Dalam Pembangunan Harus Diperhitungkan Keterbatasan Lingkungan Ekologis

Jika Skenario Ke-3 Gagal, Lempar Handuk Tanggul Jebol Lagi, Lumpur Masuk Tol JAKARTA -Warga Sidoarjo sebaiknya berharap skenario ketiga menggunakan teknik pengeboran miring relief well bisa menghentikan semburan lumpur Lapindo. Sebab, skenario itu benar-benar akan menjadi upaya pamungkas untuk mematikan semburan lumpur panas di Porong, Sidoarjo, tersebut. Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro di Kantor Presiden menjelaskan, upaya penghentian semburan lumpur hanya dilakukan menggunakan tiga skenario. Yakni, snubbing unit, pengeboran menyamping side tracking, dan pengeboran miring. Menurut dia, sekarang sedang dilakukan pengeboran miring skenario ketiga. Tujuannya mencapai pusat semburan di dalam sumur yang kedalamannya mencapai 9.000 feet. Begitu pusat semburan ditemukan, akan dimasukkan lumpur berat atau disuntikkan semen. ”Jadi, yang terpenting sekarang sumbernya ditemukan dulu,” ujar Purnomo. Bagaimana jika relief well tersebut juga gagal? ”Seandainya skenario ketiga tidak bisa menyelesaikan, tidak kami stop semburan lumpur. Tapi kami alirkan atau kami manfaatkan,” tegasnya. Namun, kata dia, tim penanggulangan semburan lumpur belum melangkah ke arah itu. Mereka masih fokus kepada skenario ketiga. Untuk mengantisipasi kegagalan relief well, Kementerian ESDM sudah menyiapkan rencana darurat contigency plan. Lumpur panas yang saat ini ditampung di kolam-kolam lumpur disalurkan ke tempat lain sambil menunggu semburan tersebut mati sendiri. Yaitu, mengalirkan air lumpur ke Selat Madura melalui pipa sepanjang 16 kilometer serta menggelontorkan lumpur melalui Kali Mati dan Kali Porong. ”Contigency plan akan kami gunakan bila skenario ketiga tidak bisa menutup mud blow out semburan lumpur,” ujarnya. Menurut Purnomo, bila semburan lumpur tidak bisa dihentikan menggunakan skenario ketiga, berarti sumbernya tidak berasal dari sumur Banjar Panji-1. ”Tapi, lumpur itu dipastikan berasal dari mud chamber lapisan tanah yang berisi lumpur,” ungkap pakar geologi perminyakan alumnus sekolah pertambangan terkemuka Colorado School of Mining itu. Sementara itu, petugas lapangan Lapindo Brantas harus bekerja keras untuk mengatasi luberan lumpur. Kemarin, ketika sedang memperbaiki jalan tol Surabaya-Gempol di Km 37 hingga Km 39, tanggul penahan lumpur di Km 39,200 jebol. Jalan tol pun ditanggul lagi agar lumpur tidak meluber. Tanggul yang jebol sepanjang 15 meter itu berada di Desa Besuki. Jebolnya tanggul tersebut kembali mengancam jalan tol. Sebab, saat ini Lapindo dan Departemen PU sedang meninggikan jalan tol sekitar 2,5 meter mulai Km 37 hingga Km 39. Jika tanggul di Km 39,200 tidak mampu menahan lumpur, upaya peninggian jalan tol tersebut terancam sia-sia. Meningkatnya jumlah penduduk bumi menyebabkan peningkatan ber bagai kebutuhan, mulai dari pangan, sandang, maupun pemukiman. Dibutuhkan pula sumber daya alam lainnya seperti tanah, air, energi, mineral, dan lainnya yang diambil dari persediaan sumber daya alam di bumi. Semula kehidupan manusia di bumi di kuasai oleh alam, namun dengan munculnya etika Ba rat lahirlah sistem nilai yang hakikatnya memandang bahwa manusialah yang menguasai dan menjadi pusat antroposentris. Dalam sistem nilai seperti ini lahirlah anggap an bahwa apa yang ada di bumi ini adalah untuk manusia. Di samping kebutuhan tersebut maka pada manusia terdapat keinginan-keinginan agar kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi. Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan untuk kepentingan manusia menyebabkan menipisnya perse diaan sumber daya alam, bahkan sisa-sisa pengolahan berbagai barang akhirnya menimbulkan bencana bagi kehidupan manusia. Beberapa contoh mengenai terjadinya bencana lingkungan akibat pencemaran dan lainnya adalah sebagai berikut. Saat ini, Jasa Marga masih melakukan sistem buka tutup untuk arus kendaraan. Yang dioperasikan hanya jalur Surabaya-Gempol jalur A. Jalur Gempol-Surabaya jalur B ditutup karena sedang ditinggikan. ”Kita lihat kondisi. Kalau peninggian jalan di jalur B sudah selesai, kami akan memberlakukan buka tutup untuk dua jalur sesuai jam kepadatan lalu lintas,” jelas Kepala Jasa Marga Bachriansyah. Pembuangan lumpur Lapindo ke bekas pertambangan sirtu di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, dihentikan sementara. Sebab, menurut Bupati Mojokerto Achmady, Lapindo belum berkoordinasi dengan Pemkab Mojokerto dan warga sekitar lokasi pembuangan lumpur. ”Sebelum ada koordinasi, saya harap tidak melakukan pembuangan itu dulu,” katanya ketika dihubungi melalui telepon genggamnya kemarin. Sumber: Jawa Pos, 2 September 2006 Bahan diskusi 1. Jelaskan mengapa terjadi banjir lumpur panas di area PT Lapindo Porong Sidoarjo 2. Jelaskan akibat banjir lumpur panas tersebut 3. Jelaskan apakah pada saat pendirian proyek tidak ada studi AMDAL 4. Jelaskan skenario usaha penanggulangan dan pemecahan masalah banjir lumpur panas tersebut C KETERBATASAN EKOLOGIS DALAM PEMBANGUNAN DAN UPAYA MENGATASINYA 1. Pencemaran limbah industri dan rumah tangga me nyebabkan pencemaran air tanah dan air permukaan. Hujan asam di berbagai kota di Indonesia me nyebabkan timbulnya berbagai penyakit, kerusak an, dan kematian tanaman pertanian serta kerusakan hutan. 2. Pencemaran yang disebabkan kecelakaan, mi salnya bocornya pabrik pestisida di Bhopal India dan kecelakaan pusat listrik tenaga nuklir di Cher nobyl Rusia telah menimbulkan banyak kerugian. 3. Terjadinya erosi dan banjir di berbagai bagian bumi, seperti di India, Indonesia, dan Cina. 4. Terganggunya udara di kota London dan Los Angeles karena udara tercemar oleh asap berbagai industri sehingga mengganggu kesehatan penduduk. 5. Malapetaka yang terjadi di Ethiopia Afrika 1980, yakni kegagalan panen akibat kekeringan yang menyebabkan kelaparan dan kematian, berawal dari pertumbuhan penduduk yang tinggi, penggundulan hutan, erosi tanah yang meluas, dan kurangnya dukungan terhadap program pertanian. Pembangunan yang dilakukan oleh setiap negara nampaknya dapat meningkatkan kesejahteraan penduduknya. Sejalan dengan itu eksploitasi sumber daya alam semakin meningkat. Akibatnya persediaan sumber daya alam makin terkuras dan pencemaran lingkungan makin meningkat. Hal ini terjadi tidak hanya pada nega ra maju, tetapi juga terjadi pada negara berkembang, termasuk Indonesia. Negara maju masih meneruskan pola hidupnya yang mewah dan boros. Jumlah industri, ken daraan bermotor, dan konsumsi energi terus meningkat dalam memenuhi kebutuhan kehidupan mereka. Sementara negara berkembang berusaha keluar dari kemiskinannya melalui peningkatan pembangunan. Untuk itu, eksploitasi sumber daya alam dilakukan, baik untuk kebutuhan dalam negeri, maupun untuk ekspor. - Keterbatasan ekologis - Eksploitasi sumber daya alam