Gambar 78 Kinerja Taktis
Hasil pengukuran kinerja taktis menunjukkan bahwa nilai kinerja taktis terendah yaitu 36,8 PG Watoetoelis, sedangkan yang tertinggi yaitu 85,1
PGTjoekir dan PG Ngadiredjo. Rerata nilai kinerja taktis yaitu 68,43 sedang dimana 54,5 PG memiliki kinerja taktis di bawah nilai rata-rata.
6.2 Penentuan Target Kinerja
Untuk menentukan target kinerja, pengambil keputusan dapat menggunakan kinerja terbaik secara keseluruhan maupun kinerja terbaik per jenis
kinerja yang dapat dicapai oleh pabrik gula yang setara dalam kelompok yang sama. Kesetaraan ditetapkan berdasarkan karakteristik pembeda pabrik gula yaitu
skala pabrik gula berdasarkan kapasitas giling dan metode pada proses pemurnian. Oleh karena itu, pengambil keputusan dapat menggunakan kinerja
terbaik per jenis kinerja yang dapat dicapai oleh pabrik gula dalam kelompoknya sebagai target minimal kinerja yang ingin dicapai.
6.2.1 Pengelompokan
Skala pabrik ditentukan oleh kapasitas giling. Pada PTPN X, rerata kapasitas giling PG mencapai 3564 TTH. Kapasitas giling terbesar yaitu 6600
TTH PG Gempolkrep dan kapasitas giling terendah sebesar 1400 TTH PG
Toelangan. Dari sisi skala ekonomis, terdapat 54,4 6 PG memiliki kapasitas giling di bawah skala ekonomis 3000 TTH.
Dengan menggunakan data karakteristik pembeda pabrik gula sebagai input, hasil pengujian sistem menunjukkan bahwa terdapat kesesuaian antara
hasil perhitungan manual dengan keluaran sistem. Terdapat tiga kelompok PG dengan proses pemurnian sulfitasi dengan skala pabrik besar atau menengah atau
kecil. Hasil pengelompokan menunjukkan bahwa seluruh PG pada PTPN X
menggunakan proses pemurnian sulfitasi, terdapat tiga PG yang memiliki skala pabrik besar, dua PG yang memiliki skala pabrik sedang, dan enam PG yang
memiliki skala pabrik kecil. PG dengan skala pabrik besar yaitu PG Gempolkrep 6600 TTH, PG Pesantren Baru 6200 TTH, dan PG Ngadiredjo 6200 TTH.
PG dengan skala pabrik menengah yaitu PG Tjoekir 3200 TTH dan PG lestari 3850 TTH. PG dengan skala pabrik kecil yaitu PG Modjopangoong 2750
TTH, PG Djombang Baru 2600 TTH, PG Meritjan 2450 TTH, PG Watotoelis 2350 TTH, PG Kremboong 1600 TTH, dan PG Toelangan 1400 TTH.
6.2.2 Pemilihan Kinerja Terbaik
Hasil pemilihan kinerja terbaik pada setiap kelompok pabrik gula akan digunakan sebagai standar kinerja pembanding bagi setiap pabrik gula pada
kelompok yang sama. Nilai kinerja yang digunakan adalah nilai kinerja yang dihasilkan dari model pengukuran kinerja yaitu nilai kinerja strategis, nilai kinerja
operasional dan nilai kinerja taktis untuk seluruh pabrik gula yang menjadi anggota setiap alternatif kelompok.
Berdasarkan hasil pengelompokan, maka nilai setiap jenis kinerja untuk setiap pabrik gula pada setiap kelompok ditunjukkan pada Tabel 47. Rerata
kinerja strategis pada kelompok PG dengan proses pemurnian sulfitasi dan skala pabrik besar yaitu 65 sedang, kelompok PG dengan proses pemurnian sulfitasi
dan skala pabrik menengah yaitu 51,15 rendah, dan kelompok PG dengan proses pemurnian sulfitasi dan skala pabrik kecil yaitu 50,78 rendah.
