204
7.2 Stok Akhir Air Tanah
Stok akhir air tanah Ground Water Remaining Stock pada setiap tahunnya dipengaruhi oleh tingkat ketersediaan awal initial level of stock, tingkat pengisian
kembali recharge dan tingkat penggunaan extraction rate sumberdaya air. Tingkat ketersedian awal dan recharge dalam model ini ditetapkan predermined
parameters , sehingga besarnya stok akhir sumberdaya air pada setiap tahunnya
ditentukan oleh tingkat penggunaannya. Penggunaan sumberdaya air pada saat ini terus mengalami peningkatan
melebihi ketersediaanpotensi air permukaan, dari tahun ke tahun penggunaan air tanah mengalami peningkatan melebihi tingkat rechargenya, sehingga
ketersediaannya di alam semakin menurun dengan tingkat penurunan makin meningkat di awal periode.
Gambar 18 memberi gambaran tentang perubahan stok air tanah pada skenario kebijakan status quo, swasembada pangan, dan pembatasan total ekstraksi
air tanah. Pada Tahun 2010 ketersediaan air tanah sebesar 12 397.59 juta m
3
, dan pada tahun 2025 mencapai batas kelangkaan depleted, sehingga total penggunaan
pada tahun-tahun berikutnya diasumsikan konstan pada tingkat rechargenya dalam model ini stok air tanah diset untuk tidak boleh kurang dari 100 juta m
3
Gambar 18 juga menunjukkan bahwa jika alokasi sumberdaya air terus dilakukan pada kebijakan swasembada, maka stok air akan tanah terus berkurang
. Variasi besarnya stok air tanah sepanjang horison waktu pada kombinasi skenario kebijakan,
discount rate dan tingkat pertumbuhan ekonomi disajikan pada lampiran 9.
205
Gambar 18. Kondisi Stok Air Tanah Pada Kebijakan Status Quo, Swasembada Beras, dan Kuota A gregat Air Tanah di Pulau Lombok,
Tahun 2010 – 2025 Asumsi: Tingkat Discount Rate 6 dan Pertumbuhan Ekonomi Riil.
2010 2011
2012 2013
2014 2015
2016 2017
2018 2019
2020 2021
2022 2023
2024 2025
STQ 12397.
11297. 10217.
9158.4 8122.6
7111.4 6126.5
5169.6 4242.8
3348.1 2487.8
1671.7 909.13
438.32 213.12
100 SWBD 12397. 9265.1 6308.7 3530.1 1705.3 717.89 254.20
100 100
100 100
100 100
100 100
100 APQ
12397. 12397.
12397. 12397.
12397. 12397.
12397. 12397.
12397. 12397.
12397. 12397.
12397. 12397.
12397. 12397.
2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000
S to
k A
ir T a
n a
h ju
ta m3
206
mengalami deplesi dengan tingkat penurunan lebih tinggi dibandingkan dua kebijakan lainnya. Pada tahun 2025 ekstraksi air tanah kedua kebijakan tersebut
status quo dan swasembada mencapai tingkat batas minimalnya. Kebijakan pembatasan pengambilan air tanah secara total agregate pumping quota, karena
tingkat ekstraksi dibatasi tidak boleh melebihi tingkat rechargenya, maka ketersediaannya tidak mengalami penurunan.
Tabel 51. Penurun Stok Air Tanah Tahunan Pada Tiga Tingkat Discount Rate di Pulau Lombok, Tahun 2010-2025
Asumsi: Kebijakan Status Quo, Pertumbuhan Ekonomi Riil
TAHUN DISCOUNT RATE
6 Penurunan
10 Penurunan
18 Penurunan
2010 12 397.59
12 397.59 12 397.59
2011 11 297.31
-8.87 11 296.47
-8.88 11 282.46
-8.99 2012
10 217.12 -9.56
10 215.63 -9.57
10 196.05 -9.63
2013 9 158.42
-10.36 9 156.41
-10.37 9 133.51
-10.42 2014
8 122.68 -11.30
8 120.26 -11.32
8 095.19 -11.37
2015 7 111.49
-12.45 7 108.74
-12.46 7 082.20
-12.51 2016
6 126.55 -13.85
6 123.54 -13.86
6 095.99 -13.93
2017 5 169.68
-15.62 5 166.45
-15.63 5 138.21
-15.71 2018
4 242.80 -17.93
4 239.42 -17.94
4 210.69 -18.05
2019 3 348.17
-21.09 3 344.51
-21.11 3 315.46
-21.26 2020
2 487.85 -25.69
2 483.93 -25.73
2 454.67 -25.96
2021 1 671.71
-32.80 1 660.23
-33.16 1 630.67
-33.57 2022
909.14 -45.62
883.22 -46.80
846.15 -48.11
2023 438.32
-51.78 355.57
-59.74 235.68
-72.15 2024
213.13 -51.38
174.06 -51.05
100.00 -57.57
2025 100.00
-53.08 100.00
-42.55 100.00
0.00
Stok air tanah pada seluruh skenario kebijakan bervariasi menurut tingkat discount rate
yang digunakan. Tabel 51 menunjukkan perubahan kondisi stok air tanah dari tahun ke tahun pada skenario kebijakan sataus quo di bawah berbagai
tingkat discount rate yaitu 6, 10 dan 18 dan pada tingkat pertumbuhan ekonomi riil. Tabel tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat discount
207
rate yang digunakan, semakin rendah stok dan persentase penurunan air tanah pada setiap tahunnya. Hal ini disebabkan semakin tinggi tingkat discount rate, pengguna
semakin terdorong untuk mengkonsumsimenggunakan sumberdaya air pada masa sekarang, karena penggunaan pada masa mendatang akan semakin memiliki nilai
benefit yang semakin kecil. Penurunan air tanah tahunan berkisar antara 8.87- 53.08 pada tingkat discount rate 6, 8.88-59.74 pada tingkat discount rate
10 dan 8.99 -72.15 pada tingkat discount rate 18. Persentasse penurunan stok air tanah pada ketiga tingkat discount rate
menunujukkan bahwa stok air tanah menurun dengan laju penurunan semakin besar seiring dengan bertambahnya waktu, kecuali pada tahun 2023 dan 2024 pada tingkat
discount rate 10 dan 18 menunjukkan tingkat penurunan yang menurun.
