Jalan Utama Kawasan Jalan Lingkungan

71 4. Street Pattern pola-pola jalansirkulasi Berdasarkan teori yang dikemukakan Fadhillah 2014 tentang morfologi pola jalan srikulasi pada kawasan Jl. Mojopahit sebagian merupakan kelanjutan dari pola yang sudah ada, dan ada pula yang terbentuk dengan pola baru.

a. Jalan Utama Kawasan

Jl.Mojopahit sebagai jalan utama pada kawasan industri kuliner tersebut juga difungsikan sebagai jalur utama menuju kawasan pusat kota juga akses ke tempat lainnya yang berada di sekitar kawasan tersebut. Jl.Mojopahit tersebut memiliki lebar 4 meter sebagai jalur kendaraan dengan bahu jalan selebar 1 meter. Jalur pedestrian berada di sisi kanan dan kiri jalan dengan material paving block dengan pola penyusunan basket weave. Penggunaan sirkulasi kendaraan satu arah ditetapkan pemerintah melalui Dinas Perhubungan Kota Medan pada tahun 1990 sebagai kebijakan mengurangi kemacetan di kawasan tersebut sebagai dampak dari tingginya aktivitas yang terjadi. Dilihat dari fungsinya sebagai jalan utama pada kawasan ini yang dapat diakses oleh kendaraan dengan fasilitas parkir on street menjadikan koridor ini sebagai area yang strategis untuk memasarkan produk kuliner dari para pelaku home industry tersebut. Hal ini dapat dilihat dari menjamurnya toko-toko industri kuliner di sepanjang koridor Jl.Mojopahit pada puncak era tahun 2000an. Universitas Sumatera Utara 72 Gambar 4.30 Jl. Mojopahit sebagai jalan utama dengan lebar 6 meter Sumber:Peneliti, 2015 Gambar 4.31 Potongan Jl. Mojopahit sebagai Jalan Utama Kawasan Sumber: Peneliti, 2015