Rerata kinerja operasional pada kelompok PG dengan proses pemurnian sulfitasi dan skala pabrik besar yaitu 30,36 rendah, kelompok PG dengan proses
pemurnian sulfitasi dan skala pabrik menengah yaitu 30,05 rendah, dan kelompok PG dengan proses pemurnian sulfitasi dan skala pabrik kecil yaitu
40,02 rendah.
Tabel 47 Nilai Setiap Jenis Kinerja Kelompok
Nama Pabrik Kinerja
Strategis Kinerja
Operasional Kinerja
Taktis Sulfitasi, besar
Sulfitasi, menengah Sulfitasi, kecil
Gempolkrep Pesantren Baru
Ngadiredjo Tjoekir
Lestari Watoetoelis
Toelangan Kremboong
Djombang Baru Meritjan
Modjopanggoong 65
65 65
65 37.3
31.8 65
44.9 33
65 65
30,6 30.3
30.2 29.9
30.2 30
39.5 38.7
35.9 65
31 72.7
74 85.1
85.1 65
36.8 65
65 65
74 65
Sedangkan rerata kinerja taktis pada kelompok PG dengan proses pemurnian sulfitasi dan skala pabrik besar yaitu 77,27 tinggi, kelompok PG dengan proses
pemurnian sulfitasi dan skala pabrik menengah yaitu 75,05 tinggi, dan kelompok PG dengan proses pemurnian sulfitasi dan skala pabrik kecil yaitu 61,8 sedang.
Hasil pemilihan kinerja terbaik per jenis kinerja menunjukkan bahwa kinerja strategis terbaik pada 1 kelompok PG dengan proses pemurnian sulfitasi
dan skala pabrik besar : seluruh PG PG Gempolkrep, PG Pesantren Baru, PG Ngadiredjo , 2 kelompok PG dengan proses pemurnian sulfitasi dan skala pabrik
menengah : PG Tjoekir, dan 3 kelompok PG dengan proses pemurnian sulfitasi dan skala pabrik kecil : tiga PG PG Toelangan, PG Meritjan, dan PG
Modjopangoong. Kinerja operasional terbaik pada 1 kelompok PG dengan proses pemurnian sulfitasi dan skala pabrik besar : PG Gempolkrep, 2 kelompok
PG dengan proses pemurnian sulfitasi dan skala pabrik menengah : PG Lestari, dan 3 kelompok PG dengan proses pemurnian sulfitasi dan skala pabrik kecil :
PG Meritjan. Sedangkan untuk kinerja taktis terbaik pada 1 kelompok PG
dengan proses pemurnian sulfitasi dan skala pabrik besar : PG Ngadiredjo, 2 kelompok PG dengan proses pemurnian sulfitasi dan skala pabrik menengah : PG
Tjoekir, dan 3 kelompok PG dengan proses pemurnian sulfitasi dan skala pabrik kecil : PG Meritjan.
Hasil pemilihan kinerja terbaik secara keseluruhan pada setiap kelompok PG menunjukkan bahwa PG Ngadiredjo memiliki kinerja keseluruhan terbaik
pada kelompok PG dengan proses pemurnian sulfitasi dan skala pabrik besar, PG Tjoekir pada kelompok PG dengan proses pemurnian sulfitasi dan skala pabrik
menengah, dan PG Meritjan pada kelompok PG dengan proses pemurnian sulfitasi dan skala pabrik kecil. Kinerja terbaik secara keseluruhan dicapai oleh
PG Ngadiredjo karena memiliki kinerja strategis dan kinerja taktis terbaik , PG Tjoekir karena memiliki kinerja strategis dan kinerja taktis terbaik, dan PG
Meritjan karena memiliki kinerja strategis, kinerja operasional, dan kinerja taktis terbaik.
Target kinerja minimal ditetapkan berdasarkan nilai kinerja yang dicapai oleh PG yang memiliki kinerja terbaik dalam kelompok. Target kinerja untuk
setiap ukuran variabel kinerja juga ditetapkan berdasarkan nilai kinerja setiap ukuran kinerja yang merupakan nilai kinerja ukuran kinerja terbaik dalam
kelompok. Nilai kinerja atau nilai ukuran kinerja terbaik menjadi target kinerja minimal yang harus dicapai oleh PG yang akan diperbaiki.
6.3 Penentuan Prioritas Perbaikan