0.13 1.00 EFISIENSI DAN STRATEGI ENERGI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

cenderung tidak efisien. Dan selanjutnya pada periode 2011-2015 nilai elastisitas pemakaian energi sektor rumahtangga lebih kecil dari satu dan cenderung menurun.

0.03 0.25

0.11 0.06

1.09 0.13

-6.60 -7.00 -6.00 -5.00 -4.00 -3.00 -2.00 -1.00 0.00 1.00 2.00 E la s ti s it a s 1991-1995 1996-2000 2001-2005 2006-2010 2011-2015 2016-2020 2021-2025 Elastistas Pemakaian Energi Sektor Rumahtangga Sumber: Data Kementerian ESDM Tahun 1990-2008 dan Data Hasil Peramalan Tahun 2009-2025, diolah Gambar 32. Perkembangan Rata-Rata Elastisitas Pemakaian Energi Sektor Rumahtangga Periode Lima Tahunan Sehubungan dengan pemakaian energi sektor transportasi, hasil perhitungan nilai elastisitas yang disajikan pada Gambar 33 menunjukkan nilai elastisitas periode lima tahunan yang pada periode 1991-1995 sampai dengan periode 2001-2005 lebih kecil dari satu. Namun pada periode 2006-2010 nilai elastisitas pemakaian energi sektor transportasi lebih besar dari satu. Inefisiensi pemakaian energi sektor transportasi pada periode ini lebih disebabkan oleh peningkatan jumlah trasportasi darat, karena dalam model analisis yang dibangun pemberlakuan kebijakan penghapusan subsidi BBM belum sepenuhnya diterapkan. Pada periode-periode berikutnya, nilai elastisitas pemakaian energi efisien dan cenderung menurun.

0.10 0.32

0.21 2.71

0.99 0.64

0.62 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 E la s ti s it a s 1991-1995 1996-2000 2001-2005 2006-2010 2011-2015 2016-2020 2021-2025 Elastistas Pemakaian Energi Sektor Transportasi Sumber: Data Kementerian ESDM Tahun 1990-2008 dan Data Hasil Peramalan Tahun 2009-2025, diolah Gambar 33. Perkembangan Rata-Rata Elastisitas Pemakaian Energi Sektor Transportasi Periode Lima Tahunan Perkembangan nilai elastisitas pemakaian energi sektor pertanian periode lima tahunan dapat dililihat pada Gambar 34. Dari Gambar 34 menunjukkan bahwa nilai elastisitas pemakaian energi sektor pertanian periode 5 tahunan pada periode 1991-2010 lebih kecil dari satu. Hal ini mengindikasikan bahwa periode- periode tersebut pemakaian energi sektor pertanian efisien. 0.23 -0.08 -0.13

0.46 2.45

1.41 1.00

-0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 E la s ti s it a s 1991-1995 1996-2000 2001-2005 2006-2010 2011-2015 2016-2020 2021-2025 Elastistas Pemakaian Energi Sektor Pertanian Sumber: Data Kementerian ESDM Tahun 1990-2008 dan Data Hasil Peramalan Tahun 2009-2025, diolah Gambar 34. Perkembangan Rata-Rata Elastisitas Pemakaian Energi Sektor Pertanian Periode lima tahunan Sebaliknya, periode 2011-2015 dan 2016-2020 nilai elastisitas pemakaian energi berturut-turut sebesar 2.45 dan 1.41. Hal ini menunjukkan bahwa pemakaian energi sektor pertanian pada periode-periode tersebut tidak efisien. Dan pada periode berikut elastisitas pemakaian energi cenderung efisien karena pertambahan konsumsi energi cenderung menurun dengan tingkat penurunan yang lebih besar daripada tingkat penurunan PDB sektor tersebut. Perkembangan elastisitas pemakaian energi sektor lainnya disajikan pada Gambar 35. Pada Gambar 35 menunjukkan rata-rata elastisitas pemakaian energi periode lima tahunan pada periode 1990-2005 berturut-turut sebesar 0.27, 0.56, dan 0.23. Nilai elastisitas ini mengandung arti bahwa peningkatan PDB sektor lainnya sebesar 1 persen akan meningkatkan konsumsi energi total sektor lainnya periode lima tahun pada periode 1990-2005 berturut-turut sebesar 0.27 persen, 0.56 persen, dan 0.23 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa pemakaian energi sektor lainnya pada periode tersebut hemat efisien.

0.27 0.56

0.23 2.81

1.06 0.79