115 metode ACI American Concrete Institute ini dapat dilihat pada lampiran. Berikut
ini adalah komposisi kebutuhan bahan untuk campuran beton mutu tinggi:
Tabel 4.1
Kebutuhan Bahan Susun Beton Tiap 1 m
3
Kadar SF
Kadar SP
Volume Berat
Berat Pasir
kg Berat
Batu Pecah
kg Air
kg SP
kg SF
kg Semen
kg
2,0 160,52
11,90 595
614 1057
5,0 2,0
160,52 11,305
29,75 565,25 609,096
1057 10,0
2,0 160,52
10,710 59,50
535,50 604,144 1057
15,0 2,0
160,52 10,115
89,25 505,75 596,716
1057 20,0
2,0 160,52
9,520 119
476 591,764
1057
4.5. Hasil Pengujian dan Pembahasan
4.5.1. Hasil Pengujian Slump dan Workability
Workability kemudahan pengerjaan beton dapat dilihat dari nilai slump yang
terjadi. Karena nilai slump merupakan parameter workability, semakin tinggi nilai slump
maka semakin mudah proses pengerjaan beton workability. Beton mutu tinggi menggunakan nilai fas rendah, berarti air yang digunakan sangat sedikit,
sehingga nilai slump rendah. Dalam penelitian ini nilai slump yang seharusnya rendah berkisar antara 25-50 mm karena pada beton mutu tinggi air yang digunakan
sangat sedikit, dengan cara menambahkan bahan tambah superplasticizer yang bisa menjadikan nilai slump lebih tinggi dari yang direncanakan. Dalam penelitian ini,
pemakaian bahan tambah superplasticizer semua sama untuk setiap variasi yaitu sebesar 2,0 dari berat semen. Dengan penambahan superplasticizer diharapkan
akan diperoleh tingkat workability yang tinggi untuk mencapai nilai slump yang sesuai tanpa terjadi bleeding dan segregasi. Superplasticizer merupakan bahan
Universitas Sumatera Utara
116 tambah kimia yang mempunyai pengaruh dalam meningkatkan workability beton
sampai pada tingkat yang cukup besar L. J Murdock dan Brook, 1978. Pada penelitian-penelitian terdahulu juga telah membuktikan bahwa
pengurangan air pada adukan beton akan membuat nilai fas menjadi lebih kecil sehingga kuat tekan beton meningkat, tetapi hal tersebut bisa berdampak pada
turunnya nilai slump. Seiring dengan menurunnya nilai slump pada adukan beton, maka tingkat workability juga akan menurun, dengan kata lain semakin banyak
pengurangan air dalam adukan beton maka kuat tekan beton akan meningkat, akan tetapi semakin kecil nilai fas maka akan menurunkan nilai slump dan tingkat
workability , hal tersebut akan sangat berpengaruh pada proses pengerjaan beton.
Namun dengan menambahkan bahan tambah beton tanpa pengurangan air, tingkat penurunan workability dapat dihindari sehingga saat pengerjaan beton dilaksanakan
bisa menjadi lebih mudah dan bisa mendapatkan kuat tekan beton yang lebih baik. Dalam penelitian ini setiap benda uji dilakukan empat titik pengujian slump,
kemudian dari empat kali pengujian ini diambil nilai slump rata-rata. Hasil uji slump dengan menggunakan superplasticizer 2 dan kadar silica fume bervariasi disajikan
dalam Tabel 4.2.
Universitas Sumatera Utara
117
Tabel 4.2
Hasil Pengujian Slump Beton Segar dengan Kadar Superplasticizer
2 dan Kadar Silica Fume Bervariasi
Kadar SF
Kadar SP
Volume Berat
Berat Pasir kg
Berat Kerikil
kg Slump
cm Slump
Rata-rata cm
Air Liter
SP Liter
SF kg
Semen kg
2,0 160,52
11,90 595
614 1057
4,00 4,50
4,50 5,00
4,50
5,0 2,0
160,52 11,305
29,75 565,25
609,096 1057
4,50 4,00
3,50 4,00
4,00
10,0 2,0
160,52 10,710
59,50 535,50
604,144 1057
3,50 3,00
4,50 3,50
3,63
15,0 2,0
160,52 10,115
89,25 505,75
596,716 1057
3,50 3,00
3,50 4,00
3,50
20,0 2,0
160,52 9,520
119 476
591,764 1057
3,50 3,50
3,00 3,50
3,38
Gambar 4.1
Pengaruh Kadar Silica Fume Terhadap Nilai Slump
4.50 4.00
3.63 3.50
3.38
1 2
3 4
5 6
5 10
15 20
Nila i
S lu
m p
c m
Kadar Silica Fume
NILAI SLUMP PADA TIAP VARIASI
NILAI SLUMP PADA TIAP VARIASI
NILAI SLUMP PADA TIAP VARIASI
NILAI SLUMP PADA TIAP VARIASI
Universitas Sumatera Utara
118 Dari Tabel 4.2 dan Gambar 4.1 didapatkan hasil bahwa semakin besar kadar silica
fume semakin menurun nilai slumpnya. Hal tersebut diakibatkan karena silica fume
lebih banyak menyerap air jika dibandingkan dengan semen, sehingga adukan menjadi lebih kering yang kemudian mempengaruhi nilai slump beton segar menjadi
semakin rendah sesuai dengan kadar silica fume yang ditambahkan.
Gambar 4.2 Pengujian Slump pada Campuran Beton Normal
4.5.2. Data dan Analisis Hasil Pengujian Kuat Tekan Benda Uji