model Solow yang telah dijelaskan, kemajuan teknologi secara kontinu menggeser fungsi output ke atas, sehingga meningkatkan keseimbangan stok
kapital per kapita dan level output. Secara intuitif, peningkatan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi akan meningkatkan tingkat pengembalian kapital,
sehingga dapat dinyatakan bahwa pengembalian kapital yang menurun sebaliknya akan menghambat pertumbuhan.
2.1.2. Teori Pertumbuhan Endogen
Model Solow yang telah diuraikan tidak menjelaskan bagaimana perbaikan teknologi terjadi. Model tersebut
mengasumsikan perubahan teknologi terjadi secara eksogen, sehingga disebut juga dengan model perubahan teknologi
eksogen. Model yang lebih terkini memberlakukan perubahan teknologi secara endogen, yakni menjelaskan kemajuan teknologi yang masuk dalam model
sebagai keluaran dari keputusan yang diambil oleh perusahaan atau individual. Dalam model pertumbuhan endogen, hubungan antara kapital dan output
dapat ditulis dalam bentuk Y = AK. Kapital, K, didefenisikan lebih luas daripada model Neoklasik, yaitu gabungan pabrikmesin dan pengetahuan berbasis kapital.
Teori pertumbuhan endogen ini telah menempatkan asumsi-asumsi yang rasional, unsur A diekspresikan sebagai konstanta, dan pertumbuhan dapat terjadi tidak
terhingga sebagai akumulasi kapital. Poin kunci dari model pertumbuhan endogen adalah ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam bentuk kapital yang terakumulasi melalui research and development
RD dan
proses penciptaan
pengetahuan lainnya.
Ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai dua sifat khusus. Pertama, stok kapital
tidak habis karena digunakan, yang mengimplikasikan bahwa stok pengetahuan dapat dihasilkan sepanjang waktu, walaupun sedang digunakan. Kedua,
menghasilkan eksternalitas positif dalam produksi: perusahaan yang melakukan RD memperoleh benefit dari mendapatkan pengetahuan, perusahaan yang lain
juga memperoleh manfaat. Ada beneficial spillovers limpahan manfaat bagi perekonomian dari proses RD sehingga manfaat sosial dari inovasi melebihi
manfaat swasta kepada innovator awal Stern, 2003. Menurut Romer 1994 bahwa ide dasar dari teori pertumbuhan endogen
adalah investasi kapital baik dalam bentuk mesin maupun manusia mampu menciptakan eksternal positif. Artinya investasi tidak hanya meningkatkan
kapasitas produktif dari perusahaan yang melakukan investasi atau tenaga kerja, tetapi juga kapasitas produktif dari perusahaan-perusahaan atau tenaga kerja
lainnya yang terkait. Singkatnya, dalam teori pertumbuhan endogen bahwa inovasi teknologi dan pembentukan modal manusia dilihat sebagai sumber utama
dari pertumbuhan produktivitas, dan pertumbuhan tersebut pada gilirannya merupakan motor penggerak dari pertumbuhan ekonomi engine of growth.
Teori pertumbuhan endogen mengasumsikan hanya terdapat satu sektor produksi atau semua sektor bersifat simetris Todaro, 2000. Seiring dengan itu,
Sachs dan Larrain 1993 menyatakan bahwa model pertumbuhan endogen
memiliki asumsi increasing return to scale yang menyatakan bahwa ekonomi skala hasil yang meningkat tidak harus dicapai pada stedy state growth rate yang
sama dengan laju pertumbuhan penduduk ditambah dengan labor autmenting technical progress
. Pertumbuhan pada tingkat yang lebih tinggi harus bisa berlangsung secara berkesinambungan self-sustaining. Dan teori pertumbuhan
endogen menolak asumsi penyusutan imbalan marginal atas investasi modal diminishing marginal returns to capital investments yang dipegang teguh oleh
teori Neokalsik. Selanjutnya, Todaro 2000 mengatakan model pertumbuhan endogenus
menekankan bahwa investasi dalam modal fisik dan modal manusia akan dapat ekonomi eksternal dan perningkatan produktivitas yang melebihi keuntungan
pihak swasta yang melakukan investasi itu, dan kelebihan itu cukup untuk mengimbangi penurunan skala hasil. Pada saat selanjutnya, hal tersebut
menciptakan peluang-peluang investasi baru yang nantinya juga membuahkan ekonomi eksternal sehingga
α pada persamaan Solow sama dengan 1. Itu berarti persamaan persamaan pertumbuhan neoklasik
1
L AK
Y , diubah menjadi
sebuah persamaan persamaan pertumbuhan endogen yaitu
AK Y
. Hasil akhirnya adalah peningkatan skala hasil yang mampu menciptakan proses
pembangunan yang berkesinambungan dalam jangka panjang. Terciptanya hasil akhir dari teori pertumbuhan Endogenous justru tidak dipercaya oleh para
penganut teori pertumbuhan Neoklasik Tradisonal. Model pertumbuhan endogen juga menekankan pentingnya tabungan dan
investasi modal manusia dalam rangka mamacu pertumbuhan diberbagai negara berkembang. Namun teori ini mengemukakan beberapa implikasi tabungan
terhadap pertumbuhan ekonomi yang bertolak belakang dengan teori pertumbuhan Neoklasik Tradisional. Pertama, teori pertumbuhan endogen menyatakan tidak
ada kekuatan khusus yang menghadirkan suatu proses pemerataan tingkat pertumbuhan ekonomi antar negara, khususnya bagi negara-negara yang
menganut sistem perekonomian tertutup. Tingkat pertumbuhan ekonomi nasional
masing-masing negara akan tetap konstan, dan satu sama lainnya akan tetap berbeda, karena hal itu sepenuhnya tergantung pada tingkat tabungan dan
kemajuan teknologi yang dimiliki oleh masing-masing negara. Lebih lanjut dikemukan oleh Todaro 2000, sekalipun memiliki tingkat tabungan yang sama
besarnya, negara-negara miskin tidak tidak akan mampu untuk mengejar ketinggalannya dalam hal pendapatan per kapita dari negara-negara kaya. Hal ini
menimbulkan konsekuensi
yakni terjadinya
resesi suatu
negara akan
mengakibatkan peningkatan permanen atas kesenjangan pendapatan antar negara yang bersangkutan dengan negara-negara lain yang lebih kaya.
