181
keputusan dalam model, namun ditetapkan sebagai variabel eksternal yang ditetapkan determined. Besarnya alokasi sumberdaya air untuk usaha peternakan
dihitung dengan menggunakan konsep air maya virtual water, dimana untuk menghasilkan telur, ayam dan daging masing-masing diperlukan air sebanyak 5 400
liter, 5 543 liter dan 1 4814 liter untuk setiap kg komoditas tersebut. Jumlah konsumsi telur, ayam dan daging pada tahun 2010 berdasarkan “Sasaran Konsumsi
Pangan Harapan Propinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2008-2025” masing-masing sebesar 5.6 kg, 1.6 kg dan 1.4 kg per kapita per tahun dengan pertumbuhan
konsumsi sebesar 4.4, 4.2 dan 4.6 per tahun. Total kebutuhan air untuk peternakan merupakan perkalian antara konsumsi per kapita pada tahun ke t dikali
kebutuhan air maya dikali jumlah penduduk masing-masing SSWS. Dalam model total kebutuhan air untuk peternakan ini dikurangkan terhadap debit air yang
dialokasikan untuk seluruh sektor.
6.4 .2 Estimasi Fungsi Kendala
1. Kendala Kebutuhan Air Air merupakan kebutuhan dasar manusia untuk hidup, oleh karena itu
ketersediaannya harus dijamin. Kebutuhan rata-rata air PDAM dan air sumur sebesar 7.25 m
P
3
P
per kapita per bulan. Besarnya kebutuhan air ini akan meningkat sepanjang tahun seiring dengan laju pertambahan penduduk dan pertumbuhan ekonomi. Air
yang dialokasikan untuk PDAM dan air sumur harus lebih besar atau sama dengan kebutuhan rata-rata air dikali jumlah penduduk pada tahun yang sama.
2. Kendala Hidrologi Balai Hidrologi Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah 2004
mengestimasi bahwa dengan luas DAS 4 739 km
P
2
P
, Pulau Lombok memiliki potensi
182
air permukaan sebesar 2 912 juta m
P
3
P
per tahun yang terdistribusi sebesar 1167 juta m
P
3
P
pada SSWS Dodokan dengan luas DAS sebesar 2027 km
P
2
P
, 198 juta m
P
3
P
pada SSWS Jelateng dengan luas DAS 502 km
P
2
P
, 532 juta m
P
3
P
pada SSWS Menanga dengan luas DAS 1013 km
P
2
P
, dan 1015 juta m
P
3
P
pada SSWS Putih dengan luas DAS 1197 km
P
2
P
. Potensi ini dihitung dengan mempertibangkan faktor curah hujan, hari hujan, elevasi wilayah, koefisien infiltrasi, koefisian limpasan, dan faktor lainnya.
Potensi air permukaan ini diasumsikan terus meningkat sebesar 1 per tahun seiring dengan makin digalakkannya program reboisasi daerah tangkapan air sekitar
Gunung Rinjani. Pada tahun 2010 potensi tersebut diperkirakan sebesar 1238.794 juta m
P
3
P
untuk SSWS Dodokan, 210.181 juta m
P
3
P
untuk SSWS Jelateng, 564.7287 juta m
P
3
P
untuk SSWS Menanga, dan 1077.443 juta m
P
3
P
untuk SSWS Putih. Menurut Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Nusa Tenggara Barat
2004 tingkat pengisian kembali Recharge aquifer Cekungan Air Tanah Mataram – Selong sebesar 21.2456 m
P
3
P
per detik 670 juta m
P
3
P
per tahun dengan luas wilayah 2 366 km
P
2
P
, Cekungan Air Tanah Tanjung-Sambelia dengan luas wilayah 1124 km
P
2
P
memiliki tingkat recharge sebesar 7.8 m
P
3
P
per detik 246 juta m
P
3
P
per tahun, dan Cekungan Air Tanah Awang dengan luas wilayah 510.28 km
P
2
P
memiliki tingkat recharge
sebesar 3.5832 m
P
3
P
per detik 83.8403 juta m
P
3
P
per tahun. Karena pembagian satuan wilayah aliran air permukaan dan air tanah berbeda, maka
