2.9 Sistem Pakar Fuzzy
Sistem  Pakar  Fuzzy  merupakan  penggabungan  sistem  pakar  dan  sistem Fuzzy.  Penerapan  sistem  Fuzzy  dalam  sistem  pakar  bertujuan  untuk
merepresentasikan  pengetahuan  pakar  pada  lingkungan  yang  tidak  pasti,  tidak lengkap,  dan  sangat  kompleks  Kandel  2001,  Marimin  2005.  Sistem  fuzzy
merupakan  penduga  numerik  yang  terstruktur  dan  dinamik  serta  memiliki kemampuan untuk mengembangkan sistem intelijen dalam lingkungan yang tidak
pasti dan tidak tepat. Sistem fuzzy menduga suatu fungsi dengan logika fuzzy yang digunakan  untuk  menangani  konsep  derajat  kebenaran,  yaitu  nilai  kebenaran
antara  benar  dan  salah.  Oleh  karena  itu,  logika  fuzzy  sering  menggunakan informasi linguistik dan verbal.
Sistem  Pakar  Fuzzy  mengembangkan  sistem  pakar  yang  menggunakan logika fuzzy secara keseluruhan Negnevitsky 2005; Bukley dan Siler 2005, yang
meliputi  gugus  fuzzy,  aturan  fuzzy  if-  then,  serta  proses  inferensi.  Gugus  fuzzy merupakan  perangkat  yang  tepat  untuk  mengekspresikan  ke-ambiguity-an  yang
diperlukan  oleh  komputer  untuk  mengerti  bahasa  manusia  yang  tidak  dapat diselesaikan dengan logika biasa.
Pada  umumnya,  sistem  Pakar  Fuzzy  terdiri  dari  dua  modul  utama  yaitu basis  pengetahuan  knowledge  base  dan  mesin  penyimpul  inference  engine
serta  modul  tambahan  yang  disebut  memori  kerja  working  memory.  Basis pengetahuan  digunakan  untuk  menangkap  keahlian  pakar  sedangkan  mesin
penyimpul  mencontoh  cara  dan  proses  penalaran  pakar.  Memori  kerja  akan menampung  fakta  yang  diberikan  oleh  pengguna  dan  menjadi  perantara
kesimpulan yang diambil dari prosedur inferensi. Sistem  pakar  atau  sistem  berbasis  pengetahuan  kecerdasan  Intelligent
Knowledge  Based  System  merupakan  salah  satu  bagian  dari  kecerdasan  buatan Artificial  Intelligent  yang  memungkinkan  komputer  dapat  berpikir  dan
mengambil  kesimpulan  dari  sekumpulan  aturan.  Tujuan  dari  pengembangan sistem  pakar  adalah  untuk  menghasilkan  suatu  sistem  yang  dapat  membantu
pekerjaan manusia, terutama yang berhubungan dengan pemanfaatan keahlian dan pengalaman di suatu bidang tertentu secara lebih efektif dan efisien.
Sistem  pakar akan  menyimpan  dan  mengelola  keahlian  atau  pengetahuan dari  seorang  pakar.  Pengetahuan  yang  ada  pada  sistem  pakar  juga  dapat  berasal
dari  buku,  majalah,  atau  sumber-sumber  tertulis  lainnya.  Pengetahuan  yang dimiliki  sistem  pakar  akan  digunakan  untuk  mengolah  fakta-fakta  dari  pengguna
sehingga dapat dihasilkan suatu kesimpulan yang akan diberikan kembali kepada penggunanya.  Kesimpulan  itu  dapat  dianggap  sebagai  hasil  dari  konsultasi  yang
diberikan  oleh  seorang  pakar.  Adapun  fungsi  dasar  sistem  pakar  dapat  di  lihat pada Gambar 20  di bawah ini :
Gambar 20  Fungsi Dasar Sistem Pakar  Giarratano dan Riley 1998
Marimin  2005  menyebutkan  bahwa  pada  prinsipnya,  sistem  pakar tersusun  dari  beberapa  komponen  yang  mencakup  1  fasilitas  akuisisi
pengetahuan,  2  sistem  berbasis  pengetahuan  Knowledge    Based    System    ,  3 mesin  inferensi  inference  engine,  4  fasilitas  untuk  penjelasan  dan  justifikasi,
dan  5  penghubung  antara  pengguna  dan  sistem  pakar  user  interface.  Adapun struktur dasar sistem pakar dapat dilihat pada Gambar 21.
