Strategi Penghematan Energi Strategi Penghematan dan Pemanfaatan Energi

konsumsi energi cenderung mengalami peningkatan karena jumlah penduduk bertambah dan kebutuhan energi dalam pelaksanaan pembangunan meningkat. Oleh karenanya berbagai upaya melalui penerapan strategi yang tepat untuk mewujudkan penghematan energi oleh berbagai sektor pengguna perlu dirumuskan. Aspek lainnya adalah penyediaan energi khususnya cadangan energi fosil, sebagai unrenewable resources , ketersediaannya semakin terbatas yang diperlihatkan oleh harga energi, terutama minyak yang cenderung meningkat. Pada masa mendatang ketersediaan energi fosil akan habis, sehingga pemanfaatan energi yang bersumber dari renewable resources merupakan pilihan yang harus dilakukan. Sebagai negara agraris yang beriklim tropis Indonesia kaya akan renewable resources , seperti pemanfaatan energi air, angin, biomas, biodiesel, biogas dan sumber-sumber energi berkelanjutan lainnya. Dengan menerapkan strategi yang tepat dan selaras dari kedua aspek tersebut diyakini Indonesia akan dapat mewujudkan ketahanan energi, yakni dengan menerapkan strategi energi berkelanjutan. Berturut-turut strategi penghematan dan strategi pemanfaatan energi di Indonesia dibahas berikut ini.

