37 terhadap pemakaian air oleh industri. Selain itu dalam implementasi, lembaga
yang bertanggung jawab terhadap alokasi sumberdaya bersifat sektoral.
2. User-Based Allocation
Irigasi yang dikelola petani merupakan salah satu contoh alokasi atas dasar pengguna user-based allocation. Beberapa studi menunjukkan
bervariasinya aturan alokasi pada setiap sistem seperti sistem bergilir atas dasar waktu, kedalaman air, luasan lahan, atau berbagi sharing aliran. Pada sektor
domestik, user-based allocation dapat dilihat pada sumur umum. Alokasi antar sektor juga terlihat pada pengelolaan sumberdaya air di desa atau sumber air
lokal yang digunakan untuk pemenuhan domestik, irigasi, maupun peternakan. Mekanisme User-Based Allocation memerlukan aksi kolectif collective
actions oleh institusi yang memiliki otoritas dalam mengatur alokasi dan distribusi sumberdaya air. Oleh karenanya, penentuan property right suatu
sumberdaya merupakan faktor penting. Alokasi sumberdaya air berdasarkan User-based allocation memiliki kelebihan bahwa mekanisme ini memiliki
fleksibilitas dalam penyesuaian pengiriman kepada pengguna yang berbeda sepanjang waktu, dan secara administratif dan politik lebih dapat diterima.
Sedang kelemahnnya adalah mekanisme ini memerlukan transparansi informasi, dan dapat menyebabkan alokasi antar sektor yang kurang baik, jika institusi yang
ada tidak dapat atau tidak ingin mengalokasikan sumberdaya diluar sektornya. Dampak dari user-based allocation terhadap konservasi sumberdaya air
tergantung pada konten norma lokal dan kekuatan kelembagaan lokal. Akan lebih mudah bagi pengguna untuk mengorganisasikan aksi bersama collective
actions untuk meningktkan supply air mereka dari pada mendistribusikan air
38 antar pengguna. Jika organisasi tersebut tidak dapat menciptakan penggunaan
yang efisien, maka mekanisme alokasi atas dasar pengguna ini akan memiliki dampak yang kecil terhadap manajemen permintaan. Namun norma sosial yang
dimiliki akan mendorong konservasi, apalagi jika terdapat aturan yang mencegah penggunaan yang berlebihan, terdapat monitoring terhadap pelanggaran, dan
diterapkannya sangsi. Jika organisasi tersebut menyadari akan pentingnya melakukan konservasi, maka diantara anggota akan terbentuk saling kontrol
untuk mentaati upaya menghematan sumberdaya air, sehingga efisiensi dapat tercapai,
Kelebihan utama mekanisme alokasi ini adalah adanya fleksibilitas untuk beradaptasi terhadap pola pelayanan air sehingga kebutuhan masyarakat dapat
terpenuhi. Karena mekanisme ini melibatkan partisipasi masyarakat lokal yang lebih mengetahui kondisi lokal, maka pengguna tidak perlu tergantung pada
formula alokasi yang bersifat kaku. Mekanisme alokasi ini lebih layak feasible dalam administrasi dan sustainability, serta lebih dapat diterima secara politik.
Agar mekanisme alokasi user-based ini dapat berjalan baik diperlukan transparansi struktur kelembagaan. Jika organisasi yang dibangun kurang bisa
melibatkan seluruh sektor pengguna, maka mekanisme ini bisa menjadi tidak efektif.
2.3 Efisiensi Versus Equity
Syarat efisiensi yang mendasarkan kriteria alokasi sumberdaya air pada saat marginal benefit sama dengan marginal cost tidak selamanya dapat berjalan karena
beberapa alasan. Pertama, pada kondisi dimana disparitas pendapatan tinggi, maka
masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak mampu membayar pada harga pasar