Gambar  21  Struktur Dasar Sistem Pakar  Marimin 2005
Pengguna Knowledge Base
Basis Pengetahuan Inference Engine
Penarikan Kesimpulan Fakta
Kesimpulan
Sistem Pakar
Fasilitas Penjelasan Pakar
Fakta Aturan
Model Fakta
Aturan Model
Fakta Aturan
Model Nasehat
Justifikasi Konsultasi
Penghubung Sistem Berbasis
Pengetahuan Dangkal
Mendalam Statis
Dinamis Akuisisi
Pengetahuan Mekanisme
Inferensi Strategi
Penalaran Strategi
Pengenda- lian
Pengguna
Tahapan pembentukan sistem pakar pada dasarnya disusun oleh tiga unsur utama sistem yaitu 1 basis pengetahuan, 2 mesin inferensi, dan 3 implementasi.
Adapun  tahapan  pembentukan  sistem  pakar  secara  lengkap  seperti  yang ditunjukkan pada Gambar 22.
Mulai Identifikasi Masalah
Mencari Sumber Pengetahuan Akuisisi Pengetahuan
Representasi Pengetahuan Pengembangan Mesin Inferensi
Implementasi Pengujian
Mewakili Human Expert
Selesai Ya
Tidak
Gambar 22  Tahap Pembentukan Sistem Pakar Marimin  2007
Akuisisi  pengetahuan  merupakan  salah  satu  tahap  penting  dalam pengembangan  sistem  pakar.  Pada  tahap  ini,  dilakukan  proses  pengumpulan
pengetahuan  dari  pakar  oleh  perekayasa  pengetahuan  knowledge  engineer. Sebagai  salah  satu  elemen  dalam  sistem  pakar,  fasilitas  akuisisi  pengetahuan
digunakan  sebagai  alat  untuk  mengisi  atau  mendapatkan  pengetahuan,  fakta, aturan,  dan  model  yang  diperlukan  oleh  sistem  pakar  dari  berbagai  sumber
Marimin  2007 seperti : akuisisi pengetahuan dari para pakar, pengorganisasian dari beberapa buku, jurnal, data, dasar dan media lain yang relevan dengan ruang
lingkup  sistem  pakar  yang  akan  dikembangkan,  penyeleksian  hasil  deduksi  dan
induksi  dari  pengetahuan  yang  sudah  tersimpan  dalam  sistem  pakar  atau  yang berupa pengalaman langsung.
Terdapat  tiga  cara  akuisisi  pengetahuan  Buchanan  dan  Shorliffe  1984 dalam  Fu  1994  di  dalam  Yuliasih  dan  Marimin  2003  yaitu  :  1  handcrafting,
dimana pengembang sistem mengkodekan pengetahuan knowledge langsung ke dalam  program,  2  knowledge  engineering,  dimana  akuisisi  pengetahuan  pakar
dilakukan  dengan  cara  kerjasama  dengan  pakar  domain  baik  secara  langsung maupun tidak, agar diperoleh pola dan bentuk pengetahuan yang nantinya disusun
ke  dalam  basis  pengetahuan,  dan  3  machine  learning,  dimana  pengetahuan diekstrak dari contoh-contoh pelatiham yang diujikan pada komputer.
