kinerja taktis. Berdasarkan hasil pengukuran dapat diketahui bahwa pemanfaatan pengalaman pakar yang direpresentasikan dalam bentuk aturan rule dapat
digunakan untuk mengagregasikan ukuran-ukuran kinerja dengan satuan yang berbeda. Selain itu, dengan membuat aturan baku maka aturan yang digunakan
untuk seluruh alternatif yang mungkin terjadi dapat tetap konsisten.
6.1.1 Kinerja Strategis
Kinerja strategis merupakan kinerja yang dihasilkan melalui agregasi nilai kinerja umur mesin, kapasitas giling, jumlah tebu, dan kualitas tebu. Umur mesin
merupakan ukuran kinerja yang menunjukkan rerata umur mesin yang dimiliki pabrik gula dan dinyatakan dalam tahun. Kapasitas giling merupakan ukuran
kinerja yang menunjukkan kapasitas terpasang giling yang dimiliki pabrik gula dan dinyatakan dalam Ton Tebu Hari TTH. Jumlah tebu merupakan ukuran
kinerja yang menunjukkan banyaknya tebu yang tersedia dibandingkan dengan kebutuhan jumlah tebu sesuai dengan kapasitas terpasang giling yang dimiliki
pabrik gula dan dinyatakan dalam persen . Kualitas tebu merupakan ukuran kinerja yang menunjukkan potensi sukrosa dalam tebu dan dinyatakan dalam pol
tebu.
Gambar 66 Rerata Umur Mesin pada PTPN X untuk Tahun 2008
Rerata umur mesin pada PTPN X untuk tahun 2008 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 66 dapat dikategorikan dalam dua jenis yaitu pabrik
gula dengan rerata umur mesin sedang dan pabrik gula dengan rerata umur mesin tinggi. Rerata umur mesin dari 11 PG yaitu sebesar 8,3 tahun tinggi, 64 PG
memiliki umur mesin lebih dari rata-rata, selain itu hanya PG Toelangan dan PG Gempolkrep yang memiliki rerata umur mesin sedang. Semakin tinggi rerata
umur mesin maka kinerja rerata umur mesin semakin rendah. Oleh karena itu, kinerja rerata mesin dari 11 PG terdiri dari dua 18,2 PG dengan kinerja sedang
dan sembilan 81,8 PG dengan kinerja rendah. Di lihat dari skala kapasitas pabrik, terdapat tiga 27 pabrik dengan
skala besar tinggi, dua 18 pabrik dengan skala sedang, dan enam 55 dengan skala kecil rendah. Pabrik dengan kapasitas tinggi yaitu PG Gempolkrep
6600 TTH, PG Ngadiredjo 6200 TTH, dan PG Pesantren Baru 6200 TTH. Sedangkan pabrik dengan kapasitas sedang yaitu PG Lestari 3850 TTH dan PG
Tjoekir 3200 TTH. Adapun pabrik gula lainnya berkapasitas rendah.
Gambar 67 Skala Pabrik
Rerata jumlah tebu yang sesuai dengan kapasitas giling skala pabrik dimiliki oleh PG Meritjan 100, kurang dari kapasitas giling dimiliki oleh PG
Lestari 91,9, sedangkan PG lainnya telah melebihi kebutuhan jika dibandingkan dengan kapasitas giling skala pabrik.
Gambar 68 Rerata Jumlah Tebu
Meskipun PG Lestari memiliki rerata jumlah tebu kurang dari kapasitas giling, namun kinerjanya masih termasuk dalam kategori sedang.
Gambar 69 Kinerja Rerata Kualitas Tebu
Rerata kualitas tebu mencapai 10,65 dengan kategori kinerja sedang. Jumlah PG dengan rerata kualitas tebu kategori kinerja tinggi mencapai empat
PG 36,4 yaitu PG Tjoekir 11,0, PG Meritjan 11,0, PG Modjopangoong 11,2, dan PG Ngadiredjo 11,3.
Hasil pengukuran kinerja strategis menunjukkan bahwa nilai kinerja strategis terendah yaitu 31,8 PG Watoetoelis, sedangkan yang tertinggi dengan
kategori sedang yaitu 65 PG Toelangan, PG Gempolkrep, PG Tjoekir, PG Meritjan, PG Pesantren Baru, PG Ngadiredjo, dan PG Modjopanggoong. Kinerja
strategis dengan kategori rendah dicapai oleh empat PG 36,4 yaitu PG Watoetoelis 31,8, PG Kremboong 44,9, PG Djombang Baru 33, dan PG
Lestari 37,3. Sedangkan PG lainnya mencapai kinerja strategis dengan kategori sedang.
Gambar 70 Kinerja Strategis
6.1.2 Kinerja Operasional