Posisi dan Kebaruan Penelitian

terbesar dari keluaran fuzzy yang ada untuk dijadikan sebagai nilai defuzzifikasi, 2 Centroid Center of Gravity method, mengambil nilai tengah dari seluruh fungsi keanggotaan keluaran fuzzy yang ada untuk dijadikan nilai defuzzifikasi, 3 Weighted Average Method, hanya dapat digunakan jika keluaran fungsi keanggotaan dari beberapa proses fuzzy mempunyai bentuk yang sama, 4 Mean- max membership, mempunyai prinsip kerja yang sama dengan metode maximum tetapi lokasi dari fungsi keanggotaan maximum tidak harus unik, 5 Center of sums, mempunyai prinsip kerja yang hampir sama dengan Weighted Average Method tetapi nilai yang dihasilkan merupakan area respektif dari fungsi keanggotaan yang ada, 6 Center of largest area, hanya digunakan jika keluaran fuzzy mempunyai sedikitnya dua sub-daerah yang convex sehingga sub-daerah yang digunakan sebagai nilai defuzzifikasi adalah daerah yang terluas, 7 First or last of maxima, menggunakan seluruh keluaran dari fungsi keanggotaan. Gambar 23 Alur Penyelesaian Masalah dengan Logika Fuzzy Marimin 2007

