pengembangan jaringan gas bumi yang lebih luas baik dari sumber gas buminya maupun wilayah yang dipasok hingga menjangkau wilayah industri di Sumatera,
Jawa maupun Kalimantan. Dan ketiga, menerapkan strategi pemanfaatan energi yang tepat. Melalui
penerapan strategi pemanfaatan energi yang tepat dengan melihat ketersediaan energi fosil dan potensi pengembangan energi alternatif dapat dirumuskan upaya-
upaya lainnya dalam melakukan pengehematan energi dari sisi penyediaan. Lebih detail tentang hal ini dijelaskan pada sub-bab 8.2.2.
8.2.2. Strategi Pemanfaatan Energi
Seiring dengan berjalannya waktu, konsumsi energi cenderung mengalami peningkatan karena jumlah penduduk bertambah dan kebutuhan energi dalam
pelaksanaan pembangunan meningkat. Sementara itu, cadangan energi fosil, sebagai
unrenewable resources
, ketersediaannya
semakin terbatas
yang diperlihatkan oleh harga energi, terutama harga minyak yang cenderung
meningkat. Mengingat semakin menipisnya cadangan energi fosil, khususnya minyak,
maka berbagai upaya perlu dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Dalam jangka pendek, berbagai upaya
perlu dilakukan sehubungan dengan upaya untuk meningkatkan produktivitas pemanfaatan energi antara lain dengan cara konversi minyak tanah ke gas untuk
rumahtangga, pengurangan subsidi BBM, dan peningkatan kemampuan kilang yang ada. Disamping itu kebijakan nilai tukar rupiah yang stabil perlu dilakukan
untuk menangkal dampak negatif dari kenaikan harga minyak dunia yang dapat menyebabkan konsumsi dan penyediaan energi menurun.
Sehubungan dengan upaya peningkatan kemampuan kilang, menurut BPPT 2010 kemampuan kilang yang ada dapat ditingkatkan dalam jangka
pendek, sehingga dapat diperoleh produk kilang baik BBM maupun non BBM dengan volume yang lebih baik dan bernilai tinggi. Untuk itu perlu penambahan
kapasitas tangki timbun minyak mentah di kilang minyak yang ada, sehingga kilang tersebut dapat bekerja dengan hasil yang lebih optimal.
Untuk jangka menengah, perlu upaya untuk meningkatkan investasi dari aspek produksi, pengolahan, dan distribusi energi fosil, dan upaya konversi
penggunaan energi berbasis bahan bakar minyak oleh sektor industri ke jenis energi lainnya. Seiring dengan itu, upaya peningkatan jumlah dan kapasitas kilang
minyak dan gas perlu dilakukan untuk mengurangi tingkat ketergantungan terhadap energi akhir yang bersumber dari impor. Upaya peningkatan jumlah dan
kapasitas pembangkit listrik juga perlu dilakukan untuk mengeleminir defisit energi listrik yang semakin meningkat seiring dengan kemajuan ekonomi dan
pertambahan jumlah penduduk. Pengembangan pembangkit listrik hendaknya difokuskan pada penggunaan energi selain BBM, seperti pembangkit listrik
menggunakan energi batubara dan gas. Menurut BPPT 2010 bahan bakar pengganti minyak dapat dilakukan
dengan memberikan perlakuan terhadap energi fosil lainnya seperti seperti gasifikasi batubara, pencairan batubara, gas to liquid, semaksimal mungkin.
Pemanfaatan bahan bakar alternatif tersebut bertujuan untuk mencukupi
kebutuhan energi sektor transportasi, sektor rumahtangga, dan sektor industri yang saat ini sebagian besar dipenuhi oleh bahan bakar minyak.
Dalam jangka panjang, upaya untuk menggeser penggunaan energi yang bersumber dari unrenewable resources kepada penggunaan energi yang bersifat
renewable resources , seperti pemanfaatan energi air, angin, bahan bakar nabati
biomas, biodiesel, biogas dan lainnya, dan sumber-sumber energi berkelanjutan lainnya. Sejumlah jenis energi alternatif tersebut telah mulai dikembangkan,
namun pemanfaatannya belum optimal karena biaya produksi yang masih tinggi sehingga harganya lebih mahal dari harga energi fosil.
IX. KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN PENELITIAN LANJUTAN