai dengan usulan tanpa persyaratan.
Dengan mempelajari AMDAL, pengambil keputusan mencoba melihat sebagai berikut.
a. Apakah akan ada dampak pada kualitas lingkungan hidup yang melampaui toleransi yang sudah ditetapkan.
b. Apakah akan menimbulkan dampak pada proyek lain sehingga dapat menimbulkan pertentangan.
c. Apakah akan timbul dampak negatif yang tidak akan dapat ditoleransi masyarakat serta membahayakan keselamatan masyarakat.
d. Sejauh mana pengaruhnya pada pengaturan lingkungan yang lebih luas.