Sektor Industri Profil Pengguna Sumberdaya Air di Pulau Lombok

136 Tabel 27. Kebutuhan Air untuk Tanaman Palawija di Pulau Lombok, Tahun 2010 No. SSWS Jagung Kedelai Kacang Tanah Produksi Ton Kebutuhan Air M P 3 P Produksi Ton Kebutuhan Air M P 3 P Produksi Ton Kebutuhan Air M P 3 P 1 Dodokan 32 984 42 384 440 6 419 13 030 570 8 910 18 087 300 2 Jelateng 12 626 16 224 410 25 306 51 371 180 4 340 8 810 200 3 Menanga 47 024 60 425 840 31 795 64 543 850 1 011 2 052 330 4 Putih 129 165 765 1 285 2 608 550 29 58 870 Jumlah 92 763 119 200 455 34 282 131 554 150 14 290 29 008 700

5.3.3 Sektor Industri

Sektor industri dikelompokkan menjadi industri pangan, sandang, bangunan dan kimia, logam dan elektronika serta kerajinan. Industri pagan yang banyak ditemui di Pulau Lombok berupa industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan makanan setengah jadi seperti pembuatan tahu tempe, kecap, minyak kelapa dan lainnya, dan pengolahan bahan mentah atau setengah jadi menjadi dodol, keripik, kerupuk, telur asin, dendeng, dan lainnya. Industri sandang terbanyak ditemui berupa industri konveksi, bordir, dan tenun tradisional. Industri bangunan dan kimia didominasi oleh industri pembuatan genteng, bata dan batako, sablon, gypsum, gerabah, meubel dan lainnya. Jenis industri logam dan elektronika terbanyak berupa industri emas dan perak, bengkel las, bengkel mobil, servis elektronik dan lainnya. Industri kerajinan terdiri dari berbagai jenis usaha seperti berbagai jenis anyaman rotan, bambu, tikar, gerabah, kerajinan kayu, rumput ketak, mainan anak-anak, dan berbagai jenis kerajianan lainnya. Jumlah industri, jumlah tenaga kerja yang mampu diserap, nilai investasi, biaya produksi dan nilai produksi dari industri yang ada di Pulau Lombok disajikan pada Tabel 28. Sektor industri yang tumbuh di Pulau Lombok bukanlah industri manufakture berskala besar, namun lebih pada industri rumah tangga berskala kecil. 137 Meskipun demikian peranan sektor industri dalam menggerakkan perekonomian rakyat sangatlah berarti baik dilihat dari sisi penyerapan tenaga kerja maupun sumbangannya dalam menciptakan pendapatan. Tenaga kerja yang mampu diserap sebanyak 134 970 orang dengan pendapatan bersih sebesar Rp 196 milyar. Industri kerajinan merupakan industri terbanyak dari sisi jumlah unit usaha 59, tenaga kerja yang mampu diserap 51, dan nilai produksi yang dihasilkan 37. Tabel 28. Jumlah Industri Menurut Jenis Dan Wilayah di Pulau Lombok, Tahun 2009 Jenis Industri SSWS DODOKAN SSWS JELATENG SSWS MENANGA SSWS PUTIH Total P. Lombok Industri Pangan Unit Usaha Tenaga Kerja Nilai Investasi Rp 000 Nilai Produksi Rp 000 Nilai Bahan Baku Rp 000 7 186 21 192 22 989 399 94 893 306 53 605 108 445 928 317 440 1 925 224 939 641 3 212 13 827 13 167 513 37 233 517 19 879 766 443 1 097 207 182 980 291 613 289 11 289 37 044 36 681 534 135 032 338 75 037 804 Industri Sandang Unit Usaha Tenaga Kerja Nilai Investasi Rp 000 Nilai Produksi Rp 000 Nilai Bahan Baku Rp 000 6 099 10 220 6 900 597 19 198 800 8 949 660 944 1 043 499 655 1 561 504 535 652 1 458 2 339 2 678 379 4 032 328 2 072 493 147 244 97 950 260 338 150 574 8 648 13 846 10 176 581 25 052 970 11 708 379 Industri KimiaBangunan Unit Usaha Tenaga Kerja Nilai Investasi Rp 000 Nilai Produksi Rp 000 Nilai Bahan Baku Rp 000 2 266 7 374 6 697 531 46 442 278 24 143 166 659 1 473 1 143 009 3 664 335 1 669 578 514 2 161 4 295 500 8 221 489 4 315 003 135 289 348 650 226 445 91 380 3 574 11 297 12 484 690 58 554 547 30 219 127 Industri LogamElektroni k Unit Usaha Tenaga Kerja Nilai Investasi Rp 000 Nilai Produksi Rp 000 Nilai Bahan Baku Rp000 797 2 345 2 393 803 13 560 559 6 918 562 - - - - - 443 1 508 981 620 15 752 717 8 156 531 10 40 15 600 439 309 231 070 1 250 3 893 3 391 023 29 752 585 15 306 163 Industri Kerajinan Unit Usaha