Kedua ,
kemampuan untuk
menjelaskan perilaku
aneh atas
arus permodalan
internasional yang
cenderung memperlebar
ketimpangan kesejahteraan atar negara-negara Dunia Pertama dan negara-negara Dunia Ketiga.
Bertolak dari model ini dapat diketahui bahwa potensi dari keuntungan investasi yang tinggi di negara berkembang yang rasio modal-tenaga kerja masih rendah,
ternyata terkikis oleh rendahnya tingkat investasi komplementer complenetary investments
dalam modal sumber daya manusia terutama melalui pengembangan fasilitas dan pendidikan, sarana infrastruktur, serta aneka kegiatan penelitian dan
pengembangan RD. Negara-negara miskin juga tidak banyak mendapatkan manfaat dari keuntungan-keuntungan sosial yang lebih luas yang muncul dari
penyediaan modal untuk menggarap bidang-bidang tersebut. Karena individu- individu di negara-negara miskin tidak memperoleh keuntungan personal dari
serangkaian eksternal positif yang diciptakan oleh investasi yang dilakukan oleh mereka sendiri. Oleh karena itu pemberlakukan mekanisme pasar bebas justru
akan menjauhkan upaya pendayagunaan investasi komplementer dari tingkat yang
optimal. Kontras
dengan teori
neoklasik, model
pertumbuhan endogen
menyarankan peran aktif dari kebijakan pemerintah dalam mempromosikan pembangunan ekonomi melalui investasi langsung dan tidak langsung dalam
formasi mutu modal manusia dan mendorong investasi swasta dalam industri yang membutuhkan teknologi tinggi.
Dari beberapa keunggulan teori pertumbuhan endogen, muncul beberapa kritikan terhadap teori tersebut. Pertama, teori pertumbuhan endogen memiliki
asumsi yang tidak cocok untuk diterapkan di negara berkembang. Sebagai contoh, teori pertumbuhan ini mangsumsikan hanya terdapat satu sektor produksi atau
semua sektor bersifat simetris. Situasi ini tidak menghasilkan pertumbuhan yang memunculkan realokasi tenaga kerja dan modal diantara sektor-sektor yang
ditransformasikan selama proses perubahan struktural. Kedua, toeri ini tidak mampu untuk menguraikan sebab-sebab modal yang sangat langka tidak dapat
dimanfaatkan secara optimal. Pertumbuhan di negara berkembang terhambat oleh serangkaian inefisiensi yang bersumber dari kelemahan infrastruktur, struktur
kelembagaan yang tidak memadai, serta pasar barang dan pasar modal yang jauh dari sempurna. Faktor-faktor yang sangat berpengaruh ini ternyata kurang
diperhatikan oleh teori pertumbuhan endogen. Itulah sebabnya aplikasi teori pertumbuhan ini dalam studi pembangunan ekonomi sangat terbatas, apalagi jika
studi tersebut melibatkan perbandingan antar negara. Struktur insentif yang lemah di negara berkembang merupakan penyebabnya. Struktur insentif yang buruk
tidak memungkinkan terciptanya akumulasi tabungan dan investasi yang tinggi, sehingga tidak mengherankan apabila pertumbuhan ekonomi di berbagai negara
berkembang senantiasa tersendar-sendat. Inefisiensi alokasi sumberdaya ditemui
di berbagai perekonomian yang tengah mengalami transisi dari pasar tradisional ke pasar komersial. Teori-teori ini terlalu banyak memberikan perhatikan kepada
faktor-faktor penyebab pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Dan Ketiga, serangkaian studi empiris terhadap nilai atau bobot prediktif teori-teori
pertumbuhan endogen tidak mampu memberikan prediksi yang cukup akurat. Eksternalitas menciptakan momentum dalam proses pertumbuhan karena
perusahaan-perusahaan memasang kapital baru. Pertumbuhan kapital berarti pertumbuhan dari gabungan stok kapital dan terpisah dari ilmu pengetahuan dan
teknologi. Oleh karenanya output dapat meningkat dengan proporsi konstan A dari gabungan stok kapital, dan tidak terjadi diminishing returns seperti yang
digambarkan dalam gambar kurva Solow. Jadi dalam model pertumbuhan endogen tingkat pertumbuhan dapat tetap
tumbuh konstan dalam kondisi tingkat pengembalian kapital yang menurun sebagai dampak eksternal pertumbuhan teknologi. Tingkat pertumbuhan secara permanen
dipengaruhi oleh tingkat tabungan. Tingkat tabungan yang lebih tinggi meningkatkan pertumbuhan tidak hanya pada level keseimbangan pendapatan.
2.1.3. Model Pertumbuhan dengan Sumberdaya Alam