23
2.  Sifat-sifat Kimia Semen Portland
a.  Senyawa Kimia Secara  garis  besar  ada  empat  senyawa  kimia  utama  yang  menyusun
semen portland yaitu: -  Trikalsium Silikat C
3
S -  Dikalsium Silikat C
2
S -  Trikalsium Aluminat C
3
A -  Tetrakalsium Aluminoferrit C
4
AF
Tabel 2.3
Karakteristik Senyawa Penyusun Semen Portland
Nilai Trikalsium
Silikat 3CaO.SiO
2
atau C
3
S Dikalsium
Silikat 2CaO.SiO
2
atau C
2
S Trikalsium
Aluminat 4CaO.Al
2
O
3
atau C
3
A Tetrakalsium
Aluminoferfrit 4CaO.Al
2
O
3
F e
2
O
3
Penyemenan Baik
Baik Buruk
Buruk Kecepatan
Reaksi Sedang
Lambat Cepat
Lambat Pelepasan
Panas Hidrasi
Sedang Sedikit
Banyak Sedikit
Sumber : Mulyono, Tri. 2003. Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi, 2003:38
b.  Kesegaran Semen Pengujian  kehilangan  berat  akibat  pembakaran  dilakukan  pada  semen
dengan  suhu  900-1000  ÂșC.  Kehilangan  berat  ini  terjadi  karena  kelembaban yang  menyebabkan  rehidrasi  dan  karbonisasi  dalam  bentuk  kapur  bebas  atau
magnesium yang menguap. Kehilangan berat semen ini merupakan ukuran dari
kesegaran semen. Dalam keadaan normal akan terjadi kehilangan berat sekitar 2 batas maksimum 4.
Universitas Sumatera Utara
24 c.  Sisa yang Tidak Larut
Sisa  bahan  yang  tidak  habis  bereaksi  adalah  sisa  bahan  tidak  aktif  yang terdapat  pada  semen.  Semakin  sedikit  sisa  bahan  ini,  semakin  baik  kualitas
semen. Jumlah maksimum tidak larut yang dipersyaratkan adalah 0,85.
d.  Panas Hidrasi Semen Proses hidrasi terjadi dengan arah kedalam dan keluar. Maksudnya, hasil
mengendap  di  bagian  luar,  semen  yang  bagian  dalamnya  terhidrasi  secara bertahap akan terhidrasi sehingga volumenya mengecil susut. Selama proses
hidrasi berlangsung,  akan  keluar  panas  yang  dinamakan  panas  hidrasi.  Pasta
semen  yang  telah  mengeras  memiliki  struktur  berpori  dengan  ukuran  yang sangat kecil dan bervariasi. Setelah proses  hidrasi berlangsung, endapan  pada
permukaan butiran semen akan menyebabkan difusi air ke bagian dalam yang belum terhidrasi semakin sulit.
e.  Kekuatan Pasta Semen dan Faktor Air Semen Banyaknya  air  yang  dipakai  selama  proses  hidrasi  akan  mempengaruhi
karakteristik  kekuatan  beton  jadi.  Pada  dasarnya  jumlah  air  yang  dibutuhkan untuk  proses  hidrasi  tersebut  adalah  sekitar  25  dari  berat  semen.  Jika  air
yang  digunakan  kurang  dari  25,  maka  kelecekan  atau  kemudahan  dalam mengerjakan  tidak  akan  tercapai.  Beton  yang  memiliki  workability
didefenisikan  sebagai  beton  yang  dapat  dengan  mudah  dikerjakan  atau dituangkan  ke  dalam  cetakan  dan  dapat  dengan  mudah  dibentuk.  Kekuatan
beton  akan  turun  jika  air  yang  ditambahkan  ke  dalam  campuran  semakin
Universitas Sumatera Utara
25 banyak.  Karena  itu  penambahan  air  harus  dilakukan  sedikit  demi  sedikit
sampai nilai maksimum yang tercantum dalam rencana tercapai. Faktor  Air  Semen  FAS  atau  Water  Cement  Ratio  WCR  adalah  berat
air dibagi dengan berat semen. FAS yang rendah menyebabkan air yang berada di  antara  bagian-bagian  semen  sedikit  dan  jarak  antar  butiran-butiran  semen
menjadi pendek.