Tenaga Kerja Nilai Investasi Rp 000 Nilai Produksi Rp 000 Nilai Bahan Baku Rp 000 28 603 54 011 9 978 771 92 610 236 39 167 898 680 1 223 291 636 939 614 321 475 5 803 12 780 8 766 167 49 332 159 23 912 691 337 876 48 199 878 994 521 878 35 423 68 890 19 084 773 143 761 003 63 923 942 Jumlah Unit Usaha Tenaga Kerja Nilai Investasi Rp 000 Nilai Produksi Rp 000 Nilai Bahan Baku Rp 000 44 951 95 142 48 960 101 266 705 179 132 784 393 2 738 4 667 2 251 740 8 090 677 3 466 346 11 430 32 615 29 889 179 114 572 210 58 336 484 1 072 2 546 717 581 2 785 377 1 608 191 60 191 134 970 81 818 601 392 153 443 196 195 414 Sumber: Dinas Perindustrian Propinsi Nusa Tenggara Barat, 2010. 138 Dilihat dari penyebaran usaha industri pada wilayah SSWS, terlihat bahwa di wilayah SSWS Dodokan terdapat unit usaha, jumlah tenaga kerja yang diserap, investasi yang ditanamkan, dan nilai produksi tertinggi dibandingkan wilayah SSWS lainnya. Hal in selain dikarenakan posisinya yang lebih strategis, wilayah SSWS Dodokan juga memiliki wilayah terluas, terdapat pusat kota dan pusat perekonomian. Dalam penelitian ini, dengan tujuan untuk penyederhanaan model, sektor industri dikelompokkan menjadi dua yaitu industri pangan dan non pangan. Industri pangan merupakan industri yang mengolah hasil pertanian menjadi pangan olahan setengah jadi seperti industri tahu tempe, minyak kelapa, kerupuk, gula aren, dan lainnya, maupun olahan makanan jadi seperti aneka dodol, keripik, aneka kue, telur asin, dan lainnya. Industri non pangan adalah industri yang mengolah bahan selain pangan menjadi barang jadi maupun setengah jadi, serta jasa. Untuk penyederhanaan model dalam penelitian ini dipilih industri tahu tempe untuk mewakili industri pangan atas dasar pertimbangan bahwa jumlahnya terbanyak dan menggunakan air cukup tinggi dalam proses produksinya. Air yang digunakan dalam industri tahu dan tempe berasal dari air tanah dari sumur dangkal seperti halnya sumur pada rumah tangga dan air sungai. Air tanah diambil baik secara manual dengan timba maupun dengan pompa listrik. Air digunakan pada hampir setiap tahapan produksi tahu, mulai dari mencuci kedelai, merendam, merebus dan penggilingan. Jumlah air yang diperlukan dalam 1 kali proses produksi tahu dengan menggunakan rata-rata input kedelai 50 kg adalah sebesar 900 liter untuk mencuci dan merendam, 300 liter untuk merebus dan 300 liter untuk menggiling, sehingga keseluruhan berjumlah 1500 liter. Dengan rata-rata produksi sebesar 112 kg, maka 139 untuk menghasilkan 1 kg tahu diperlukan air sebesar 13 liter air. Dengan harga rata- rata Rp 8000 per kg, maka untuk menghasilkan nilai produksi sebesar Rp 1000 diperlukan air sebesar 1.625 liter. Sedang proses pembuatan tempe relatif sama dengan pembuatan tahu, kecuali penggilingan tidak diperlukan, sehingga untuk memproses 50 kg kedelai menjadi tempe diperlukan air sebesar 1200 liter. Dengan rata-rata produksi 100 kg senilai Rp 8000 per kg, maka untuk menghasilkan 1 kg tempe diperlukan air sebesar 12 liter atau untuk menghasilkan nilai produk sebesar Rp 1000 diperlukan air sebesar 1.5 liter. Dengan rata-rata penggunaan air sebesar 1.575 liter per Rp 1000 nilai produksi yang dihasilkan oleh sektor industri pangan, maka untuk menghasilkan Rp 135 milyar nilai produksi industri pangan diperlukan air sebanyak 212 676 m P 3 P . Industri sandang karena hanya didominasi oleh kegiatan konveksi, menenun dan membordir dimana kegiatan tersebut tidak memerlukan air, maka tidak diperhitungkan dalam model alokasi sumberdaya air ini. Kebutuhan air karyawan diperhitungkan sebagai kebutuhan domestik. Meskipun industri bangunan dan kimia terdiri dari banyak ragamnya seperti pembuatan genteng, bata, batako, sablon, gypsum, gerabah, meubel dan lainnya, namun untuk penyederhanaan model diwakili oleh industri