Penggunaan discount rate sebesar 18 menghasilkan tingkat stok lebih rendah hingga 42.55 rata-rata 5.45 dibandingkan dengan tingkat discount rate 10,
sedangkan penggunaan discount rate 6 menghasilkan tingkat stok air tanah lebih tinggi hingga 23.27 rata-rata 3.12. Penggunaan discount rate yang berbeda
juga mempengaruhi tahun pada saat kapan sumberdaya mengalami deplesi. Pada kebijakan status quo, deplesi air tanah terjadi pada tahun yang sama yaitu tahun
2025 pada tingkat discount rate 6 dan 10, namun pada tingkat discount rate 18 terjadi 1 tahun lebih awal. Pada kebijakan swasembada, deplesi stok air tanah terjadi
jauh lebih awal dibandingkan pada kondisi status quo, yaitu terjadi pada tahun 2017, 2016 dan 2015 pada tingkat discount rate 6, 10 dan 18. Sedang pada
kebijakan aggregate pumping quota, stok air tanah tetap sepanjang tahun, pada tingkat stok awalnya.
Sama halnya pada penggunaan discount rate, tingkat pertumbuhan ekonomi juga berpengaruh terhadap keragaan stok air tanah sepanjang horizon waktu. Tabel
208
52 menunjukkan bahwa jumlah stok air tanah pada tingkat pertumbuhan ekonomi 2 lebih tinggi dibandingkan pada pertumbuhan ekonomi riil. Stok air tanah pada
kedua tingkat pertumbuhan ekonomi memiliki kecenderungan menurun dengan laju semakin meningkat, kecuali setelah tahun 2023 memiliki kecenderungan menurun
dengan laju semakin menurun. Persentase penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi riil sepanjang tahun lebih rendah dibandingkan pada tingkat pertumbuhan ekonomi
2. Penggunaan tingkat pertumbuhan ekonomi 2 menghasilkan stok air tanah hingga 72.61 rata-rata17.79 lebih rendah dibandingkan penggunaan
pertumbuhan ekonomi riil. Tabel 52. Penurun Stok Air Tanah Tahunan Pada Dua Tingkat Pertumbuhan
Ekonomi di Pulau Lombok, Tahun 2010-2025 Asumsi: Kebijakan Status Quo, Pertumbuhan Ekonomi Riil
TAHUN PERTUMBUHAN EKONOMI
RIIL 2
Jumlah Stok Juta M
3
Penurunan Jumlah Stok
Juta M
3
Penurunan 2010
12 397.590 -
12 397.590 -
2011 11 296.474
-8.88 11 287.787
-8.95 2012
10 215.633 -9.57
10 188.293 -9.74
2013 9 156.409
-10.37 9 099.443
-10.69 2014
8 120.255 -11.32
8 021.592 -11.85
2015 7 108.738
-12.46 6 955.114
-13.30 2016
6 123.536 -13.86
5 900.402 -15.16
2017 5 166.454
-15.63 4 857.866
-17.67 2018
4 239.423 -17.94
3 827.934 -21.20
2019 3 344.512
-21.11 2 811.208
-26.56 2020
2 483.933 -25.73
1 809.622 -35.63
2021 1 660.229
-33.16 916.937
-49.33 2022
883.222 -46.80
365.075 -60.19
2023 355.565
-59.74 100
-72.61 2024
174.063 -51.05
100 0.00
2025 100.000
-42.55 100
0.00
209
7.3 Nilai Kini Total Benefit Sosial Netto