Representasi  pengetahuan  merupakan  bagian  yang  memuat  obyek-obyek pengetahuan  serta  hubungan  yang  dimiliki  antar  obyek  tersebut.  Menurut
Reichgelt  1991  dalam  Fu  1994  di  dalam  Yuliasih  dan  Marimin  2003  ada empat  tingkat  representasi  pengetahuan,  yaitu  :  1  level  implementasi,  berkaitan
dengan  kemungkinan  pembuatan  program  pengetahuan  bagi  bahasa  representasi pemrograman,  2  level  logic,  berhubungan  dengan  sifat-sifat  fisik  bahasa
pengetahuan  seperti  :  makna  suatu  ekspresi,  prosedur  inferensi  yang  berkaitan, 3  level  epistemologikal,  berkaitan  dengan  struktur  pengetahuan  misalnya
jaringan semantik dan strategi inferensi bahasa representasi pengetahuan, dan 4 level  konseptual,  berkaitan  dengan  hal-hal  dasar  yang  aktual  misalnya  konsep,
obyek dan lainnya dari bahasa representasi pengetahuan. Mesin  inferensi  merupakan  komponen  dalam  sistem  pakar  yang  akan
memanipulasi  dan  mengarahkan  pengetahuan  pada  basis  pengetahuan  untuk memperoleh kesimpulan. Mesin inferensi dikategorikan dalam dua tipe Fu, 1994
dalam  Yuliasih  dan  Marimin  2003  yaitu  :  1  mesin  inferensi  yang  tidak menghitung tingkat kepercayaan untuk setiap kesimpulan yang dihasilkan, dan 2
mesin  inferensi  yang  menghitung  tingkat  kepercayaan  untuk  setiap  kesimpulan yang dihasilkan. Kesimpulan yang dihasilkan oleh sistem pakar diperoleh melalui
pengujian  fakta  dan  kaidah  yang  ada  pada  basis  pengetahuan.  Jika  diperlukan, mesin inferensi juga dapat menambahkan fakta baru ke dalam basis pengetahuan.
Sistem pakar dapat diterapkan untuk berbagai permasalahan yang bersifat cukup  kompleks  dan  permasalahan  yang  memiliki  algoritma  kurang  jelas  dalam
pemecahannya  sehingga  dibutuhkan  kemampuan  seorang  atau  beberapa  pakar untuk  mencari  sistematika  penyelesaiannya  secara  evolutif.  Oleh  karena  itu,
sistem  pakar  dapat  digunakan  untuk  permasalahan  bersifat  analitik,  sintesis,  dan integratif yang dihadapi oleh berbagai industri termasuk industri gula.
Sistem  Fuzzy  merupakan  penduga  numerik  yang  terstruktur  dan  dinamik yang  memiliki  kemampuan  untuk  mengembangkan  sistem  intelijen  dalam
lingkungan  yang  tidak  pasti,  dengan  menduga  suatu  fungsi  menggunakan  logika fuzzy.  Logika  fuzzy  adalah  suatu  cara  yang  tepat  untuk  memetakan  suatu  ruang
input  ke dalam suatu ruang output. Menurut Kusumadewi 2004 pada himpunan tegas  crisp,  nilai  keanggotaan  suatu  item  x  dalam  suatu  himpunan  A,  yang
sering  ditulis  dengan    ยต
A
[x],  memiliki  dua    kemungkinan,  yaitu  :  1  1    Satu, yang berarti bahwa suatu item menjadi anggota dalam suatu himpunan, dan 2 0
Nol, yang berarti bahwa suatu item tidak menjadi anggota suatu himpunan Dalam memahami sistem fuzzy, terdapat beberapa hal yang perlu diketahui
Kusumadewi dan Hari  2004 yaitu : a.  Variabel fuzzy
Variabel  fuzzy merupakan variabel yang akan dibahas dalam suatu sistem  fuzzy.  Contoh  variabel    fuzzy    yaitu  umur,  temperatur,  dan
sebagainya. b.  Himpunan fuzzy
Himpunan  fuzzy  merupakan  suatu  grup  yang  mewakili  suatu kondisi  atau  keadaan  tertentu  dalam  suatu  variabel  fuzzy.  Jika  pada
himpunan crisp nilai keanggotaannya hanya ada dua kemungkinan, yaitu 0 atau  1,  pada  himpunan  fuzzy  nilai  keanggotaan  terletak  pada  rentang  0
sampai  1.  Terkadang  kemiripan  antara  keanggotaan  fuzzy  dengan probabilitas menimbulkan kerancuan. Akan tetapi sesungguhnya keduanya
memiliki intepretasi yang berbeda. Keanggotaan  fuzzy  memberikan  suatu  ukuran  terhadap  pendapat
atau  keputusan,  sedangkan  probabilitas  mengidikasikan  proporsi  terhadap keseringan suatu hasil bernilai benar dalam jangka panjang. Terdapat dua
atribut  dalam  himpunan  fuzzy,  yaitu  linguistik  dan  numerik.  Linguistik merupakan  penamaan  suatu  grup  yang  mewakili  suatu  keadaan  atau
kondisi  tertentu  dengan  menggunakan  bahasa  alami.  Numeris  yaitu  suatu angka yang menunjukkan ukuran dari suatu variabel.
