91
sarana transportasi publik dan transportasi pribadi, disagregasi menurut roda, jenis bahan bakar dan lainnya. Dan untuk rumahtangga dapat diagregasi menurut jenis
peralatan rumahtangga
yang menggunakan
energi, rumahtangga
desa-kota, rumahtangga pertanian-non pertanian dan lainnya.
3.3. Konsep Penyediaan dan Transformasi Energi
Dalam WEM yang dibangun oleh IEA 2008 modul penyediaan energi fosil bertujuan untuk memproyeksikan tingkat produksi energi fosil khususnya minyak di
setiap negara. Tingkat energi fosil disetiap negara melalui pendekatan parsial bottom- up
. Pendekatan tersebut disajikan pada Gambar 9.
Onshore Shelf
Deepwater Non-Conv.
Reserves Identified
y et-to -be Developed fields
Available cast constraints
Potential greenfield project s
Technical and drilling costs
Price threshold for economic analysis
Standart production
prifiles
Decline rate aggregate
Existing field s from start of
projection Selected
projects ’ gross
capacities New fields
production
Existing fields Net Output
Total production
Realised market price
Total cash
Industry’s share of cash-flow after
government take Industry investment
policy re-investment rate
Industry cash flow s
Industry total investments
Developments investments
Producing fields investments
Exploration investments
Number of exploration
wells Creaming curves base
on USGS estimates of ultimately
recoverable resources New
discoveries
Sumber: IEA, 2008 Gambar 9. Struktur Modul Penyediaan Energi Fosil
92
Berdasarkan Gambar 9 dapat dijelaskan bahwa struktur modul suplai energi fosil berdasarkan pada:
1. Review statistik yang lengkap dari rangkaian sejarah panjang semua negara produsen, mencakup produksi di darat maupun produksi lepas pantai, data-data
penemuan dan pengeboran. 2. Pengembangan daftar penemuan-penemuan masa lalu.
3. Perincian data lapangan berdasarkan pada profil standar produksi dan perkiraan tingkat penurunan pada level lapangan dan level negara.
4. Perluasan survei dari proyek-proyek hulu yang diduga, direncanakan dan diumumkan dalam jangka pendek dan jangka menengah oleh negara-negara
OPEC dan Non-OPEC, mencakup cadangan konvensional dan non-konvensional. 5. Metodologi baru dalam WEO-2008 yang bertujuan untuk meniru sedapat
mungkin keputusan modus dari industri dalam mengembangkan cadangan baru dengan menggunakan kriteria Net Present Value dari arus kas masa depan.
6. Satu set asumsi ekonomi dibahas dan disahkan oleh industri termasuk tingkat diskonto dan harga ambang batas yang digunakan dalam analisis ekonomi
proyek-proyek potensial, biaya pengeboran, tingkat pengembalian investasi arus kas industri dan pangsa eksplorasi total investasi.
7. Perluasan survei regim fiskal diterjemahkan ke dalam perkiraan pemerintah masing-masing dalam bentuk arus kas yang dihasilkan oleh proyek-proyek.
8. Menduga nilai akhir dari pemulihan cadangan. Setiap negara memproyeksikan profil produksi bahan bakar fosil terdiri dari
enam komponen:
93
1. Proyeksi produksi dari produksi saat ini: tingkat penurunan yang diproyeksikan dari produksi di darat maupun di lepas pantai berdasarkan hasil analisis lapangan.
2. Produksi dari perkembangan temuan lapangan yang diduga, direncanakan dan diumumkan.
3. Produksi dari ladang-ladang yang menunggu pengembangan. 4. Produksi dari ladang yang belum diketahui.
5. Perkiraan potensi dari proyek-proyek tambahan. 6. Produksi gas alam cair dan lainnya.
Transformasi energi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan konsep penyediaan energi dalam rangka menghasilkan energi yang siap dikonsumsi.
Transformasi energi adalah proses perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk lain. Dengan kata lain transformasi energi merupakan perubahan energi primer seperti
batubara, minyak mentah, gas dan lain-lain menjadi energi akhir Energy Final seperti BBM, listrik, LPG Liquefied Petroleum Gas, LNG Liquefied Natural Gas
dan lain-lain. Energi akhir inilah yang dapat dikonsumsi oleh penggunanya, seperti energi yang dikonsumsi oleh sektor industri, transportasi, rumahtangga, pertanian,
dan sektor lainnya. Dengan demikian transformasi energi merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dalam proses penyediaan dan konsumsi energi.
WEM membangun model permintaan kilang global di antara daerah utama: OECD, transisi ekonomi, Cina, India, Timur Tengah, Afrika Utara dan daerah-daerah
berkembang lainnya. Kapasitas kilang dipisahkan menurut produksi, permintaan, ekspor minyak mentah dan produk olahan, dan biaya. Gambar 10 menunjukkan
struktur dari modul kilang dan transformasi energi.
