Model Penentuan Prioritas Perbaikan

Efisiensi Ketel Untuk mempertahankan efisiensi pada ketel uap diperlukan operasi steady yang seragam. Oleh karena itu, supplai kuantitas dan kualitas bagasse harus konstan. Selain itu, supplai udara harus diatur terhadap kecepatan bagasse. Berdasarkan hasil identifikasi praktek terbaik tersebut di atas, dapat dipetakan faktor penentu kinerja untuk setiap ukuran kinerja. Adapun hasilnya ditunjukkan pada Gambar 64. Hasil Root cause analysis tersebut telah dikonfirmasi oleh pakar. Hasil analisis praktek terbaik menunjukkan bahwa model analisis praktek terbaik yang dirancangbangun telah sesuai dengan tujuan rancangbangun model. Oleh karena itu, model analisis praktek terbaik dapat direkomendasikan sebagai model analisis praktek terbaik yang merupakan bagian dari model analisis perbaikan kinerja pabrik gula.

5.4.5 Model Penentuan Prioritas Perbaikan

Berdasarkan nilai kinerja per jenis kinerja pada setiap kelompok pabrik gula Tabel 28 dan peringkat kinerja per jenis kinerja pada setiap kelompok pabrik gula Tabel 39 dan Tabel 40 dapat diidentifikasi pabrik gula yang memiliki kinerja terbaik √ untuk kinerja strategis pada setiap kelompok pabrik gula. Hasil identifikasi ditunjukkan pada Tabel 42. Tabel 42 Kinerja Strategis Terbaik Proses Pemurnian Skala Pabrik Pabrik Gula Kinerja Strategis Sulfitasi Besar PG 4 √ PG 9 √ PG 10 √ Menengah PG 6 √ PG 7 - Kecil PG 1 - PG 2 √ PG 3 - PG 5 - PG 8 √ PG 11 √ Kinerja Keseluruhan Kinerja Operasional Kinerja Taktis Kinerja Strategis Overall Recovery Kualitas Tebu Kapasitas Giling Jumlah Tebu Umur Mesin Hilang Dalam Proses Jam Henti Giling Efisiensi Ketel Jumlah Hablur Gula Rendemen Bibit Iklim Jenis Lahan Cara tanam Waktu tanam Pengairan Pemupukan Pemeliharaan Panen Luas Lahan Kesesuaian dengan kapasitas giling Kesesuaian antar mesin Jenis Teknologi Pasca Panen Stasiun Gilingan Proses Pabrikasi Ketepatan Waktu Giling Kebersihan Tebu Kebersihan Gilingan Skema masakan Pemberian air pada gilingan Pengendalian Harkat Kemurnian Kesesuaian Suhu PH Mesin kurang perawatan Jumlah Bagasse Pasokan udara Kualitas Bagasse Roll Gilingan Tekanan Hydraulik Drainase Gambar 64 Root Cause Tree Analisis Praktek Terbaik Tabel 42 tersebut di atas dapat menunjukkan bahwa prioritas perbaikan kinerja strategis adalah pada PG yang bertanda -. Selanjutnya, PG yang bertanda - akan diperiksa nilai ukuran kinerja strategisnya sesuai dengan Tabel 24. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa prioritas perbaikan kinerja strategis adalah pada ukuran kinerja yang bertanda √, yang ditunjukkan pada Tabel 43. Tabel 43 Prioritas Perbaikan Kinerja Strategis Pabrik UM KG JT KT PG 1 √ √ - √ PG 3 √ √ - √ PG 5 √ √ - √ PG 7 - - √ √ Untuk PG yang memiliki kinerja strategis terbaik atau tidak ada nilai ukuran kinerja strategis bukan yang terbaik atau telah ditentukan prioritas perbaikan kinerja strategisnya, dilakukan pemeriksaan pada kinerja operasionalnya. Adapun hasilnya ditunjukkan pada Tabel 44. Tabel 44 tersebut menunjukkan bahwa prioritas perbaikan kinerja operasional adalah pada PG yang bertanda -. Selanjutnya, PG yang bertanda - akan diperiksa nilai ukuran kinerja operasionalnya sesuai dengan Tabel 24. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa prioritas perbaikan kinerja operasional adalah pada ukuran kinerja yang bertanda √, yang ditunjukkan pada Tabel 45. Tabel 44 Kinerja Operasional Terbaik Proses Pemurnian Skala Pabrik Pabrik Gula Kinerja Operasional Sulfitasi Besar PG 4 √ PG 9 - PG 10 - Menengah PG 6 √ PG 7 - Kecil PG 1 - PG 2 - PG 3 - PG 5 - PG 8 √ PG 11 - Tabel 45 Prioritas Perbaikan Kinerja Operasional Skala Pabrik Pabrik HP JHG OR EK Besar PG 9 √ √ √ √ Menengah Kecil PG 10 PG 6 PG 7 PG 1 PG 2 PG 3 PG 5 PG 11 - - √ √ √ √ √ - - - √ √ - √ √ √ - - √ √ √ √ √ √ √ √ - √ √ √ - √ Adapun secara keseluruhan prioritas perbaikan kinerja ditunjukkan pada Tabel 46. Hasil tersebut menunjukkan bahwa model penentuan prioritas perbaikan yang dirancangbangun telah sesuai dengan tujuan rancangbangun model. Oleh karena itu, model penentuan prioritas perbaikan dapat direkomendasikan sebagai model penentuan prioritas perbaikan pabrik gula yang merupakan bagian dari model perbaikan kinerja pabrik gula. Tabel 46 Prioritas Perbaikan untuk Setiap Pabrik Gula Pabrik Gula Kinerja Strategis Kinerja Operasional PG 9 PG 10 - - Hilang dalam Proses, Jam Henti Giling, Overall Recovery, Efisiensi Ketel Efisiensi Ketel PG 6 PG 7 - Jumlah Tebu, Kualitas Tebu Efisiensi Ketel - PG 1 Umur Mesin, Kapasitas Giling, Kualitas Tebu Hilang dalam Proses, Jam Henti Giling, Overall Recovery, Efisiensi Ketel PG 2 - Hilang dalam Proses, Overall Recovery, Efisiensi Ketel PG 3 Umur Mesin, Kapasitas Giling, Kualitas Tebu Hilang dalam Proses, Jam Henti Giling, Overall Recovery, Efisiensi Ketel PG 5 Umur Mesin, Kapasitas Giling, Kualitas Tebu Hilang dalam Proses, Jam Henti Giling, Overall Recovery PG 11 - Jam Henti Giling, Overall Recovery, Efisiensi Ketel

