Rerata  kualitas  tebu  mencapai  10,65  dengan  kategori  kinerja  sedang. Jumlah  PG  dengan  rerata  kualitas  tebu  kategori  kinerja    tinggi  mencapai  empat
PG 36,4 yaitu PG Tjoekir 11,0, PG Meritjan 11,0, PG Modjopangoong 11,2, dan PG Ngadiredjo 11,3.
Hasil  pengukuran  kinerja  strategis  menunjukkan  bahwa  nilai  kinerja strategis terendah yaitu 31,8 PG Watoetoelis, sedangkan yang tertinggi dengan
kategori  sedang  yaitu  65  PG  Toelangan,  PG  Gempolkrep,  PG  Tjoekir,  PG Meritjan, PG Pesantren Baru, PG Ngadiredjo, dan PG Modjopanggoong. Kinerja
strategis  dengan  kategori  rendah  dicapai  oleh  empat  PG  36,4  yaitu  PG Watoetoelis  31,8,  PG  Kremboong  44,9,  PG  Djombang  Baru  33,  dan  PG
Lestari 37,3. Sedangkan PG lainnya mencapai kinerja strategis dengan kategori sedang.
Gambar 70  Kinerja Strategis
6.1.2 Kinerja Operasional
Kinerja operasional  merupakan kinerja yang dihasilkan melalui aggregasi nilai kinerja hilang dalam proses, jam henti giling,  overall recovery, dan efisiensi
ketel.    Hilang  dalam  proses  merupakan  ukuran  kinerja  yang  menunjukkan banyaknya potensi gula yang hilang selama proses produksi dan dinyatakan dalam
persen      pol  hilang.    Jam  Henti  Giling  merupakan  ukuran  kinerja  yang menunjukkan  lamanya  waktu  berhenti  giling  dibandingkan  dengan  waktu  giling
yang seharusnya dan dinyatakan dalam persen  .Overall Recovery merupakan
ukuran  kinerja  yang  menunjukkan  efisiensi  pabrik  gula  secara  keseluruhan  dan dinyatakan  dalam  persen  .Efisiensi  ketel  merupakan  ukuran  kinerja  yang
menunjukkan  perbandingan  persentase  antara  panas  yang  dipindahkan  ke  dalam uap dan panas yang tersedia dalam bahan bakar dan dinyatakan dalam persen .
Gambar 71  Rerata Hilang dalam Proses
Hilang  dalam  proses  terendah  kinerja  terbaik  sebesar  0,02  PG Modjopangoong sedangkan yang tertinggi sebesar 9,49 PG  Watoetoelis. Rerata
hilang  dalam  proses  yaitu  2,11  dimana  18  PG  melebihi  rata-rata.  Besarnya rerata  hilang  dalam  proses  disebabkan  oleh  tingginya  hilang  dalam  proses  yang
dicapai oleh PG Watoetoelis 9,49.
Gambar 72  Rerata Jam Henti Giling
Rerata  jam  henti  giling  terendah  kinerja  tinggi  sebesar  2,48  PG Meritjan.  Rerata  jam  henti  giling  dengan  kinerja  sedang  di  capai  oleh  PG
Toelangan  2,93,  PG  Djombang  Baru  3,13,  PG  Tjoekir  3,74,  dan  PG Modjopangoong 4,35. Sedangkan rerata jam henti giling dengan kinerja rendah
yaitu  PG  Pesantren  Baru  13,66,  PG  Gempolkrep  12,49,  PG  Watoetoelis 10,17, PG Kremboong 6,79, PG lestari 5,92, dan PG Ngadiredjo 5,54.
Gambar 73  Rerata Overall Recovery
Overall  Recovery  tertinggi  sebesar  85,71  PG  Meritjan  sedangkan  yang terendah sebesar 75,72 PG  Lestari.  Rerata Overall Recovery yaitu 79,6 dimana
36 PG berada dibawah rerata tersebut.
Gambar 74  Efisiensi Ketel
Efisiensi  ketel  tertinggi  sebesar  69,9  PG  Gempolkrep  sedangkan  yang terendah 58,5 PG Watoetoelis. Rerata efisiensi ketel yaitu 63 dimana  55  PG
dibawah rerata tersebut.
Gambar 75  Kinerja operasional
Hasil  pengukuran  kinerja  operasional  menunjukkan  bahwa  nilai  kinerja operasional  terendah  yaitu  30  PG  Watoetoelis,  sedangkan  yang  tertinggi  yaitu
65 PG Meritjan. Nilai kinerja operasional tertinggi masuk dalam kategori sedang dan  hanya  dicapai  oleh  satu  PG,  sedangkan  10  PG  yang  lain  masuk  dalam
kategori rendah.
6.1.3 Kinerja Taktis