Sistem Penunjang Keputusan Intelijen

Model konseptual dari SPK adalah integrasi antara 1 Sistem Manajemen Basis Data, 2 Sistem Manajemen Basis Model, dan 3 Sistem Manajemen Dialog, dimana interaksinya diatur oleh Sistem Pengolahan Terpusat. Karakteristik pokok yang melandasi SPK menurut Minch dan Burns 1983 dalam Eriyatno 1999 adalah : 1 interaksi langsung antara komputer dengan pengambil keputusan, 2 dukungan menyeluruh holistic dari keputusan bertahap ganda, 3 suatu sintesa dari konsep yang diambil dari berbagai bidang, antara lain ilmu komputer, psikologi, intelligensia buatan artificial intelligence, ilmu sistem dan ilmu manajemen, 4 mempunyai kemampuan adaptif terhadap perubahan kondisi dan kemampuan berevolusi menuju sistem yang lebih bermanfaat. Suryadi dan Ramdhani 2002 menyebutkan bahwa tahapan rancang bangun SPK terdiri dari : 1 Identifikasi tujuan rancang bangun, yang bertujuan untuk menentukan arah dan sasaran yang hendak dicapai; 2 Perancangan pendahuluan, untuk merumuskan kerangka dan ruang lingkup SPK serta persyaratan unjuk kerja yang mesti dipenuhinya, memilih konsep-konsep, menganalisis dan mengaplikasi model pembuatan keputusan yang relevan dengan tujuan SPK yang akan dibangun, juga mengidentifikasi spesifikasi SPK; 3 Perancangan Sistem, yang diawali dengan analisis sistem untuk merumuskan spesifikasi SPK dilanjutkan dengan perancangan konfigurasi SPK, beserta perangkat keras serta perangkat lunak pendukungnya. Metode yang digunakan dalam perancangan dan pengembangan suatu aplikasi SPK umumnya mengacu pada tahapan pengembangan sistem. Marimin 2005 menyebutkan bahwa proses perancangan suatu aplikasi SPK terdiri dari tujuh tahapan seperti pada Gambar 18.

2.8 Sistem Penunjang Keputusan Intelijen

Sebagai tambahan terhadap sistem penunjang keputusan yang tradisional, teknik-teknik yang dikembangkan dalam intelijen buatan artificial intelligence telah diadopsi untuk membuat sistem penunjang keputusan yang intelijen. Sistem ini melibatkan sistem pakar berbasis aturan rule-based atau sistem intelijen dengan menggunakan logika fuzzy, Jaringan syaraf tiruan dan algoritma genetika. Turban 2005 mendefinisikan Sistem Penunjang Keputusan Intelijen sebagai SPK yang melibatkan satu atau lebih dari komponen-komponen suatu sistem pakar atau artificial intelligence technology. Dengan komponen-komponen tersebut Sistem Penunjang Keputusan menjadi lebih baik atau lebih intelijen. Gambar 18 Bagan Alir Pengembangan Aplikasi SPK Marimin 2005 Seperti halnya sistem yang lain, sistem pakar dan SPK juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Salah satu kelemahan SPK yaitu SPK hanya berfungsi secara pasif dalam interaksi manusia – komputer. SPK mengeksekusi perhitungan, menampilkan data dan merespon perintah standar, namun tidak dapat berfungsi sebagai asisten intelijen terhadap pengambil keputusan. Sedangkan sistem pakar, memiliki kecerdasan pada ranah yang jelas. Oleh karena itu, integrasi antara sistem pakar dan SPK akan menghasilkan suatu sinergi yang dapat mengatasi kelemahan dalam sistem pakar dan SPK Turban 1990; Turban et al. 2006. Hasil yang diperoleh melalui integrasi antara sistem pakar dan SPK lebih baik jika dibandingkan dengan dengan penggunaan sistem pakar atau SPK saja. Integrasi antara SPK dan sistem pakar Turban 1990; Turban et al. 2006; Turban et al. 2007 dapat dilakukan dengan 1 sistem pakar dimasukkan ke dalam komponen-komponen SPK, 2 sistem pakar sebagai komponen yang terpisah dari SPK, 3 sistem pakar berbagi dengan proses SPK, 4 sistem pakar memberikan Menentukan domain persoalan Mendefinisikan persoalan Menetukan perangkat Keras dan lunak Membangun prototipe sistem Memelihara sistem Menguji dan mengevaluasi model Menggunakan model Analis Sistem Pemgguna Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4 Langkah 7 Langkah 5 Langkah 6 P erl u di ra nc ang ul ang P erl u di ra nc ang ul ang solusi alternatif bagi SPK, dan 5 pendekatan kesatuan a unified approach. Teng et al. dalam Turban 1990 mengusulkan pendekatan kesatuan untuk mengintegrasikan SPK dan sistem pakar yang dinamakan SPK Intelijen. Adapun arsitektur SPK Intelijen dapat dilihat pada Gambar 19. Gambar 19 Arsitektur Kesatuan SPK Intelijen Teng et al. dalam Turban 1990 Berdasarkan Gambar 19 tersebut terlihat bahwa sistem pakar tersusun diantara data dan model-model, dimana sistem pakar menjadi fungsi dasar dalam mengintegrasikan dua komponen tersebut secara intelijen. SPK Intelijen diklasifikasikan ke dalam dua jenis yaitu SPK aktif dan SPK berevolusi sendiri. SPK aktif atau simbolik merupakan SPK yang dirancangbangun agar dapat mengambil inisiatif dalam pertanyaan dan perintah standar, sedangkan SPK berevolusi sendiri dirancangbangun untuk siaga dalam penggunaan dan secara otomatis beradaptasi dengan kebutuhan pengguna. SPK aktif dapat mengerjakan tugas, memahami domain seperti terminologi, parameter, dan interaksi, memformulasikan permasalahan, memaparkan permasalahan, menginterpretasikan hasil, dan menjelaskan hasil dan keputusan Mill 1990 dalam Turban et al. 2006. Dalam mengerjakan tugas-tugas tersebut diperlukan komponen intelijen. Basis Data Basis Pengetahuan Sistem Manajemen Basis Data Subsistem Akuisisi pengetahuan Penghubung Bahasa Natural Sistem Manajemen Basis Model Basis Model Mesin Inferensi intelijen Supervisor Pengguna Perekayasa Pengetahuan Subsistem Dialog Pusat Pengelola Intelijen

2.9 Sistem Pakar Fuzzy