6. IMPLEMENTASI MODEL

Model sistem penunjang keputusan intelijen untuk analisis perbaikan kinerja dirancangbangun untuk membantu pengambil keputusan dalam hal menentukan kinerja pengukuran kinerja, target kinerja kinerja terbaik, dan prioritas perbaikan kinerja. Proses pengambilan keputusan bersifat sekuensial dan setiap tahapan model menghasilkan keputusan yang dapat digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan berikutnya. Adapun model terintegrasi untuk analisis perbaikan kinerja pabrik gula ditunjukkan pada Gambar 65 berikut ini : Kondisi Riil Industri Gula Konsep-konsep perbaikan kinerja Pengetahuan Pakar Pengukuran kinerja Jumlah Kelompok = 6 Pengelompokan Root Cause Analysis Analisis Praktek Terbaik Keseluruhan PROMETHEE Per Jenis Kinerja Sorting Pemilihan kinerja terbaik Diagnostic Penentuan Prioritas Perbaikan Fuzzy Expert System Klasifikasi Kesamaan ukuran : Asosiasi korelasi Mesin inferensi Parameter If then rule Maximum Linier p = 20 Prioritas perbaikan Saran Perbaikan Gambar 65 Model Analisis Perbaikan Kinerja Pabrik Gula

6.1 Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja dilakukan pada PTPN X yang terdiri dari 11 pabrik gula dengan bantuan software Matlab 7.11. Dengan menggunakan data kinerja tahun 2008 Tabel 24 untuk setiap ukuran kinerja sebagai input, pengukuran kinerja pada tahap ini berupa nilai kinerja strategis, kinerja operasional, dan