transportasi, rumahtangga, pertanian, dan sektor lainnya. Dengan demikian transformasi energi merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dalam
proses penyediaan dan konsumsi energi. Dalam neraca energi, tranformasi energi ditempatkan pada bagian kedua
setelah penyediaan energi primer Primary Energy Supply. Komponen transformasi energi didalam neraca energi terdiri dari kilang minyak Refinery,
kilang LPG Liquefied Petroleum Gas Plant, kilang LNG Liquefied Natural Gas Plant
, Kilang pemrosesan batubara Coal Processing Plant dan Pembangkit listrik Power Plant. Namun dalam neraca energi Indonesia kilang pemrosesan
batubara belum berfungsi, sehingga masih bernilai nol.
5.2.1. Transformasi Energi Minyak Bumi
Tranformasi energi minyak bumi merupakan proses pengubahan minyak bumi yang hasil eksplorasi sebagai energi primer menjadi energi minyak mentah.
Transformasi energi minyak bumi dalam neraca energi hanya dilakukan oleh kilang minyak Refinery, tidak dilakukan oleh kilang LPG, LNG, kilang
prosesing batubara dan pembangkit listrik. Jadi transformasi energi minyak mentah yang dilakukan di kilang minyak dapat dikatan sama dengan transformasi
energi kilang minyak. Gambar 23 menunjukkan tranformasi energi minyak bumi memiliki
kecenderungan meningkat dari tahun 1990-2007. Selama periode tersebut transformasi energi minyak bumi meningkat rata-rata sebesar 1 persen dari 273.84
Juta SBM menjadi 307.02 Juta SBM. Peningkatan transformasi energi minyak bumi ini didukung oleh peningkatan produksi minyak bumi.
0.00 100.00
200.00 300.00
400.00 500.00
1990 1995 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Ju m
la h
J u
ta S
B M
Transformasi Energi Minyak Bumi
Sumber: Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral, 2006 dan 2009 Gambar 23. Tranformasi Energi Minyak Mentah Indonesia Tahun 1990-2008
Di Indonesia kilang minyak yang masih beroperasi ada 10 kilang minyak, baik yang dimiliki oleh PT Pertamina Persero maupun oleh Badan Usaha Swasta
dengan kapasitas pengolahan kilang minyak sebsar 1 156 juta barrel per hari. Jumlah kilang minyak tersebut berasal dari Kilang yang dimiliki PT Pertamina
Persero, yaitu Pangkalan Brandan berkapasitas pengolahan 4,5 ribu barrel per hari sudah tidak beroperasi sejak 2007, Dumai 127 ribu barrel per hari, Sungai
Pakning 50 ribu barrel per hari, Musi 127,3 ribu barrel per hari, Cilacap 348 ribu barrel per hari, Balikpapan 260 ribu barrel per hari, Balongan 125 ribu
barrel per hari, serta Kasim 10 ribu barrel per hari. Selain itu terdapat kilang minyak yang dikelola Pusdiklat Migas Cepu berkapasitas 3,8 ribu barrel per hari.
Sementara itu, kilang minyak yang dimiliki badan usaha swasta yaitu PT Trans Pacific Petrochemical Indotama TPPI berlokasi di Tuban dengan kapasitas 100
ribu barrel per hari KESDM, 2009.
5.2.2. Transformasi Energi Gas Alam