60
2. Building Structures tipe dan massa bangunan
Ruang kota yang terbentuk di kawasan Jl.Mojopahit ini  tergambar melalui bentuk  massa  dan  bangunan  di  sekitarnya,  karena  bentuk  dan  fasad  dari
bangunan  tersebut  mampu  mempengaruhi  wajah  suatu  kota.  Berdasarkan  teori Johannes  2014  tentang  morfologi  tipe  dan  massa  bangunan  dapat  dikaji
melalui  penataan  massa    yang  menunjukkan  kepadatan  bangunan  di  kawasan Jl.Mojopahit serta intensitas bangunannya dan juga dari sisi arsitektur bangunan
di kawasan tersebut.
a.  Penataan Massa Bangunan
Berdasarkan  RUTRK,  Wilayah  Kotamadya  Daerah  Tingkat  II  Medan disesuaikan  menjadi  5  Wilayah  Pengembangan  Pembangunan  WPP,  kawasan
Jl. Mojopahit Medan Petisah termasuk dalam  WPP E dengan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 4.5 Tabel  RUTRK Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan
W P
P
Kecamatan Peruntukan Lahan
Ketentuan Umum
E Medan Barat
Medan Helvetia Medan Petisah
Medan Sunggal Medan Selayang
Medan Tuntungan Permukiman,
Perkantoran, Perdagangan,
Konservasi,  Rekreasi, Lapangan  Golf  dan
Hutan Kota KDB
maksimum untuk bangunan single
unit skala besar 70 , dan  untuk  bangunan
ruko 90
Sumber: Thoyyibah, 2010 Tingkat  kepadatan  bangunan  di  kawasan  Jl.  Mojopahit  ini  cukup  tinggi,
hal  ini  dapat  dilihat  dari  jarak  antar  bangunan  yang  sepenuhnya  menggunakan lahan mereka sehingga  menghasilkan deretan-deretan bangunan  yang tidak lagi
Universitas Sumatera Utara
61
memiliki ruang terbuka. Hal ini disebabkan oleh peruntukan lahan sebagai area komersial dengan KDB  90, dimana tipologi  bangunannya secara keseluruhan
merupakan  tipikal  rumah  toko  ruko.    Sebaiknya  untuk  tipikal  ruko  tersebut diterapkan rencana gang kebakaran minimal 3 meter tanpa GSB  yang memiliki
akses keluar-masuk ke badan jalan. Kepadatan bangunan di kawasan Jl. Mojopahit didominasi oleh bangunan-
bangunan berlantai 2-3. Hal ini disesuaikan dengan aktivitas masyarakatnya dan fungsi  kawasan  yang  merupakan  pusat  industri  kuliner,  yaitu  aktivitas
industrinya  banyak  dilakukan  di  lantai  1  bangunan  sedangkan  lantai  2  dan seterusnya merupakan area hunian.
Gambar 4.15
Kondisi kepadatan bangunan pada Fase I 1986-1989 Sumber: Peneliti, 2015
Keterangan : 1 lantai
2 lantai 3 lantai
Kepadatan bangunan di kawasan Jl. Mojopahit
didominasi bangunan berlantai 2-3.
Kepadatan bangunan pada fase I: -
Didominadi bnagunan berlantai 1 -
Arsitektur bangunan mengalami perkembangan secara hor-ver
Universitas Sumatera Utara
62
Gambar 4.16 Kondisi kepadatan bangunan pada Fase II 1990-2004
Sumber: Peneliti, 2015
Gambar 4.17
Kondisi kepadatan bangunan di kawasan Jl. Mojopahit pada Fase III 2005-2015
Sumber: Peneliti, 2015
Kepadatan bangunan di
kawasan Jl. Mojopahit
didominasi bangunan berlantai
2-3.
Keterangan : 1 lantai
2 lantai 3 lantai
4 lantai Keterangan :
1 lantai 2 lantai
3 lantai Kepadatan bangunan di
kawasan Jl. Mojopahit didominasi bangunan
berlantai 2-3.
Kepadatan bangunan pada fase II: -
Didominadi bnagunan berlantai 2-3 lantai
- Arsitektur bangunan mengalami
perkembangan secara hor-ver
Universitas Sumatera Utara
63
b.  Arsitektur Bangunan