Prinsip-prinsip alokasi antar pengguna dan wilayah: Kasus surface water

23 meningkat menjadi sebesar S1, dimana pada tingkat konsumsi ini peningkatan biaya ditunjukkan oleh area SABS1 melebihi peningkatan benefit ditunjukkan oleh area SACS1 sehingga terjadi kehilangan net benefit disebut sebagai deadweight loss sebesar ABC daerah yang diarsir. Pada kondisi dimana air dihargai sama dengan marginal costnya, dan air digunakan pada tingkat dimana marginal cost sama dengan marginal benefit, maka masyarakat secara keseluruhan akan mencapai tingkat kesejahteraan yang maksimal. Pada konteks multi pengguna, alokasi sumberdaya secara ekonomi adalah efisien jika manfaat marginal marginal benefit dari penggunaan sumberdaya tersebut sama untuk semua sektor, pada kondisi ini kesejahteraan masyarakat maksimum. Dengan kata lain, benefit dari tambahan penggunaan satu unit sumberdaya adalah sama antar sektor. Jika tidak, maka masyarakat akan menjadi lebih sejahtera jika mengalokasikan lebih banyak sumberdaya ke sektor yang memiliki benefit atau return tertinggi. Pada kasus antar pengguna, wilayah dan waktu, alokasi sumberdaya secara optimal dapat diterangkan sebagai berikut:

1. Prinsip-prinsip alokasi antar pengguna dan wilayah: Kasus surface water

Ketika terdapat satu sumber air dan beberapa pemakai pada lokasi yang berbeda, maka biaya marginal dari air di daerah sumber hulu hanyalah sebesar biaya operasional peralatan untuk mengalirkan tambahan air 1 unit satuan mungkin sangat kecil ditambah user cost rent + besar bunga + penyusutan penambahan 1 unit kapasitas sumber air Chakravorty and Raumasset, 1991. Alokasi sumberdaya air yang efisien bagi pemakai yang dekat dengan sumber air memerlukan syarat bahwa biaya marginal dari penggunaan sumberdaya air tersebut besarnya sama dengan manfaat marginal yang diperoleh pemakai. Jika 24 pemakainya adalah petani, misalnya, manfaat marginal adalah sama dengan nilai tambahan produk yang dihasilkan dari tambahan satu unit penggunaan air. Biaya marginal penggunaan air pada lokasi yang jauh adalah biaya marginal untuk memproduksi air, besarnya sama dengan biaya marginal di atas, ditambah dengan biaya marginal transportasi untuk mengangkut air dari sumber kepada pengguna. Biaya marginal transportasi merupakan biaya guna user cost dari setiap tambahan kapasitas angkut yang diperlukan untuk mengangkut tambahan unit air ditambah nilai air yang hilang selama dalam masa pengangkutan melalui penguapan, kebocoran,dan perkolasi. Idealnya system pengangkutan didisain sehingga meminimisasikan biaya transportasi sedemikian rupa sehingga biaya marginal dari unit penurunan kehilangan air pada saat pengangkutan sama dengan nilai benefit dari air yang di selamatkan dari kehilangan. Secara ringkas, alokasi yang efisien memerlukan kondisi dimana net marginal benefit pada setiap lokasi dalam system distribusi air, setelah dikurangi biaya transportasi, sama dengan marginal cost penyediaan air pada sumber air dari system tersebut. Gambar 2 menjelaskan alokasi optimal dari air permukaan untuk 2 wilayah. Satu wilayah terletak di daerah hulu headwork yang tidak memerlukan biaya transportasi, dan sub distrik lainnya terletak pada lokasi lebih jauh dengan biaya transportasi proporsional terhadap jarak. 25 Gambar 2. Efisiensi Alokasi Antar Pengguna atau Wilayah Kurva D1 dan D2 merupakan kurva permintaan netto terhadap air untuk lokasi 1 dan 2 setelah dikurangi biaya transoportasi. Kurva DD merupakan permintaan gabungan dari dua lokasi tersebut, dan S adalah supply air yang bersifat inelastis. Harga efisiensi adalah P, harga dimana kurva permintaan air gabungan berpotongan dengan kurva penawaran air, sedang total pemakaian air pada kondisi efisien adalah sebesar Q. Konsumen di kedua wilayah membeli air pada tingkat harga P perbedaan harga hanya disebabkan oleh perbedaan biaya transportasi, sehingga tingkat konsumsi optimal pada masing-masing wilayah terjadi pada saat garis harga P memotong masing-masing kurva permintaan kedua wilayah tersebut, yaitu terjadi pada q1 dan q2. Terdapat banyak mekanisme institusional untuk mencapai atau paling tidak mendekati alokasi efisien. Mekanisme alokasi air yang terdesentralisasi, khususnya penetapan harga air dan perdagangan air, lebih disukai dari pada mekanisme yang tersentralisasi, seperti “water rationing”. Penetapan harga air akan mencapai alokasi efisien jika harga marginal dari setiap pemakai adalah diatur sama bagi setiap pengguna di setiap lokasi. Harga marginal antar lokasi intramarginal price tidak perlu diatur. Sebagai contoh, pengelola sumberdaya Q P P D D2 D1 S=MC q2 q1 Q D 26 air mungkin dapat mencapai efisiensi dan berkeadilan dengan menerapkan block pricing, dimana salah satu bentuk tersederhananya adalah tidak menarik tarif terhadap sejumlah kebutuhan mendasar tertentu, kemudian menetapkan harga efisiensi lokasi untuk pemakaian berikutnya. Jika secara substansial terdapat ketidaklinearan dalam biaya produksi dan transportasi, maka marginal cost tergantung pada jumlah yang dikonsumsi, dimana otoritas pengelola mungkin sulit untuk dapat mengestimasinya tanpa mengetahui skedul marginal benefit dari pengguna yang mungkin beragam. Masalah ini akan dapat teratasi dalam jangka panjang, dengan jalan kombinasi antara estimasi dan observasi terhadap jumlah yang dikonsumsi. Institusi yang secara informal agak lebih kurang diperlukankurang penting adalah perdagangan air. Pengelola sumberdaya air harus dapat memperkirakan agar hak penguasaan atas air konsisten dengan efisiensi dan keadilan. Perdagangan harus tetap dapat menjaga efisiensi tanpa mengurangi rasa keadilan. Namun karena air di tempat yang berbeda mempunyai nilai yang berbeda, maka otoritas pengelola air harus menetapkan aturan dan standar perdagangan yang tepat. Meskipun, sebagai contoh, air di angkutdialirkan dengan pipa dan kebocoran dapat diabaikan, maka perdagangan dapat dilakukan atas dasar satu lokasi ke lokasi lain dan pengguna dapat membayar tambahan biaya transportasi atas biaya kepemilikan sumberdaya air tersebut. Pada kondisi yang berlawanan, seandainya kebocoran tidak dapat diabaikan, sehingga biaya transportasi juga termasuk nilai air yang hilangan selama pengangkutan, maka perdagangan dapat dilakukan atas dasar seluruh jumlah air jumlah kotor yang dialirkan air pada sumber. Pemakai berhak menerima alokasi seluruh air yang dialirkan, 27 dikurangi dengan jumlah yang bocor selama pengangkutan. Sebagai alternatif, perdagangan juga dapat dilakukan dalam bentuk jumlah air yang diterima, namun otoritas pengelola harus menetapkan besarnya nilai tukar harga yang akan menghasilkan kondisi yang sama.

2. Prinsip-prinsip Alokasi Intertemporal yang Efisien: Kasus Ground Water