Fungsi  keanggotaan  membership  function  adalah  suatu  kurva yang  menunjukkan  pemetaan  titik-titik  input  data  ke  dalam  nilai
keanggotaannya yang memiliki interval antara 0 sampai 1. Salah satu cara yang  dapat  digunakan  untuk  mendapatkan  nilai  keanggotaan  adalah
dengan  melalui  pendekatan  fungsi.  Ada  beberapa  fungsi  yang  dapat digunakan  Kusumadewi    Hari,  2004  :  1    Representasi  linier,  2
Representasi  kurva  segitiga,  3  Representasi  kurva  trapesium,  4 Representasi kurva bentuk bahu, 5 Representasi kurva-S, 6 Representasi
kurva bentuk lonceng c.  Semesta pembicaraan
Semesta  pembicaraan  merupakan keseluruhan  nilai  yang
diperbolehkan  untuk  dioperasikan  dalam  suatu  variabel  fuzzy.  Semesta pembicaraan  merupakan  himpunan  bilangan  real  yang  senantiasa  naik
secara  monoton  dari  kiri  ke  kanan.  Nilai  semesta  pembicaraan  dapat berupa bilangan positif maupun negatif.
d.  Domain Domain  merupakan  keseluruhan  nilai  yang  diijinkan  dalam
semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu himpunan fuzzy. Domain  merupakan  himpunan  bilangan  real  yang  senantiasa  naik  secara
monoton  dari  kiri  ke  kanan.  Nilai  domain  dapat  berupa  bilangan  positif maupun negatif.
Terdapat  beberapa  proses  dalam  logika  fuzzy,  yaitu  :  penentuan  gugus  fuzzy, penerapan  aturan  if-then,  proses  inferensi  fuzzy.  Adapun  tahapan  penyelesaian
masalah dengan logika fuzzy dapat dilihat pada Gambar 23. Defuzzifikasi  merupakan  transformasi  yang  menyatakan  kembali  output
dari  domain  fuzzy  ke  dalam  domain  crisp.  Keluaran  fuzzy  diperoleh  melalui eksekusi  dari  beberapa  fungsi  keanggotaan  fuzzy.  Terdapat  tujuh  metode  yang
dapat digunakan pada proses defuzzifikasi Ross 1995  yaitu  : 1  Height method Max-membership  principle,  dengan  mengambil  nilai  fungsi  keanggotaan
terbesar dari keluaran  fuzzy  yang ada untuk dijadikan sebagai nilai defuzzifikasi, 2  Centroid  Center  of  Gravity  method,  mengambil  nilai  tengah  dari  seluruh
fungsi keanggotaan keluaran fuzzy yang ada untuk dijadikan nilai defuzzifikasi, 3 Weighted  Average  Method,  hanya  dapat  digunakan  jika  keluaran  fungsi
keanggotaan dari beberapa proses fuzzy mempunyai bentuk yang sama, 4 Mean- max membership, mempunyai prinsip kerja yang sama dengan metode maximum
tetapi  lokasi  dari  fungsi  keanggotaan  maximum  tidak  harus  unik,  5  Center  of sums,  mempunyai  prinsip  kerja  yang  hampir  sama  dengan  Weighted  Average
Method  tetapi  nilai  yang  dihasilkan  merupakan  area  respektif  dari  fungsi keanggotaan  yang ada, 6  Center of largest area, hanya digunakan jika keluaran
fuzzy  mempunyai  sedikitnya  dua  sub-daerah  yang  convex  sehingga  sub-daerah yang digunakan sebagai nilai defuzzifikasi adalah daerah yang terluas, 7 First or
last of maxima, menggunakan seluruh keluaran dari fungsi keanggotaan.
Gambar 23 Alur Penyelesaian Masalah dengan Logika Fuzzy Marimin 2007
2.10 Posisi dan Kebaruan Penelitian