94
Sumber: IEA, 2008 Gambar 10. Struktur Modul Kilang dan Transformasi Energi
Setelah menentukan output dan kapasitas kilang, kemudian dihitung neraca produk minyak global. Total permintaan produk minyak tidak termasuk penggunaan
langsung minyak mentah disesuaikan dengan total pasokan produk minyak, termasuk produk dari NGLs dan GTLs. Dengan demikian, pada tingkat global:
Total output kilang = total permintaan produk minyak - produk NGLs + produk GTL + penggunaan sendiri kilang
Model neraca penawaran dan permintaan melalui proses pengoptimalan. Kelebihan permintaan dibagi menurut sebuah matriks pengoptimalan yang
memperhitungkan biaya unit, lingkungan dan kendala politik dan kendala kapasitas. Ada tiga jenis kapasitas penyulingan tambahan: kilang baru biaya tertinggi;
menambahkan kapasitas kilang yang ada dan kapasitas secara perlahan-lahan biaya terendah. Kapasitas penyulingan mengacu pada kapasitas hari kalender. Persyaratan
investasi dipisahkan antara investasi tambahan dan investasi konversi. Penambahan
95
investasi didasarkan pada biaya saat ini yang bervariasi antar wilayahnegara. Untuk penambahan
investasi, model
tersebut memproyeksikan
pangsa kapasitas
penyulingan tambahan untuk masing-masing daerahnegara dan mengalokasikan biaya yang sesuai. Investasi konversi didasarkan pada perkiraan biaya memodifikasi
kapasitas yang ada untuk memenuhi permintaan baru produk yang lebih ringan atau pembatasan lingkungan baru pada produk mengandung belerang. Permintaan
produk dibagi menjadi tiga: ringan, menengah dan berat. Model menggunakan rincian sektoral dan spesifikasi wilayahnegara untuk memproyeksikan permintaan produk.
Modul kilang memproyeksikan kebutuhan kapasitas konversi, didasarkan pada proyeksi permintaan produk-produk ringan, menengah dan berat, dan
mengantisipasi peraturan lingkungan. Proyeksi yang digunakan untuk menghitung biaya investasi per juta barel per hari dikonversi. Dilakukan penghitungan rata-rata
tertimbang biaya teknologi, dengan memperhitungkan biaya masing-masing teknologi yang berbeda seperti
catalytic crackers and hydro-skimmers
, dari sumber- sumber industri. Investasi kilang tidak termasuk biaya pemeliharaan.
Disamping membangun Modul Kilang, WEM juga membangun modul pembangkit listrik yang menghitung: 1 Permintaan listrik, 2 Jumlah listrik yang
dihasilkan oleh setiap jenis pembangkit untuk memenuhi permintaan listrik, 3 Jumlah kapasitas pembangkit baru yang diperlukan, 4 Jenis pembangkit baru yang
akan dibangun, 5 Konsumsi bahan bakar dari sektor pembangkit listrik, dan 6 Harga listrik.
Untuk setiap wilayah, permintaan listrik dihitung dalam modul permintaan berdasarkan sektor. Berbagai faktor yang mempengaruhi permintaan layanan listrik,
96
mencakup harga listrik, pendapatan rumahtangga, dan kemungkinan beralih ke sumber energi lain untuk menyediakan layanan yang sama. PDB per kapita sebagai
proksi pendapatan. Modul struktur pembangkit listrik ini dijelaskan pada Gambar 11.
Sumber: IEA, 2008 Gambar 11. Struktur Modul Pembangkitan Listrik
Untuk setiap wilayah, pembangkit listrik dihitung dengan menambahkan proyeksi permintaan listrik, listrik yang digunakan oleh pembangkit listrik sendiri dan
kerugiankehilangan jaringan. Kapasitas yang ada didasarkan pada database dari seluruh pembangkit listrik dunia. Untuk setiap wilayah, diasumsikan beban terpenuhi.
97
Kapasitas pembangkit baru dihitung sebagai selisih antara total kapasitas listrik yang dibutuhkan dan realisasi.
Kapasitas untuk pembangkit listrik tenaga nuklir dan pembangkit listrik energi terbarukan didasarkan pada asumsi-asumsi, yang pada gilirannya didasarkan
pada penilaian terhadap rencana pemerintah dan daya saing relatif teknologi ini dengan
teknologi pembangkit
listrik berbahan
bakar fosil.
Pada kondisi
keseimbangan pasar, berlaku asumsi bahwa harga yang berlaku adalah harga bahan bakar fosil internasional. Modul pembangkit listrik energi terbarukan energi
biomassa, angin, sinar matahari, air, gelombang pasang dan surut dan lainnya dapat dilihat pada Gambar 12.
Sumber: IEA, 2008 Gambar 12. Struktur Modul Pembangkit Listrik Energi Terbarukan
98
3.4. Konsep Efisiensi Pemakaian Energi