Output Dalam Perekonomian Indonesia

dengan nol pada taraf nyata 20 persen. Sebaliknya, peubah trend berpengaruh negatif terhadap indeks harga biomas dan berbeda nyata dengan nol pada taraf nyata 20 persen. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa apabila konsumsi akhir biomas tahun sebelumnya meningkat maka indeks harga biomas akan meningkat. Sebaliknya, trend menunjukkan bahwa indeks harga biomas cederung menurun. Nilai elastistas indeks harga biomas terhadap konsumsi akhir biomas tahun sebelumnya sebesar 16.149 dalam jangka pendek. Nilai tersebut memiliki arti bahwa apabila konsumsi akhir biomas meningkat sebesar 1 persen maka indeks harga biomas akan meningkat 16.149 persen dalam jangka pendek. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa indeks harga biomas responsif terhadap perubahan konsumsi akhir biomas tahun sebelumnya dalam jangka pendek.

6.2.5. Output Dalam Perekonomian Indonesia

Sebagaimana telah dipaparkan pada perumusan masalah dan kerangka pemikiran penelitian bahwa studi ini berangkat dari hipotesis umum bahwa kemajuan ekonomi output perekonomian mempengaruhi konsumsi dan penyediaan energi, dan sebaliknya. Oleh karenanya dalam studi ini dirumuskan faktor-faktor yang mempengaruhi PDB merupakan faktor-faktor mempengaruhi konsumsi dan penyediaan energi, sebaliknya faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi dan penyediaan energi juga mempengaruhi PDB. Dalam studi ini PDB terdiri dari PDB sektor industri INDP, PDB sektor transportasi TRP, PDB sektor pertanian AGRP, dan PDB sektor lainnya OCP. Hasil pendugaan parameter dan elastisitas PDB sektor industri disajikan pada Tabel 37. Dari Tabel 37 dapat diungkapkan bahwa secara keseluruhan tanda parameter dugaan peubah eksogen sesuai dengan yang diharapkan. Tabel 37. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas PDB Sektor Industri Elastisitas Nama Peubah Peubah Parameter Dugaan t hitung Pr |t| E SR E LR Intercept -115.18 -0.77 0.4551 - - Intercept IDTO 0.000777 0.99 0.3377 - - Konsumsi total industri GEXP 0.000067 0.35 0.7342 - - Pengeluaran pemerintah LINDP 0.697663 3.74 0.0022 - - Lag INDP R 2 = 0.90773, F hitung = 45.91, Pr F= .0001, Dw= 1.93156, Dh= 0.146538 Dari Tabel 37 dapat dilihat bahwa peubah lag PDB sektor industri berpengaruh positif terhadap PDB sektor industri dan berbeda nyata dengan nol sampai dengan taraf nyata 1 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa apabila PDB sektor industri tahun sebelumnya cenderung meningkat akan menyebabkan PDB sektor industri meningkat. Hasil pendugaan parameter dan elastisitas PDB sektor transportasi TRP disajikan pada Tabel 38. Dari Tabel 38 dapat diungkapkan bahwa secara keseluruhan tanda parameter dugaan peubah eksogen sesuai dengan yang diharapkan. Tabel 38. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas PDB Sektor Transportasi Elastisitas Peubah Parameter Dugaan t hitung Pr |t| E SR E LR Nama Peubah Intercept -15.2731 -1.63 0.1255 - - Intercept LTRTO 0.000207 2.09 0.0549 0.426 1.255 Lag TRTO GEXP 0.000052 1.76 0.0994 0.250 0.738 Pengeluaran pemerintah LTRP 0.660879 3.45 0.0039 - - Lag TRP R 2 = 0.98972, F hitung = 449.39, Pr F= .0001, Dw= 1.646201, Dh= 0.75678 Dari Tabel 38 dapat dilihat bahwa peubah total konsumsi energi sektor transportasi tahun sebelumnya, total pengeluaran pemerintah dan lag PDB sektor transportasi berpengaruh positif terhadap PDB sektor transportasi dan berbeda nyata dengan nol sampai dengan taraf nyata 10 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa apabila total konsumsi energi sektor transportasi tahun sebelumnya, total pengeluaran pemerintah dan PDB sektor industri tahun sebelumnya cenderung meningkat maka PDB sektor transportasi meningkat. Nilai elastisitas PDB sektor transportasi terhadap total konsumsi energi sektor transportasi tahun yang lalu sebesar 0.426 dalam jangka pendek dan 1.255 dalam jangka panjang. Nilai elastisitas tersebut memiliki arti bahwa apabila total konsumsi sektor transportasi tahun sebelumnya meningkat sebesar 1 persen maka PDB sektor transportasi akan meningkat 0.426 persen untu dalam jangka pendek dan 1.255 persen dalam jangka panjang. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa PDB sektor transportasi tidak responsif terhadap perubahan total konsumsi energi sektor transportasi tahun sebelumnya dalam jangka pendek, namun responsif dalam jangka panjang. Sebaliknya, PDB sektor transportasi tidak responsif terhadap perubahan total pengeluaran pemerintah dalam jangka pendek, dan jangka panjang. Hasil pendugaan parameter dan elastisitas PDB sektor pertanian disajikan pada Tabel 39. Dari Tabel 39 dapat diungkapkan bahwa secara keseluruhan tanda parameter dugaan peubah eksogen sesuai dengan yang diharapkan. Peubah pengeluaran pemerintah dan PDB sektor pertanian tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap PDB sektor pertanian dan berbeda nyata dengan nol pada taraf nyata 1 persen dan 15 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa apabila total pengeluaran pemerintah dan PDB sektor pertanian tahun sebelumnya meningkat maka PDB sektor pertanian akan meningkat. Tabel 39. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas PDB Sektor Pertanian Elastisitas Peubah Parameter Dugaan t hitung Pr |t| E SR E LR Nama Peubah Intercept 22.66735 0.56 0.5875 - - Intercept WAGRR -4.64E-06 -1.31 0.2128 - - Upah sektor pertanian AGRTO 0.000676 0.47 0.6431 - - Kons BBM sektor pertanian GEXP 0.000509 4.34 0.0008 0.653 0.987 Pengeluaran pemerintah LAGRP 0.337909 1.66 0.1209 - - Lag AGRP R 2 = 0.99172, F hitung = 389.5, Pr F= .0001, Dw= 1.269904, Dh= 1.557884 Dari Tabel 39 menunjukkan nilai elastisitas PDB sektor pertanian terhadap pengeluaran pemerintah sebesar 0.653 dalam jangka pendek dan 0.987 dalam jangka panjang. Nilai elastisitas tersebut memiliki arti bahwa apabila pengeluaran pemerintah meningkat sebesar 1 persen maka PDB sektor pertanian akan meningkat 0.653 persen dalam jangka pendek dan 0.987 persen dalam jangka panjang. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa PDB sektor pertanian tidak responsif terhadap perubahan pengeluaran pemerintah untuk jangka pendek dan jangka panjang. Hasil pendugaan parameter dan elastisitas PDB sektor lainnya disajikan pada Tabel 40. Dari Tabel 40 dapat diungkapkan bahwa secara keseluruhan tanda parameter dugaan peubah eksogen sesuai dengan yang diharapkan. Tabel 40. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas PDB Sektor Lainnya Elastisitas Peubah Parameter Dugaan t hitung Pr |t| E SR E LR Nama Peubah Intercept -2.80468 -0.38 0.7072 - - Intercept OCTO 0.000579 0.96 0.3545 - - Kons. total sektor lainnya GEXP 0.000058 1.79 0.0952 0.279 0.903 Pengeluaran pemerintah LOCP 0.690559 3.09 0.0080 - - Lag OCP R 2 = 0.98733, F hitung = 363.68, Pr F= .0001, Dw= 1.744778, Dh= 0.542152 Dari Tabel 40 dapat dilihat bahwa peubah pengeluaran pemerintah dan PDB sektor lainnya tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap PDB sektor lainnya dan berbeda nyata dengan nol pada taraf nyata 10 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa apabila total pengeluaran pemerintah dan PDB sektor lainnya tahun sebelumnya meningkat maka PDB sektor pertanian akan meningkat. Nilai elastisitas PDB sektor lainnya terhadap pengeluaran pemerintah sebesar 0.279 dalam jangka pendek dan 0.903 dalam jangka panjang. Nilai elastisitas tersebut memiliki arti bahwa apabila pengeluaran pemerintah meningkat sebesar 1 persen maka PDB sektor lainnya akan meningkat 0.279 persen dalam jangka pendek dan 0.903 persen dalam jangka panjang. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa PDB sektor lainnya tidak responsif terhadap perubahan pengeluaran pemerintah untuk jangka pendek dan jangka panjang. Terhadap PDB total PDB dirumuskan dalam bentuk persamaan identitas. Demikian juga dengan total pengeluaran pemerintah GEXP dirumuskan dalam bentuk persamaan indentitas. PDB total merupakan penjumlahan dari PDB sektor industri, PDB sektor transportasi, PDB sektor pertanian, dan PDB sektor lainnya. Total pengeluaran pemerintah merupakan penjumlahan dari pengeluaran pemerintah non subsidi GEXPNS, pengeluaran pemerintah untuk subsidi BBM GEXPSOL, dan pengeluaran pemerintah