bata, dan genteng. Air dibutuhkan terutama untuk membuat adonan tanah liat, sebanyak 2 liter per bata. Dengan harga rata-rata Rp 200 per bata, maka untuk menghasilkan nilai produksi industri bangunan sebesar Rp 58.555 milyar diperlukan air sebesar 585 545 m P 3 P . Jenis usaha industri logam dan elektronika didominasi oleh usaha pandai besi, pengecoran logam, kerajinan emas dan perak, bengkel las, bengkel mobil dan motor, pencucian motor dan mobil, tambal ban dan lainnya. Air merupakan bahan utama dalam usaha pencucian mobil dan motor, dimana penggunaan air rata-rata 140 untuk pencucian mobil sebesar 0.5 m P 3 P , sedang untuk pencucian motor sebesar 0.25m P 3 P . Terdapat 15 usaha pencucian mobil dan motor dengan rata-rata 1 500 unit mobil dan 2 000 motor terlayani per tahun, maka kebutuhan air sebesar 18 750 m P 3 P per tahun. Pada Kerajianan logam dan elektronika, air hanya merupakan komponen bantu dalam jumlah relatif kecil, dengan penggunaan rata-rata 20 liter per unit produk senilai Rp 66 000. Nilai produksi industri logam dan elektronika selain usaha cuci mobil dan motor senilai Rp 29.7 milyar dan memerlukan air sebesar sebesar 9 016 m P 3 P per tahun. Atas dasar ketentuan tersebut maka kebutuhan air untuk industri logam dan elektronika diperkirakan sebesar 27 766 m P 3 P per tahun Kerajinan di Pulau Lombok didominasi oleh kerajinan berbagai anyaman seperti anyaman bambu, pandan, tikar mendong, rotan, lidi, daun lontar, rumput ketak, dan kerajinan meubel cukli serta gerabah. Kerajinan gerabah merupakan kerajinan yang membutuhkan air cukup banyak dibandingkan lainnya, terutama untuk membuat adonan tanah liat sebagai bahan utama pembuatan gerabah. Jenis gerabah yang dihasilkan berbeda untuk setiap daerahnya, Di Desa Banyumulek Kabupaten Lombok Barat dan Desa Penujak Kabupaten Lombok Tengah produksi gerabah berupa berbagai macam hiasan handycraft bernilai ekonomi tinggi. Sedang di tempat lainnya, produksinya berupa peralatan rumah tangga seperti tungku tanah, periuk, cobek, penggorengan, kendi, tabungan, gentong, dan lainnya, yang memiliki nilai ekonomi lebih rendah. Harga gerabah tidak ditentukan oleh ukuran produk maupun banyaknya bahan yang digunakan, namun lebih ditentukan permintaan dan penawaran serta nilai estetika yang dimiliki produk gerabah. Demikian juga banyaknya air yang digunakan dan nilai yang dihasilkan tidak memiliki hubungan spesifik dengan harga. 141 Rata-rata produksi gerabah sebesar 2 880 410 unit per tahun dengan harga rata-rata sebesar Rp 11 600. Kebutuhan air per unit produk bervariasi tergantung ukuran produk atau jumlah bahan baku yang digunakan, berkisar antara 1–15 liter per unit atau rata-rata 7 liter per unit, sehingga kebutuhan air untuk seluruh kerajinan gerabah diprediksi sebesar 20 163 m P 3 P per tahun. Kebutuhan air untuk kerajinan lainnya hanya terbatas untuk merendam dan mencuci bahan baku yang digunakan seperti merendam bambu, rumput mendong, rumput ketak, dan lainnya, dengan kebutuhan rata-rata 10 liter per unit produk, maka kebutuhan air untuk industri kerajinan non gerabah untuk menghasilkan 12 468 138 unit produk sebesar 124 681 m P 3 P per tahun. Total kebutuhan air untuk industri kerajinan sebesar 144 844 m P 3 P per tahun. Kebutuhan total sektor industri menurut jenis industri dan wilayah SSWS disajikan pada Tabel 29. Tabel 29. Kebutuhan Air Pada Setiap Jenis Industri di Pulau Lombok, Tahun 2009 Jenis Industri SSWS Dodokan m P 3 P th SSWS Jelateng m P 3 P th SSWS Menanga m P 3 P th SSWS Putih m P 3 P th Total m P 3 P th Pangan 149 457 3 032 58 643 1 544 212 676 Sandang - - - - - Kimia dan bangunan 464 423 3 643 82 215 2 264 585 545 Logam dan Elektronika 15 359 - 9 773 2 633 27 766 Kerajinan 90 365 1 207 44 482 8 790 144 844 Jumlah 719 604 7 882 195 113 15 231 970 831

5.3.4 Sektor Pariwisata