Implikasi Teoritis Implikasi Manajerial

6.5 Implikasi Teoritis

Implikasi teoritis berkaitan dengan relevansi dan kompetibilitas hasil rancangbangun model dengan teori maupun hasil penelitian terdahulu adalah sebagai berikut : 6.5.1 Penentuan Kinerja Hasil implementasi model terkait dengan penentuan pengukuran kinerja menunjukkan bahwa pendekatan input-proses-output dapat digunakan untuk pabrik gula. Hal ini, mengkonfirmasi pernyataan Wibisono 2006 bahwa pendekatan terbaik untuk perusahaan manufaktur di Indonesia dalam melakukan pengukuran kinerja yaitu menggunakan pendekatan input-proses-output. Selain itu, kedalaman keterkaitan ukuran kinerja dapat menjelaskan hasil pengukuran kinerja. Hal tersebut mengkonfirmasi pernyataan Radnor dan Barnes 2007 mengenai aspek formal dalam pengukuran kinerja khususnya kedalaman keterkaitan ukuran kinerja. 6.5.2 Penentuan Target Kinerja dan Prioritas Perbaikan Hasil implementasi model terkait dengan penentuan target kinerja menunjukkan bahwa dengan menggunakan nilai kinerja terbaik dalam kelompok sebagai target kinerja minimal maka nilai kinerja akan meningkat. Hal tersebut mengkonfirmasi hasil penelitian Tucker et al 1987 yang menyimpulkan bahwa hasil yang dicapai melalui penerapan praktek terbaik adalah peningkatan efisiensi dan produktivitas.

6.6 Implikasi Manajerial

Prasyarat yang diperlukan untuk mengimplementasikan model dan prototype yaitu kesediaan pabrik gula untuk diperbandingkan kinerjanya satu sama lain. Hal ini sangat memungkinkan bila pabrik gula berada dalam satu perusahaan. Namun, dengan power yang dimiliki pemerintah, tidak menutup kemungkinan untuk membandingkan antar pabrik gula dari perusahaan yang berbeda. Oleh karena itu, model dan prototype sistem penunjang keputusan untuk analisis perbaikan kinerja pabrik gula dapat dimanfaatkan oleh perusahaan PTPN maupun pemerintah. Pemanfaatan model dan prototype dalam melakukan analisis perbaikan kinerja pada pabrik gula akan menyebabkan terjadinya perubahan yang direncanakan. Strategi yang direkomendasikan untuk mengimplementasikan perubahan yang direncanakan adalah persuasi rasional. Strategi persuasi rasional berupaya untuk mendorong perubahan melalui pemanfaatan pengetahuan dan argumentasi rasional Winardi 2005. Argumentasi yang diberikan yaitu bahwa pemanfaatan model dan prototype dalam melakukan analisis perbaikan kinerja pada pabrik gula akan menyebabkan pabrik gula dapat dengan mudah dan cepat untuk menentukan kinerja, target kinerja, dan prioritas perbaikan yang harus dilakukan. Perubahan yang disebabkan karena pemanfaatan model dan prototype dalam melakukan analisis perbaikan kinerja pada pabrik gula merupakan tipe perubahan yang dikategorikan sebagai perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan teknologi. Perubahan teknologi menyebabkan perlunya tim pelaksana untuk mendapatkan pengetahuan dan mengembangkan keterampilan baru agar dapat menjalankan tugas baru dan bekerja dengan teknologi baru. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan mengenai apa yang harus dilakukan dan bagaimana memanfaatkan model dan prototype dalam melakukan analisis perbaikan kinerja. Metode pelatihan yang direkomendasikan yaitu Computer- Based Training. Selain sesuai dengan kebutuhan, metode Computer-Based Training memiliki keunggulan antara lain mengurangi waktu pemahaman dan menggunakan instruksi yang konsisten Dessler dan Huat 2009. Untuk menjamin efektivitas dan efisiensi pemanfaatan model dan prototype dalam melakukan analisis perbaikan kinerja pada pabrik gula diperlukan dokumen tertulis yang memuat prosedur kerja secara rinci, tahap demi tahap dan sistematis Standart Operating Procedure dilengkapi dengan diagram dan alur kerja flowchart. Metode yang direkomendasikan untuk menggambarkan alur kerja yaitu Swimlane yang secara jelas membedakan tanggungjawab pelaksana. 6.7 Keunggulan dan Keterbatasan Model 6.7.1 Keunggulan Model