2.5.  Agregat
Dalam  perencanaan  beton,  agregat  mendapat  perhatian  yang  utama  karena bahan  tersebut  menempati  volume  yang  paling  besar  dalam  campuran  beton  dan
sangat  mempengaruhi  kekuatan  dan  sifat-sifat  beton  lainnya.  Biasanya,  beton  mutu tinggi  diproduksi  dengan  menggunakan  agregat  ringan  untuk  struktur  beton  dan
agregat berat untuk beton density tinggi. Beton umumnya mengandung lebih kurang 60-70 agregat halus dan kasar
dari  keseluruhan  komposisi  beton,  oleh  karena  itu  agregat  memegang  peranan penting dalam suatu campuran beton. Agregat tidak hanya membantu kekuatan dari
beton  tetapi  juga  berpengaruh  besar  terhadap  ketahanan  dan  kekompakan  struktural beton  yang  dihasilkan.  Untuk  mendapatkan  beton  yang  baik,  pembagian  ukuran
butiran  yang  baik  pula,  sehingga  dapat  memberikan  stabilitas  dan  keawetan  yang lebih tinggi sebagai beton berkekuatan tinggi.
Banyaknya  pasta  semen  yang  diinginkan  per  unit  volume  campuran  beton berkurang  dengan  meningkatnya  volume  relatif  antara  agregat  kasar  dan  agregat
halus.  Karena  jumlah  material  semen  yang  terkandung  dalam  beton  mutu  tinggi biasanya  cukup  besar,  volume  partikel  halus  dalam  campuran  cenderung  menjadi
tinggi.  Akibatnya,  volume  pasir  dapat  dipertahankan  sampai  nilai  minimum  yang
Universitas Sumatera Utara
26 dibutuhkan untuk mencapai workabilitas dan kompabilitas kepadatan. Dengan cara
ini,  memungkinkan  untuk  memproduksi  beton  dengan  kekuatan  yang  lebih  tinggi untuk kadar material semen yang diberikan.
Bentuk,  ukuran,  kekerasan,  dan  kehalusan  permukaan  agregat  mempengaruhi besarnya  kekuatan  beton,  khususnya  untuk  beton  mutu  tinggi  dimana  kekuatan
lenturnya  lebih  berpengaruh  daripada  kekuatan  tekan.  Permukaan  yang  lebih  kasar mengakibatkan  gaya  adhesi  atau  ikatan  antar  partikel  dan  material  semen  semakin
kuat.  Demikian  juga  semakin  luas  bidang  permukaan  dan  lebih  angular  agregat, menghasilkan ikatan yang lebih kuat.
Agregat  lebih  murah  harganya  bila  dibandingkan  dengan  harga  semen,  oleh karena  itu  akan  lebih  ekonomis  apabila  mempergunakan  banyak  agregat  dalam
campuran  beton  dan  mempengaruhi  jumlah  semen,  namun  tetap  dalam  batas kekuatan beton yang direncanakan.
Klasifikasi agregat secara umum adalah mengenai bentuk dan ukuran agregat. Bentuk agregat terdiri dari agregat alam yang berbentuk bulat dan agregat batu pecah
yang berbentuk runcing menyudut. Agregat yang bentuknya bulat adalah akibat dari kekuatan  dan  ketahanan  terhadap  abrasi  dari  batuan  asal  dan  tujuan  penggunaan
sebelumnya.  Dalam  kasus  batu  pecah,  bentuknya  sangat  tergantung  dari  peralatan tipe mesin pemecah batu yang menghasilkan ukuran dan bentuk batu pecah.
