20
1.  Sifat-sifat Fisika Semen Portland
a.  Kehalusan butir Kehalusan butir semen mempengaruhi proses hidrasi. Waktu pengikatan
setting time menjadi semakin lama jika butir semen lebih besar. Sebaliknya, semakin  halus  butiran  semen,  proses  hidrasinya  semakin  cepat,  sehingga
kekuatan  awal  tinggi  dan  kekuatan  berkurang.  Kehalusan  butir  semen  yang tinggi  dapat  mengurangi  bleeding  atau  naiknya  air  ke  permukaan,  tetapi
menambah  kecenderungan  beton  menyusut  lebih  banyak  dan  mempermudah terjadinya retak dan susut.
b.  Kemulusan Kemulusan  pasta  semen  yang  telah  mengeras  merupakan  suatu  ukuran
dari  kemampuan  pengembangan  dari  bahan-bahan  campurannya  dan kemampuan
untuk mempertahankan
volumenya setelah
mengikat. Ketidakmulusan pasta semen disebabkan oleh terlalu banyaknya jumlah kapur
bebas  yang  pembakarannya  tidak  sempurna  serta  magnesia  yang  terdapat  di dalam campuran tersebut.
c.  Waktu Pengikatan Waktu  ikat  adalah  waktu  yang  diperlukan  semen  untuk  mengeras
terhitung mulai dari bereaksi dengan air dan menjadi pasta semen hingga pasta semen  cukup  kaku  untuk  menahan  tekanan.  Waktu  ikat  semen  dibedakan
menjadi dua yaitu: 1 Waktu  ikat  awal  yaitu  waktu  dari  pencampuran  semen  dengan  air  menjadi
pasta semen hingga hilangnya sifat keplastisan.
Universitas Sumatera Utara
21 2 Waktu ikat akhir yaitu waktu antara terbentuknya pasta semen hingga beton
mengeras. Waktu  pengikatan  diukur  dengan  alat  vicat  atau  gillmore.  Dengan
demikian  dapat  ditentukan  apakah  pasta  semen  itu  cukup  lama  berada  dalam keadaan plastis sampai beton bersangkutan dapat dituang atau dicor.
d.  Perubahan Volume Kekekalan  pasta  semen  yang  telah  mengeras  merupakan  suatu  ukuran
yang menyatakan kemampuan  pengembangan bahan-bahan campurannya dan kemampuan  untuk  mempertahankan  volume  setelah  pengikatan  terjadi.
Ketidakkekalan  semen  disebabkan  oleh  terlalu  banyaknya  kapur  bebas  yang pembakaran  semen  tidak  sempurna.  Kapur  bebas  itu  mengikat  air  dan
kemudian menimbulkan gaya-gaya expansi.
e.  Kepadatan Density Berat  jenis  semen  yang  disyaratkan  oleh  ASTM  adalah  3,15.  Pada
kenyataannya,  berat  jenis  semen  yang  diproduksi  berkisar  antara  3,05-3,25. Variasi ini akan berpengaruh pada proporsi semen dalam campuran.
f.  Konsistensi Konsistensi  semen  portland  lebih  banyak  pengaruhnya  pada  saat
pencampuran  awal,  yaitu  pada  saat  terjadi  pengikatan  sampai  pada  saat  beton mengeras. Konsistensi yang terjadi bergantung pada rasio antara semen dan air
serta aspek bahan semen.
Universitas Sumatera Utara
22 g.  Panas Hidrasi
Panas hidrasi adalah panas yang terjadi pada saat semen bereaksi dengan air.  Jumlah  panas  yang  dikeluarkan  terutama  bergantung  pada  susunan  kimia,
kehalusan  butiran  semen,  serta  suhu  pada  waktu  dilaksanakan  perawatan. Dalam  pelaksanaan,  perkembangan  panas  ini  dapat  mengakibatkan  masalah
yakni  timbulnya  retakan  pada  saat  pendinginan.  Oleh  karena  itu,  perlu dilakukan pendinginan melalui perawatan curing pada saat pelaksanaan.
h.  Kekuatan Tekan Kekutan  semen  portland  ditentukan  dengan  menekan  benda  uji  semen
sampai  hancur.  Contoh  semen  yang  akan  diuji  dicampur  dengan  pasir  silika dengan perbandingan tertentu kemudian dibentuk menjadi kubus atau silinder.
Setelah dirawat dalam jangka waktu tertentu benda uji ditekan sampai hancur untuk memperoleh gambaran dari perkembangan kekutan semen portland yang
sedang diuji.
Tabel 2.2
Kekuatan Tekan Beton Relatif sesuai dengan Pengaruh Jenis Semen yang digunakan
Jenis Semen Portland
Kekuatan Tekan, dari Semen
Portland Jenis I 1 Hari
3 Hari 7 Hari
28 Hari
I.  Biasa 100
100 100
100 II.  Modified diubah
80 85
90 100
III.  Kekuatan awal tinggi 190
120 110
100 IV.  Panas hidrasi rendah
55 55
75 100
V.  Tahan terhadap sulfat 65
75 85
100 Sumber : Teknologi Bahan II, P. E. D. C.
Universitas Sumatera Utara
23
2.  Sifat-sifat Kimia Semen Portland