2.10 Posisi dan Kebaruan Penelitian

Hasil identifikasi terhadap penelitian mengenai industri gula maupun pabrik gula menunjukkan bahwa penelitian dapat dikelompokkan kedalam tiga topik penelitian dengan urutan persentase sebagai berikut yaitu 1 kebijakan 52, 2 kinerja 38, dan 3 kelembagaan 10. Pada topik kinerja, belum Permasalahan Nyata Representasi Natural Fuzzifikasi Komputasi secara Fuzzy Solusi Defuzzifikasi ditemukan adanya topik perbaikan kinerja yang bertujuan untuk menentukan kinerja, target kinerja, dan prioritas perbaikan. Selain itu, juga belum ditemukan rancangbangun model sistem penunjang keputusan intelijen untuk analisis perbaikan kinerja. Adapun daftar topik dan judul penelitian secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3. Rancangbangun sistem penunjang keputusan intelijen untuk analisis perbaikan kinerja pabrik gula dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai pendekatan teoritis dan hasil penelitian terdahulu. Perbaikan kinerja industri gula dapat dilakukan melalui perbaikan kinerja pada setiap pabrik gula PG. Merujuk pada pernyataan Swanson 1996 mengenai tujuan pada tahap analisis maka dalam merancangbangun model perbaikan kinerja dilakukan kajian terhadap hal-hal yang terkait dengan bagaimana menentukan kinerja, bagaimana menentukan target kinerja, dan bagaimana menentukan prioritas perbaikan. Kinerja PG dapat ditentukan berdasarkan hasil pengukuran kinerja. Oleh karena itu, diperlukan model pengukuran kinerja. Kinerja yang akan diukur merujuk pada hasil penelitian Wibisono 1999, 2006, Rusjan et al. 2005, Leachman et al. 2006, Radnor 2007, Karim 2008, dan Cocca dan Albeti 2010 yaitu kinerja strategis kemampuan sumberdaya, kinerja operasional tugas-tugas manufaktur, dan kinerja taktis prioritas kompetisi. Rancangbangun model pengukuran kinerja PG mempertimbangkan pernyataan Spitzer 2007 mengenai asperk formal dalam pengukuran kinerja yaitu ukuran kinerja, proses pengukuran, dan infrastruktur yang digunakan untuk pengukuran kinerja. Merujuk pada hasil penelitian Radnor dan Barnes 2007 mengenai kecenderungan umum dalam model pengukuran kinerja khususnya pada kedalaman keterkaitan dan range ukuran kinerja, terdapat kekurangan pada penelitian terdahulu Yusnitati 1994 , Siagian 1999, Lembaga Penelitian IPB 2002, dan Manalu 2009. Hasil penelitian Olsen et al. menunjukkan bahwa keterkaitan antar ukuran kinerja dapat meningkatkan efektivitas dari hasil pengukuran kinerja. Oleh karena itu, dalam merancangbangun model pengukuran kinerja, ukuran kinerja yang akan digunakan diidentifikasi dari range yang lebih luas yaitu produktivitas dan efisiensi. Hal tersebut juga sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh pabrik gula. Sedangkan untuk keterkaitan ukuran kinerja, identifikasi ukuran kinerja akan dilakukan dengan penyelarasan secara vertikal terkait dengan visi, misi, dan strategi industri gula dan penyelarasan secara horisontal keterkaitan antar ukuran kinerja dengan pendekatan input-proses- output. Dalam hal jumlah ukuran kinerja yang akan digunakan, rancangbangun model pengukuran kinerja memperhatikan berbagai pendekatan pada penelitian terdahulu Medori dan Steeple 2000; Denton 2005; Shahin dan Mahbod 2007; Saunders et al. 2007; Parmenter 2010. Selain itu, penelitian Gleich et al. 2008 dan Martin 2008 pada proses manufaktur menjadi masukan dalam mengidentifikasi ukuran kinerja operasional. Kerangka kerja proses pengukuran kinerja dapat memanfaatkan logika fuzzy seperti yang diusulkan dalam penelitian Chan et al. 2002 dan Beheshti dan Lollar 2008. Hal ini dilakukan mengingat logika fuzzy tepat untuk digunakan. Adapun infrastruktur yang akan digunakan merujuk pada hasil penelitian Lau et al. 2001, Marimin et al. 2005, Santos et al. 2007, Unahabhokha et al. 2007, Raymond dan Marchand 2008, dan Denton 2010 yaitu dengan memanfaatkan artificial intelligent dan internet. Merujuk pada hasil penelitian Dattakumar 2003, Grundberg 2003, Pierre dan Delisle 2006, Gleich et al. 2008 serta hasil penelitian Tucker 1987 yang membuktikan bahwa pendekatan benchmarking dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan maka dalam penentuan target kinerja akan digunakan pendekatan benchmarking. Target kinerja ditentukan berdasarkan kinerja terbaik dalam kelompok Tucker et. al. 1987. Oleh karena itu, perlu dirancangbangun model pengelompokan PG dan model pemilihan kinerja terbaik. Rancangbangun model pengelompokan PG memperhatikan pendekatan yang dinyatakan dalam Larose 2005, Kusnawi 2007, dan Ramakrishnan 2009. Adapun rancangbangun model pemilihan kinerja terbaik secara keseluruhan akan menggunakan metode PROMETHEE karena memiliki kesesuaian dengan permasalahan yang dihadapi dan sudah terbukti keunggulannya seperti yang dikemukakan oleh Amran dan Kiki 2005, Prvlovic 2008, dan Triyanti dan Gadis 2008. Untuk pemilihan kinerja terbaik per jenis kinerja digunakan pendekatan sorting mengurutkan nilai kinerja dari yang tertinggi sampai dengan terendah dalam setiap kelompok PG. Prioritas perbaikan ditentukan berdasarkan praktek terbaik. Merujuk pada penelitian Jaffar dan Zairi 2000, maka analisis praktek terbaik merupakan praktek yang baik yang telah ditetapkan sebagai pendekatan terbaik bagi banyak PG. Pendekatan yang digunakan dalam melakukan analisis praktek terbaik yang diusulkan dalam penelitian Maire et al 2005 dan Southard dan Parente 2007 memiliki kelemahan mengingat praktek terbaik yang dihasilkan masih terbatas pada praktek yang baik dilihat dari definisi praktek terbaik yang disimpulkan oleh Jaffar dan Zairi 2000. Pendekatan lain yang diusulkan seperti penelitian Corcoran 2004 dan Latino dan Kenneth 2006 berupa Root Cause Analysis menjadi masukan untuk merancangbangun model analisis praktek terbaik. Davies 2000 mengusulkan pendekatan terstruktur diagnostic untuk memilih praktek terbaik berdasarkan pada kekuatan hubungan dengan tujuan yang ingin dicapai. Hal ini akan menjadi masukan dalam merancangbangun model penentuan prioritas perbaikan. Adapun secara singkat, gambaran mengenai posisi dan kebaruan penelitian yang digunakan untuk merancangbangun model analisis perbaikan kinerja dan sistem penunjang keputusan intelijen dapat di lihat pada Gambar 24. Gambar 24 Posisi dan Kebaruan Penelitian Menentukan Kinerja Menentukan Target Kinerja Menentukan Prioritas Perbaika Pengukuran Kinerja Model Pengelompokan Model Pengukuran kinerja Model Pemilihan Kinerja Terbaik Model Analisis Praktek Terbaik M Pen Pr Per Cocca Alberti 2010 : masa lalu Wibisono 2006; Radnor 2007 : I-P-O Wibisono1999: StrategisOperasionalTaktis Karim 2008 Rusjan et al. 2005 Leachman et al. 2006 Spitzer 2007 : Ukuran Kinerja Proses Pengukuran Infra- struktur Medori Steeple 2000 Denton 2005 Parmenter 2010 Shahin Mahbod 2007 Saunders et al. 2007 Nenadal 2008 Beheshti Lollar 2008 Chan et al. 2002 Santos 2007 Raymond Marchand 2008 Denton 2010 Radnor Barnes 2007 : Luas Dalam Range Olsen et al. 2007 -Produktivitas : Yusnitati 1994 Manalu 2009 -Efisiensi : Siagian 1999 LP IPB 2002 Lau et al. 2001 Yuliasih Marimin 2003 Marimin et al. 2005 Unahabhoka 2007 Benchmarking Tucker 1987 Dattakumar 2003 Grunberg 2003 Pierre Delisle 2006 Gleich et al. 2008 Praktek Terbaik Analisis Praktek Terbaik Kinerja Terbaik Pengelompokan Pemilihan Kinerja Terbaik Gan et al. 2007 Sadaaki et al. 2008 Xu Wunsch 2009 Larose 2005 Kusnawi 2007 Ramakhrisnan 2009 Laise 2004 : ELECTRE Jafari et al. 2007 : SAW PROMETHEE Amran Kiki 2005 Prvulovic 2008 Triyanti Gadis 2008 Reddy McCarthy 20 Asrofah et al. 2010 Jaffar Zairi 2000 Maire et al. 2005 Southard Parente 2 Corcoran 2004 Latino Kenneth 200 Penen Prioritas P Davies 2000

3. METODE PENELITIAN