Agregat  dibedakan  dalam  dua  jenis,  yaitu  agregat  kasar  batu  pecah  yang mempunyai ukuran lebih besar dari 4,75 mm dan agregat halus pasir dengan ukuran
maksimum 4,75 mm. Agregat  kasar  dapat  mempengaruhi  kekuatan  dan  sifat  struktur  beton.  Oleh
karena itu, agregat kasar harus dipilih yang cukup keras, tidak retak dan tidak mudah
Universitas Sumatera Utara
27 pecah,  bersih,  dan  bebas  dari  lapisan  di  permukaannya.  Sifat  agregat  kasar  juga
mempengaruhi karakteristik lekatan agregat-mortar dan kebutuhan air pencampur. Untuk masing-masing tingkatan kekuatan beton, Ada ukuran optimum agregat
kasar yang menghasilkan kekuatan tekan terbesar untuk setiap berat semen. Agregat dengan ukuran nominal 25 mm dan 20 mm umumnya digunakan untuk memproduksi
beton dengan kekuatan sampai 62 Mpa, dan ukuran 12,5 mm atau 10 mm untuk mutu beton  di  atas  62  Mpa.  Umumnya  ukuran  agregat  kasar  yang  terkecil  menghasilkan
kekuatan  yang  paling  tinggi  dengan  wc+p  yang  diberikan.  Walaupun  demikian, kekuatan  tekan  di  atas  70  Mpa  dapat  juga  diperoleh  dengan  menggunakan  ukuran
nominal  maksimum  agregat  25  mm  jika  pada  campuran  diberikan  bahan  tambahan kimia  chemical  admixture.  Penggunaan  ukuran  agregat  kasar  yang  terbesar
merupakan  pertimbangan  yang  penting  jika  optimasi  modulus  elastisitas,  rangkak creep, dan susut kering drying shrinkage merupakan hal yang utama.
Agregat  kasar  diambil  dari  agregat  alam  yang  terjadi  dari  proses  pelapukan weathering  dan  abrasi.  Untuk  memperoleh  keseragaman  kekuatan  agregat  kasar
yang digunakan, maka agregat kasar  yang dipakai dalam penelitian ini diambil dari daerah Binjai.
Agregat  halus  dengan  gradasi  dan  bentuk  partikelnya  merupakan  faktor  yang penting  dalam  memproduksi  beton  dengan  mutu  tinggi.  Bentuk  partikel  dan  tekstur
permukaan  mempunyai  pengaruh  yang  besar  pada  kebutuhan  air  pencampur  dan kekuatan  tekan  sebagaimana  dengan  agregat  kasar.  Agregat  halus  dengan  gradasi
yang  sama  tetapi  mempunyai  perbedaan  kandungan  udara  1  dapat  mengakibakan perbedaan kebutuhan air pencampur sebesar 1 kgm
3
.
Universitas Sumatera Utara
28 Agregat  halus  dengan  modulus  kehalusan  FM  antara  2,5  sampai  3,2  lebih
baik  untuk  beton  mutu  tinggi.  Campuran  beton  yang  dibuat  dengan  agregat  halus yang mempunyai modulus kehalusan FM kurang dari 2,5 biasanya bersifat lengket
sticky  dan  mempunyai  workabilitas  yang  rendah  dan  memerlukan  kebutuhan  air pencampur yang lebih tinggi. Terkadang memungkinkan untuk mencampur pasir dari
daerahlokasi  yang  berbeda  untuk  meningkatkan  keragaman  gradasinya  dan kapasitasnya untuk menghasilkan kekuatan yang lebih tinggi.
Ukuran  agregat  halus  yang  digunakan,  lolos  saringan  ayakan  5  mm  dan mempunyai  tekstur  yang    baik.  Kadar  lumpur,  kadar  organik,  dan  kadar  air  serta
sifat-sifat lainnya harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Agregat  halus  yang  digunakan  pada  penelitian  ini  merupakan  agregat  alam
yang berasal dari sungai Sei Wampu, Binjai. Klasifikasi bentuk agregat dapat dilihat pada tabel 2.4.
Tabel 2.4 Klasifikasi Bentuk Agregat
Klasifikasi Bentuk
Bulat Aus  akibat  air,  atau  terbentuk  akibat  terkikis
keseluruhannya Tak Beraturan
Iregular alami atau sebagian tekikis dan memiliki
bentuk bulat Flaky
Material yang tipis pada salah satu sisinya Angular
Memiliki bentuk sisi yang baik pada seberang dari planar
yang kasar Elongated
Material  yang  menyudut  salah  satu  sisinya  lebih panjang dari yang lain
Flaky dan Elongated
Material  yang  memiliki  panjang  yang  lebih  besar dan lebar, dan lebar lebih besar dari tebalnya
Universitas Sumatera Utara
29
2.6.  Air
Air diperlukan pada pembuatan beton untuk proses kimiawi semen, membasahi agregat  dan  memberikan  kemudahan  dalam  pekerjaan  beton.  Air  yang  banyak
mengandung senyawa-senyawa yang berbahaya, yang tercemar garam, minyak, gula atau  bahan  kimia  yang  lainnya,  bila  dipakai  dalam  dalam  campuran  beton  akan
menurunkan  kualitas  beton,  bahkan  dapat  mengubah  sifat-sifat  beton  yang dihasilkan. Air yang berlebihan akan menyebabkan banyaknya gelembung air setelah
proses  hidrasi  selesai,  sedangkan  air  yang  terlalu  sedikit  akan  menyebabkan  proses hidrasi tidak tercapai seluruhnya, sehingga akan mempengaruhi kekuatan beton.