8.2.1. Strategi Penghematan Energi

Tujuan dari penghematan energi ialah mengurangi penggunaan energi untuk menekan biaya energi, serta mengurangi dampak lingkungan baik lokal maupun global yang disebabkan oleh penggunaan energi. Penghematan konservasi energi memberikan banyak manfaat. Menurut Nugroho 2005 dengan penghematan energi seolah-oleh menemukan sumber energi baru. Bila Indonesia dapat menghemat konsumsi BBM sekitar 10 persen, berarti menemukan lapangan minyak baru yang dapat memproduksi sekitar 150 000 barrel per hari, yang dalam kenyataannya membutuhkan biaya yang besar dalam memproduksinya. Penghematan energi dilihat dari sumber pengguna energinya meliputi penghematan di sisi pengguna demand side dan di sisi penyedia supply side. Penghematan energi juga dapat dilihat dari sisi penerapan teknologi meliputi penggantian teknologi dengan teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan, penambahan teknologi retrofitting pada unit produksi sehingga bekerja lebih efisien BPPT, 2010. Dari sisi pengguna, peluang penghematan energi dapat dilakukan melalui penggunaan, pengoperasian, dan perawatan alat dan mesin secara efisien oleh masing-masing pengguna. Menurut BPPT 2010 peluang penghematan yang dilakukan berbeda untuk masing-masing sektor pengguna energi. Peluang penghematan paling besar adalah pada sektor komersial dan rumah tangga, dan yang terkecil adalah pada sektor lainnya. Hal ini terjadi karena pada sektor rumahtangga dan juga sektor komersial sebagai konsumen langsung energi yang dapat mengurangi penggunaan energi secara langsung. Pada sektor industri dan transportasi yang berhubungan dengan penggunaan alat dan mesin, peluang penghemantan relatif terbatas. Untuk sektor pertanian dan sektor lainnya, teknologi yang digunakan terkait dengan produk akhir dengan menggunakan jenis peralatan tertentu seperti mesin pompa air, traktor dan lainnya. Oleh karena itu peluang penghematan yang dilakukan pada sektor pertanian dan sektor lainnya menjadi terbatas dengan tidak mengurangi produk yang dihasilkan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam penghematan energi untuk sektor rumahtangga. Pertama, melakukan kampaye hemat energi dengan menekankan pada penggunaan peralatan rumahtangga dan peralatan lainnya yang benar-benar sesuai kebutuhan. Misalnya menyalakan lampu yang benar-benar dibutuhkan untuk penerangan, menonaktifkan peralatan elektronik apabila tidak dioperasikan, dan lainnya. Kedua, menggunakan peralatan rumahtangga dan peralatan lainnya yang hemat energi, seperti lampu dan peralatan memasak rumahtangga hemat energi. Dan ketiga, merancang bangunan yang efisien energi dalam hal pengaturan suhu dan pencahayaan. Disamping pemanfaatan alat dan mesin sesuai dengan kebutuhan, pemanfaatan energi pada sektor industri dapat dilakukan dengan menerapkan teknologi industri yang hemat energi. Menurut BPPT 2010 akan berkembang dan dapat diterapkan teknologi hemat energi pada industri pada masa yang akan datang. Pertama, pemanfaatan teknologi dengan menerapkan cogeneration technology yang menghasilkan jenis energi listrik dan panas untuk proses produksi. Penggunaan teknologi yang menggabungkan dua buah proses produksi energi ini secara umum akan meningkatkan efisiensi thermal dari rata-rata 50 persen menjadi 60-80 persen tergantung dari jenis teknologi kogenerasi yang digunakan. Teknologi kogenerasi yang paling efisien ialah dengan memanfaatkan panas buang gas turbin pembangkit listrik untuk membangkitkan uap yang dipergunakan untuk proses produksi. Teknologi ini akan sangat efisien bila kebutuhan uap tinggi, dan target produksi diarahkan untuk memenuhi kebutuhan uap tersebut, sehingga kemungkinan akan terjadi kelebihan produksi listrik excess power yang dapat dijual ke masyarakat atau PLN dengan harga yang sangat bersaing. Dan kedua, perubahan pemanfaatan bahan bakar fuel switching. Perubahan pemanfaatan bahan bakar ini diarahkan untuk memperoleh harga energi yang lebih murah atau lebih bersih. Pada beberapa industri seperti tekstil, semen, kertas dan lain-lain terjadi perubahan dari penggunaan minyak ke batubara, gas bumi dan biomasa. Pengalihan pemanfaatan dari minyak ke batubara pada pembangkit uap kecil membutuhkan penerapan teknologi baru karena karakteristik yang sama sekali berbeda. Pada industri semen yang menggunakan minyak untuk pengeringan semen dengan mengggunakan furnace skala besar, dapat dilaksanakan perubahan pemanfaatan bahan bakar dengan menerapkan sistem pembakaran dual fuel minyak-batubarabiomasa atau minyak-gas. Pola perubahan yang terbaru adalah menggantikan penggunaan minyak dan gas ke batubara atau biomasa dengan menerapkan teknologi gasifikasi. Gas yang dihasilkan selain dapat digunakan secara langsung juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pada industri kimia atau pupuk. Sektor transportasi merupakan sektor yang paling dominan dalam mengkonsumsi BBM. Pemakaian energi yang boros oleh sektor ini lebih disebabkan oleh masalah kemacetan dan banyaknya penggunaan kendaraan pribadi. Menurut BPPT 2010, pada saat ini sistem transportasi di Indonesia masih kurang baik yang dibuktikan oleh seringnya terjadi kemacetan di jalan raya. Untuk mengatasi permasalah tersebut sehubungan dengan upaya penghematan energi, setidaknya ada dua cara utama yang dapat dilakukan. Pertama, menyusun rencana tata kota dan tata wilayah secara terintegrasi, meliputi aktifitas ekonomi utama wilayah, penyediaan sarana telepon, air minum dan transportasi sehingga menghemat energi. Kedua, membangun transportasi masal dalam kota dan antarkota yang efisien seperti kereta listrik, danatau monorail sebagai tulang punggung yang didukung oleh sistem angkutan seperti bus, mikrolet dan lain-lain yang aman dan nyaman. Dan ketiga, pemanjangan jalur kereta rel listrik dalam kota besar sampai ke kota di sekitarnya dengan jaringan kereta rel listrik atau kereta diesel akan dapat mengurangi kepadatan jalan raya dan menurunkan kerugian dalam waktu tempuh maupun biaya pengangkutan. Untuk sektor pertanian dan sektor lainnya, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa peluang penghematan yang dapat dilakukan menjadi terbatas karena sektor-sektor ini menggunakan energi relatif kecil. Walaupun demikian, penghematan masih dapat dilakukan dengan pemanfaatan alat dan mesin sesuai dengan kebutuhan. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa penghematan energi disamping dapat dilakukan dari sisi pengguna demand, juga dapat dilakukan dari sisi penyedia supply. Dari sisi penyedia, penghematan energi dapat dilakukan setidaknya dengan tiga cara. Pertama, pendataan dan penyusunan sistem informasi yang akurat menurut jenis energi dan pengguna oleh suatu unit atau satuan tugas. Data dan informasi tersebut dapat digunakan untuk memantau dan memberikan informasi, petunjuk serta konsultasi kepada industri tentang kemungkinan penerapan teknologi yang lebih efisien untuk jenis industri tertentu. Kedua , membangun dan menerapkan teknologi transformasi dan distribusi energi yang efisien sehingga dapat mengurangi kebocoran energy loss. Penghematan melalui penerapan teknologi transformasi misalnya lebih banyak menggunakan input air untuk pembangkit listrik. Sementara itu, penghematan melalui penerapan sistem distribusi yang efisien menurut BPPT 2010 misalnya dengan melakukan pengembangan jaringan gas bumi yang lebih luas baik dari sumber gas buminya maupun wilayah yang dipasok hingga menjangkau wilayah industri di Sumatera, Jawa maupun Kalimantan. Dan ketiga, menerapkan strategi pemanfaatan energi yang tepat. Melalui penerapan strategi pemanfaatan energi yang tepat dengan melihat ketersediaan energi fosil dan potensi pengembangan energi alternatif dapat dirumuskan upaya- upaya lainnya dalam melakukan pengehematan energi dari sisi penyediaan. Lebih detail tentang hal ini dijelaskan pada sub-bab 8.2.2.

8.2.2. Strategi Pemanfaatan Energi