penyusunan model dalam penelitian ini mengikuti pembagian satuan wilayah aliran air permukan. Oleh karenanya perlu dilakukan estimasi potensi air tanah menurut
SSWS, dengan jalan melakukan pembobotan atas dasar luas wilayah. Potensi recharge air tanah SSWS Dodokan ditetapkan sebesar 80 dari potensi air tanah
CAT Mataram-Selong, potensi air tanah SSWS Jelateng sebesar 100 dari CAT Sekotong-Awang, potensi air tanah SSWS Menanga ditetapkan sebesar 20 dari
183
potensi CAT Mataram-Selong ditambah 40 dari potensi CAT Tanjung-Sambelia, sedang potensi SSWS Menanga ditetapkan sebesar 60 dari potensi CAT Tanjung-
Sambelia. Potensi air tanah masing-masing SSWS sebesar 536 juta m
P
3
P
per tahun untuk Dodokan, 83.840 juta m
P
3
P
per tahun untu Jelateng, 232.4 juta m
P
3
P
per tahun untuk Menanga, dan 147.6 juta m
P
3
P
per tahun untuk Putih. Karena data stok air tanah tidak tersedia, maka stok air tanah diestimasi dengan jalan diproksi dari data
recharge dan stok air tanah Wilayah Jakarta Syaukat, 2000. Stok air tanah Pulau
Lombok diprediksi sebesar 12 397.590 juta m
P
3
P
.
3. Kendala Kecukupan Kebutuhan Pangan Kebutuhan pangan masyarakat ditetapkan atas dasar besarnya Sasaran
Konsumsi Pangan Harapan yang dirumuskan oleh Badan ketahanan Pangan Propinsi Nusa Tenggara Barat 2007, pada tahun 2009 masing-masing sebesar 90.2
kg per kapita per tahun untuk beras, 1.4 kg per kapita per tahun untuk daging ruminansia, 1.6 kg per kapita per tahun untuk daging unggas, dan 5.6 kg per kapita
per tahun untuk telur. Besarnya konsumsi beras tetap sepanjang tahun, namun konsumsi daging ruminansia, daging ayam dan telur meningkat dengan
lajunpeningkatan sebesar 4.6, 4.4 dan 4.2 setiap tahunnya.
4. Kebutuhan Air untuk Lingkungan Kebutuhan air untuk lingkungan menggambarkan jumlah, waktu timing dan
kualitas air yang dibutuhkan untuk menjaga kelestarian air bersih freshwater, ekosistem estuarine, kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya yang
kelangsungan hidupnya tergantung pada ekosistem tersebut. Tidak ada aturan baku berapa air yang harus dialirkan untuk lingkungan, besarnya sangat tergantung pada
kondisi lingkungan suatu wilayah, dan keputusan stakeholder tentang karakteristik
184
dan kesehatan lingkungan pada masa depan yang diinginkan oleh suatu masyarakat. Beberapa metode telah dikembangkan di beberapa negara untuk mendefinisikan
kebutuhan aliran untuk lingkungan ini diantaranya metode “Look-up Tables , Desk Top Analysis, Functional Analysis, Habitat Modelling, dan beberapa metode lainnya
Dayson, M., Bergkamp, G., dan Scanlon, J., 2003; Tharme, R.E., 2003. Secara umum besarnya environmental flows ditetapkan sebesar 10 dari rata-rata aliran
global untuk kualitas aliran rendah poor flows, 30 untuk kualitas aliran moderat satisfactory flows, dan 60 untuk kualitas aliran bagus excellent flows.
Berdasarkan pertimbangan di atas, dalam model alokasi sumberdaya air di Pulau Lombok ini, ditetapkan enfironmental flows sebesar 20 dari debit air
permukaan. Meskipun besarnya aliran ini masih lebih kecil dari kondisi moderat namun aliran balik dari sisa penggunaan seluruh sektor akan menambah jumlah
aliran ini.
6.5 Prosedur Penyelesaian Masalah Optimasi