1.  Sumber-sumber Air
-  Air yang terdapat di udara -  Air hujan
-  Air tanah -  Air permukaan
-  Air laut
2.  Syarat Umum Air Air  yang  digunakan  dalam  campuran  beton  harus  bersih,  tidak  boleh
mengandung  minyak,  asam  alkali  zat  organik  atau  bahan  lainnya  yang  dapat merusak beton atau tulangan. Air yang dipakai dalam pembuatan beton pra-tekan
dan  beton  yang  akan  ditanami  logam  aluminium  termasuk  air  bebas  yang terkandung  dalam  agregat  tidak  boleh  mengandung  ion  klorida  dalam  jumlah
yang  membahayakan  ACI  318-89:  2-2.  Untuk  perlindungan  terhadap  korosi, konsentrasi  ion  klorida  maksimum  yang  terdapat  dalam  beton  yang  telah
Universitas Sumatera Utara
30 mengeras pada umur 28  hari  yang dihasilkan dari bahan campuran termasuk air,
agregat,  bahan  bersemen  dan  bahan  campuran  tambahan  tidak  boleh  melampaui nilai batas yang telah ditentukan.
Tabel 2.5 Batas Maksimum Ion Klorida
Jenis Beton Batas
Beton pra-tekan 0,06
Beton bertulang
yang selamanya
berhubungan dengan klorida 0,15
Beton  betulang  yang  selamanya  kering atau terlindung dari basah
1,00
Konstruksi beton bertulang lainnya 0,30
Sumber : Mulyono, Tri. 2003. Teknologi Beton, Yogyakarta: Andi, 2003: 54
Tabel 2.6 Ketentuan Minimum untuk Beton Kedap Air
Jenis Beton Kondisi
Lingkungan Berhubungan
dengan Faktor Air
Semen Maksimum
Kadar Semen Minimum kgm
3
40 mm 20 mm
Beton Bertulang Air Tawar
Air PayauAir Laut 0,50
0,45 260
320 290
360 Beton
Pra- Tekan
Air Tawar Air PayauAir Laut
0,50 0,45
300 320
300 360
Sumber : Mulyono, Tri. 2003. Teknologi Beton, Yogyakarta: Andi, 2003: 54
Universitas Sumatera Utara
31
2.7.  Bahan Tambah Silica Fume dan Superplasticizer
Bahan  tambah  admixture  adalah  bahan-bahan  yang  ditambahkan  ke  dalam campuran  beton  pada  saat  atau  selama  pencampuran  berlangsung.  Admixture  atau
bahan  tambah  didefenisikan  dalam  Standard  Definition  of  Terminology  Relating  to Concrete and Concrete Agregates
ASTM C. 125-1995:61 sebagai material selain air, agregat  dan  semen  hidrolik  yang  dicampurkan  dalam  beton  atau  mortar  yang
ditambahakan  sebelum  atau  selama  pengadukan  berlangsung.  Tujuannya  dari penggunaan bahan tambah adalah untuk mengubah atau memodifikasi satu atau lebih
sifat-sifat  dan  karakteristik  beton  sewaktu  masih  dalam  keadaan  segar  atau  setelah mengeras.
