Use Cost Biaya Kesempatan Opportunity Cost

18 tangga perkotaan municipal. Sedang penggunaan untuk tujuan lingkungan seperti untuk menjaga daerah rawa, kelestarian flora dan fauna, dan untuk menjaga aliran sungai, mempunyai nilai diantara penggunaan untuk pertanian dan rumahtangga perkotaan. Pada sektor pertanian, penggunaan untuk komoditas yang memiliki nilai tinggi, memberikan nilai lebih tinggi kepada sumberdaya air.

2.1.2 Biaya Penyediaan Air

Biaya penyediaan air dapat dibedakan menjadi dua kelompok, pertama adalah biaya pembangunan infrastruktur dan biaya operasional yang diperlukan untuk menyimpan, mengolah dan mendistribusikan air. Menurut Briscore 1996 kelompok biaya ini disebut sebagai Use cost. Kedua, adalah biaya kesempatan opportunity cost yang terjadi ketika satu pengguna mengunakan air, dan oleh karenanya mempengaruhi penggunaan sumberdaya oleh pengguna lainnya. Contohnya, penggunaan air lebih banyak untuk kebutuhan rumahtangga perkotaan, akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas air yang tersedia bagi irigasi pertanian di daerah hilir sehingga menimbulkan biaya bagi penggunanya petani. Secara teknis opportunity cost dapat didefinisikan sebagai nilai air dari alternative penggunaan terbaik atau dengan nilai tertinggi.

1. Use Cost

Terdapat tiga konsep dalam mendefinisikan use cost. Pertama adalah konsep “historical cost” dimana pengguna dikenakan biaya penggunaan air sebesar biaya yang diperlukan untuk membangun konstruksi reservoir dam dari mana pengguna memperoleh distribusi air. Konsep kedua adalah “replacement cost pricing” dimana biaya yang dikenakan kepada pengguna sebesar biaya perbaikan dari asset yang mengalami kerusakan atau penyusutan akibat 19 pemenuhan kebutuhan air bagi pengguna. Beberapa ahli berpendapat bahwa nilai aset, dalam hal ini dam, kurang tepat diukur dengan nilai historisnya karena sering kali nilai ini terdistorsi dengan adanya intervensi pemerintah, sehingga konsep replacing cost pricing lebih tepat untuk diterapkan. Konsep ketiga adalah biaya marginal marginal cost dimana tarif terhadap air tidak didasarkan atas biaya yang diperlukan untuk memproduksi air average cost, namun atas dasar biaya yang diperlukan jika kapasitas produksi yang ada harus diperbesar untuk menghasilkan tambahan satu unit meter kubik tambahan produksi air. Ketika kurva biaya relatif datar, maka perbedaan antara average cost dan marginal cost adalah tidak penting. Ketika kurva biaya turun terjadi ketika terdapat economies of scale, marginal cost lebih rendah dari average cost. Akan tetapi untuk air mentah raw water keadaannya adalah sebaliknya, karena sumberdaya air terdekat dan termurahlah yang akan digunakan terlebih dahulu, oleh karenanya kurva biaya selalu meningkat, dan marginal cost lebih tinggi dari average cost.

2. Biaya Kesempatan Opportunity Cost

Mengukur biaya opportunitas air relatif sulit, hal ini memerlukan pendekatan sistem dan asumsi-asumsi yang cukup berani tentang dampak riil dan respon dari penggunaan air ini. Sebagai contoh, pengukuran opportunity cost yang dilakukan oleh Gibbons 1986 pada Colombia River Basin di Barat Laut Amerika, dimana biaya opportunitas air yang digunakan untuk irigasi diestimasi dengan mengukur kehilangan pendapatan dari penurunan produksi pembangkit listrik tenaga air karena alokasi air lebih banyak diperuntukkan bagi kepentingan irigasi. Biaya opportunitas memiliki karakteristik: 1 berhubungan dengan nilai non-transitive, 2 meningkat secara substansial sejalan dengan makin intensifnya 20 penggunaan, 3 eksistensi dan dikenakannya biaya opportunitas dapat menimbulkan konflik antar pengguna, kecuali terdapat mekanisme kelembagaan yang mengakuimenyepakati adanya biaya ini, dan mekanisme kelembagaan tersebut dapat memastikan bahwa biaya ini diperhitungkan oleh pengguna.

2.1.3 Pengaruh waktu Terhadap Manfaat dan Biaya