14
2.2.1. Kelebihan dan Kekurangan Beton
Dalam keadaan yang mengeras, beton bagaikan batu karang dengan kekuatan tinggi. Dalam keadaan segar, beton dapat dibuat bermacam-macam bentuk, sehingga
dapat digunakan untuk membentuk seni arsitektur atau semata-mata untuk tujuan dekoratif. Beton juga akan memberikan hasil akhir yang bagus jika pengolahan akhir
yang dilakukan dengan cara khusus, umpamanya diekspose agregatnya. Selain tahan terhadap serangan api, beton juga tahan terhadap serangan korosi. Secara umum
kelebihan dan kekurangan beton adalah sebagai berikut: 1. Kelebihan
a. Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi b. Mampu memikul beban yang berat
c. Tahan terhadap temperatur yang tinggi d. Biaya pemeliharaaan yang kecil.
2. Kekurangan a. Bentuk yang telah dibuat sulit diubah
b. Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi c. Berat
d. Daya pantul suara yang besar. Nilai kuat tekan dengan kuat tariknya tidak berbanding lurus. Setiap usaha
perbaikan mutu kekuatan tekan hanya disertai oleh peningkatan yang kecil dari kuat tariknya. Menurut perkiraan kasar, nilai kuat tarik berkisar antara 9-15 kuat
tekannya. Kecilnya kuat tarik beton ini merupakan salah satu kelemahan dari beton biasa. Untuk mengatasinya beton dikombinasikan dengan tulangan beton dimana
baja biasa digunakan sebagai tulangannya. Alasan karena koefisien baja hampir sama dengan koefisien beton.
Universitas Sumatera Utara
15
2.2.2. Sifat dan Karateristik yang Dibutuhkan pada Perancangan Beton
1. Kuat Tekan Beton Kekuatan tekan merupakan salah satu kinerja utama beton. Kekuatan tekan
adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Penentuan kekuatan tekan dapat dilakukan dengan menggunakan alat uji tekan dan benda uji
berbentuk silinder atau kubus pada umur 28 hari.
2. Kemudahan Pengerjaan Walaupun suatu struktur beton dirancang agar mempunyai kekuatan tekan
yang tinggi, tetapi jika perancangan tersebut tidak dapat diimplementasikan di lapangan karena sulit dikerjakan maka rancangan tersebut menjadi percuma.
3. Rangkak dan Susut Setelah beton mengeras beton akan mengalami pembebanan. Pada beton
yang menahan beban akan terbentuk regangan yang merupakan fungsi dari waktu pembebanan.
Rangkak creep atau lateral material flow didefenisikan sebagai penambahan regangan terhadap waktu akibat adanya beban yang bekerja.
Umumnya rangkak tidak mengakibatkan dampak langsung terhadap kekuatan struktur tetapi akan mengakibatkan timbulnya redistribusi tegangan pada beban
yang bekerja dan mengakibatkan terjadinya peningkatan atau lendutan deflection.
Susut didefenisikan sebagai perubahan volume yang tidak berhubungan dengan beban. Proses rangkak selalu dihubungkan dengan susut karena keduanya
terjadi bersamaan dan sering kali memberikan pengaruh yang sama terhadap deformasi.
Universitas Sumatera Utara
16
2.3. Beton Mutu Tinggi