Secara  umum  bahan  tambah  yang  digunakan  dalam  beton  dapat  dibedakan menjadi  dua  yaitu  bahan  tambah  yang  bersifat  kimiawi  Chemical  Admixture  dan
bahan tambah yang bersifat mineral Additive. Bahan  tambah  admixture  ditambahkan  saat  pengadukan  dan  atau  saat
pelaksanaan pengecoran, sedangkan bahan tambah aditif yaitu yang bersifat mineral ditambahkan saat pengadukan dilaksanakan.  Bahan tambah ini biasanya  merupakan
bahan  tambah  kimia  yang  dimasukkan  lebih  banyak  mengubah  perilaku  beton  saat pelaksanaan pekerjaan, jadi dapat dikatakan bahwa bahan tambahan kimia Chemical
Admixture lebih banyak digunakan untuk memperbaiki kinerja pelaksanaan. Bahan
tambah  aditif  merupakan  bahan  tambah  yang  paling  banyak  bersifat  penyemenan, jadi  bahan  tambah  aditif  lebih  banyak  digunakan  untuk  perbaikan  kinerja
kekuatannya. Bahan  tambah  seharusnya  hanya  berguna  jika  sudah  ada  evaluasi  yang  teliti
tentang pengaruhnya pada beton, khususnya dalam kondisi dimana beton diharapkan
Universitas Sumatera Utara
32 akan  digunakan.  Bahan  tambah  ini  biasanya  diberikan  dalam  jumlah  yang  relatif
sedikit, dan pengawasan yang ketat harus diberikan agar tidak berlebihan yang justru akan dapat memperburuk sifat beton. Sifat-sifat beton yang diperbaiki itu antara lain
kecepatan  hidrasi  waktu  pengikatan,  kemudahan  pengerjaan,  dan  kekedapan terhadap air.
Bahan  tambah  kimia  Chemical  Admixture  ada  bermacam-macam.  Menurut ASTM, bahan tambah kimia itu terbagi menjadi:
1.  Tipe A - Water-Reducing Admixtures, adalah bahan tambah yang mengurangi air pencampur  yang  diperlukan  untuk  menghasilkan  beton  dengan  konsistensi
tertemtu. 2.  Tipe  B  -  Retarding  Admixtures,  adalah  bahan  tambah  yang  berfungsi  untuk
menghambat waktu pengikatan beton. 3.  Tipe  C  -  Accelerating  Admixtures,  adalah  bahan  tambah  yang  berfungsi  untuk
mempercepat pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton. 4.  Tipe D  -  Water Reducing and Retarding Admixtures, adalah bahan tambah  yang
berfungsi  ganda  yaitu  mengurangi  jumlah  air  pencampur  yang  diperlukan  untuk menghasilkan  beton  dengan  konsistensi  tertentu  dan  menghambat  pengikatan
awal. 5.  Tipe E - Water Reducing and Accelerating Admixtures, adalah bahan tambah yang
berfungsi  ganda  yaitu  mengurangi  jumlah  air  pencampur  yang  diperlukan  untuk menghasilkan  beton  yang  konsistensinya  tertentu  dan  mempercepat  pengikatan
awal.
Universitas Sumatera Utara
33 6.  Tipe  F  -  Water  Reducing,  High  Range  Admixtures,  adalah  bahan  tambah  yang
berfungsi  untuk  mengurangi  jumalah  air  pencampur  yang  diperlukan  untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12 atau lebih.
7.  Tipe  G  -  Water  Reducing,  High  Range  Retarding  Admixtures,  adalah  bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan
untuk  menghasilkan  beton  dengan  konsistensi  tertentu,  sebanyak  12  atau  lebih dan juga untuk menghambat pengikatan beton.
Selain itu ada juga: 1.  Air Entrain, adalah menambahkan sejumlah buih udara dalam bentuk yang benar
ke  dalam  campuran  tanpa  secara  signifikan  mengubah  sifat-sifat  setting  atau kecepatan hardening.
2.  Waterproofing  Admixtures,  bahan  kimia  tambahan  yang  waterproofing  berguna mengurangi permeabilitas melalui kapiler dari pasta semen keras, terutama terbuat
dari stearat Untuk menghasilkan beton dengan mutu kuat tekan beton tinggi dibutuhkan
bahan tambah kimia Chemical Admixture yaitu superplasticizer atau HRWR high range water reducer
dan aditif mineral yang bersifat penyemenan yaitu berupa abu terbang  fly  ash,  pozzofume  super  fly  ash,  dan  mikrosilika  silica  fume  dengan
kadar yang tepat. Sebab bahan admixture dan aditif jika dicampur dengan kadar yang tidak  tepat  hasilnya  akan  sebaliknya,  yaitu  tidak  meningkatkan  kuat  tekannya  akan
tetapi dapat menurunkan.
Universitas Sumatera Utara
34
2.7.1. Silica Fume