untuk subsidi non BBM GEXPSNOL. Secara matematis kedua persamaan indentitas tersebut dinyatakan sebagai berikut: PDB = INDP + TRP + AGRP + OCP GEXP = GEXPNS + GEXPSOL + GEXPSNOL Berdasarkan persamaan-persamaan identitas tersebut dapat dinyatakan bahwa apabila terjadi gangguan atau terjadi perubahan kebijakan yang berhubungan dengan peubah-peubah eksogen pada kedua persamaan identitas tersebut akan mempengaruhi peubah PDB total dan peubah total pengeluaran pemerintah. Selanjutnya perubahan terhadap PDB total dan total pengeluaran pemerintah akan mempengaruhi peubah endogen lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung. Hasil pendugaan parameter dan elastisitas pengeluaran subsidi BBM disajikan pada Tabel 41. Dari Tabel 41 dapat diungkapkan bahwa secara keseluruhan tanda parameter dugaan peubah eksogen sesuai dengan yang diharapkan. Tabel 41. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Pengeluaran Subsidi BBM Elastisitas Nama Peubah Peubah Parameter Dugaan t hitung Pr |t| E SR E LR Intercept -55158.2 -1.71 0.1102 - - Intercept REVGOV 0.098334 2.85 0.0138 0.683 0.766 Penerimaan pemerintah LEXCHR -0.5061 -0.27 0.7889 - - Lag nilai tukar FCOL 0.244409 1.65 0.1225 1.711 1.919 Kons BBM total LGEXPSOL 0.108441 0.33 0.7432 - - Lag GEXPSOL R 2 = 0.85372, F hitung = 18.97, Pr F= .0001, Dw= 1.721399, Dh= 0.574449 Dari Tabel 41 menunjukkan bahwa peubah penerimaan pemerintah dan total konsumsi akhir BBM berpengaruh positif terhadap pengeluaran subsidi BBM dan berbeda nyata dengan nol pada taraf nyata 10 persen dan 15 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa apabila penerimaan pemerintah dan total konsumsi akhir BBM meningkat maka pengeluaran subsidi BBM akan meningkat. Hasil analisis yang ditunjukkan oleh Tabel 41 menunjukkan bahwa nilai elastisitas pengeluaran subsidi BBM terhadap penerimaan pemerintah sebesar 0.683 dalam jangka pendek dan 0.766 dalam jangka panjang. Sementara itu, nilai elastisitas pengeluaran subsidi BBM terhadap total konsumsi akhir BBM sebesar 1.711 dalam jangka pendek dan 1.919 dalam jangka panjang. Dari nilai tersebut elastisitas pengeluaran subsidi BBM inelastis terhadap penerimaan pemerintah dalam jangka pendek dan panjang, namun elastis terhadap total konsumsi akhir BBM dalam jangka pendek dan panjang. Perubahan terhadap penerimaan pemerintah memberikan dampak yang kecil terhadap pengeluaran subsidi BBM dalam jangka pendek dan jangka panjang, sebaliknya perubahan total konsumsi akhir BBM memberikan dampak yang besar terhadap pengeluaran subsidi BBM dalam jangka pendek dan jangka panjang. Hasil pendugaan parameter dan elastisitas penerimaan pemerintah disajikan pada Tabel 42. Dari Tabel 42 dapat diungkapkan bahwa secara keseluruhan tanda parameter dugaan peubah eksogen sesuai dengan yang diharapkan. Tabel 42. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Penerimaan Pemerintah Elastisitas Peubah Parameter Dugaan t hitung Pr |t| E SR E LR Nama Peubah Intercept 2507.373 0.47 0.6459 - - Intercept DPDB 86.80253 1.82 0.0892 0.027 - Pertambahan PDB total TAX 1.442488 60.27 .0001 0.964 - Pajak R 2 = 0.99731, F hitung = 2784.17, Pr F= .0001, Dw= 2.381336, Dh= - Dari Tabel 42 menunjukkan bahwa peubah pertambahan PDB total dan pajak berpengaruh positif terhadap penerimaan pemerintah dan berbeda nyata dengan nol pada taraf nyata 10 persen dan 1 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa apabila pertambahan PDB dan pajak meningkat maka penerimaan pemerintah akan meningkat. Hasil analisis yang ditunjukkan oleh Tabel 42 menunjukkan bahwa nilai elastisitas penerimaan pemerintah terhadap pertambahan PDB sebesar 0.027 dalam jangka pendek. Sementara itu, nilai elastisitas penerimaan pemerintah terhadap pajak sebesar 0.964 dalam jangka pendek. Nilai elastisitas tersebut memiliki arti apabila pertambahan PDB total dan pajak meningkat sebesar 10 persen maka penerimaan pemerintah akan meningkat sebesar 0.27 persen dan 9.64 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa penerimaan pemerintah tidak responsif terhadap perubahan pertambahan PDB dan pajak.

VII. DAMPAK KEBIJAKAN