b. Jalan Lingkungan

Jalan lingkungan pada kawasan Jl. Mojopahit memiliki dimensi yang bervariasi yaitu sekitar 3-4 meter, dengan material yang digunakan juga berbeda-beda. Fungsi jalan lingkungan pada kawasan Jl.Mojopahit ini yaitu sebagai penghubung antar unit-unit rumah tinggal yang berada di kawasan tersebut. Universitas Sumatera Utara 73 Gambar 4.32 Jalan lingkungan yang hanya dapat diakses dengan berjalan kaki karena adanya perubahan fungsi lahan sebagai area hunian. Sumber: Peneliti, 2015 Jalan lingkungan yang terbentuk di kawasan Jl.Mojopahit ini sebagian mengikuti pola jalan yang sudah ada, namun ada pula yang merupakan pola baru yang terbentuk karena adanya perubahan penggunaan lahan di kawasan tersebut. Seperti halnya pada Gambar 4.33 yang awalnya merupakan jalan utama kawasan yang dapat menghubungkan Jl.Mojopahit dengan Jl.S.Parman kini beralih fungsi menjadi jalan lingkungan yang hanya dapat diakses dengan berjalan kaki, hal ini disebabkan oleh beralih fungsinya penggunaan lahan menjadi kawasan perumahan. Gambar 4.33 Jalan lingkungan dengan material paving block lebar 3 meter Sumber: Peneliti, 2015 Universitas Sumatera Utara 74 Jalan lingkungan dengan ukuran 3 meter menggunakan material paving block sebagai akses menuju unit-unit rumah tinggal sebagai perwujudan dari penataan massa bangunan sehingga mempengaruhi pola jalan yang terbentuk pada kawasan yang berbentuk grid ini. Gambar 4.34 Jalan lingkungan dengan material cor beton lebar 4 meter Sumber: Peneliti, 2015 Gambar 4.35 Pola-pola jalansirkulasi di Jl. Mojopahit pada Fase I Sumber: Peneliti, 2015 Pada fase III morfologi pola kapling terlihat pada pertumbuhan toko- toko industri dengan aneka jenis kuliner lainnya Keterangan : Jalan utama 4 m Jalan lingkungan Jl.Mojopahit sebagai jalan utama dengan sirkulasi 2 arah Jl.Mojopahit sebagai jalan utama dengan sirkulasi 1 arah Universitas Sumatera Utara 75 Gambar 4.36 Pola-pola jalansirkulasi di Jl. Mojopahit pada Fase II Sumber: Peneliti, 2015 Gambar 4.37 Pola-pola jalansirkulasi di Jl. Mojopahit pada Fase III Sumber: Peneliti, 2015 Pada fase III morfologi pola kapling terlihat pada pertumbuhan toko- toko industri dengan aneka jenis kuliner lainnya Pada fase III morfologi pola kapling terlihat pada pertumbuhan toko- toko industri dengan aneka jenis kuliner lainnya Keterangan : Jalan utama 4 m Jalan lingkungan Sirkulasi kendaraan Keterangan : Jalan utama 4 m Jalan lingkungan Jalan lingkungan - ukuran bervariasi 3-4m - material paving block dan cor beton Universitas Sumatera Utara 76 Gambar 4.38 Aksesibilitas menuju kawasan Jl. Mojopahit Sumber: Peneliti, 2015 Sistem transportasi kendaraan di kawasan ini menggunakan sistem satu arah yang diterapkan sejak tahun 1990-an oleh Dinas Perhubungan Kota Medan Wawancara Kelurahan Petisah tengah, 2015 sebagai pembuat kebijakan dalam menata sistem transportasi di Kota Medan dan juga sebagai solusi dari permasalahan kemacetan yang ditimbulkan dari aktivitas masyarakat kota Medan maupun luar kota yang hendak berbelanja oleh-oleh khas Medan di kawasan tersebut, karena selain sebagai pusat oleh-oleh khas Kota medan, kawasan ini juga berdekatan dengan bangunan yang memiliki aktivitas yang cukup tinggi, seperti sekolah, mall, dan aktivitas dari fungsi bangunan komersial lainnya. Akses 1 Akses 2 Akses 3 Jl. Jend. S. Parman merupakan jalan satu arah yang dapat diakses dari Jl. Gajahmada dan Jl.Mojopahit Jl. Gajahmada merupakan jalan satu arah yang dapat diakses dari Jl. Iskandarmuda Jl. Perpustakaan merupakan jalan dua arah yang dapat diakses melalui Jl. Rotan dan Jl. Mataram Jl. Rotan merupakan jalan dua arah yang dapat diakses melalui Glugur Jl. Glugur merupakan jalan satu arah yang dapat diakses melalui Jl Jend. S. Parman Akses 3 Akses 4 Universitas Sumatera Utara 77 Gambar 4.39 Signage bertanda “satu arah” di Jl. Mojopahit Sumber: Peneliti, 2015 Berdasarkan fungsinya, Jl. Mojopahit merupakan jalan lokal primer dengan ketentuan sebagai berikut : Gambar 4.40 Potongan Jl. Mojopahit sebagai jalan lokal primer Sumber: Peneliti, 2015 Jenis transportasi yang melintas di sepanjang koridor Jl. Mojopahit ini hanya dilalui oleh kendaraan-kendaraan pribadi seperti mobil, sepeda motor, sedangkan kendaraan umum yang melintas di kawasan ini dibatasi hanya untuk kendaraan umum seperti becak motor, taksi, maupun bus pariwisata. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kemacetan di kawasan ini melalui pengurangan tingkat volume kendaraan yang melintas di jalur tersebut Wawancara Kelurahan Petisah Tengah, 2015. Universitas Sumatera Utara 78 Gambar 4.41 Jenis transportasi yang melintas di Jl. Mojopahit Sumber: Peneliti, 2015 Gambar 4.42 Peta eksisting alur sirkulasi kendaraan di Jl. Mojopahit Sumber: Peneliti, 2015 Berdasarkan hasil dari pembahasan di atas, morfologi ruang pada kawasan Jl. Mojopahit sebagai pusat industri kuliner di Kota Medan yang dikaji melalui keempat elemen kuncinya dapat dirangkum seperti pada tabel dibawah ini. Keterangan : Menuju ke Jl. Mojopahit Meninggalkan Jl. Mojopahit Jl. Gajahmada jalur 1 arah Jl. S. Parman jalur 1 arah Jl. Glugur jalur 1 arah Jl. Rotan jalur 2 arah Jalur menuju kawasan Jl. Mojopahit dapat diakses melalui Jl. Gajahmada; Jl. S. Parman; Jl. Rotan. Universitas Sumatera Utara 79 Tabel 4.6 Perkembangan Keruangan, Sirkulasi, dan Penggunaan Lahan Jl.Mojopahit sebagai Pusat Industri Kuliner Kota Medan Fase I 1986-1989 Fase II 1990-2004 Fase III 2005-2015 Skem a Pengg unaa n Laha n Skem a Per ke m bang an Ti pe dan M as sa Bangun an kawasan Jl . Mo jopah it Tipe dan massa bangunan yang direncanakan sebagai fungsi hunian komersil Toko Zulaikha Keterangan : Rumah tinggal Area Komersil Pendidikan Hunian campuran Keterangan : Rumah tinggal Area Komersil Pendidikan Hunian campuran Keterangan : Rumah tinggal Area Komersil Pendidikan Hunian campuran Universitas Sumatera Utara 80 Per ke m ba ngan Ru ang Ka w as an J l. M oj o pah it S ke ma Per ke mbanga n S irkula si Sumber: Peneliti, 2015 Keterangan : Bika ambon Keterangan : Bika ambon Kuliner lainnya Keterangan : Bika ambon Keterangan : Jalan utama 6 m Jalan lingkungan Keterangan : Jalan utama 6 m Jalan lingkungan Keterangan : Jalan utama 6 m Jalan lingkungan Tabel 4.6, sambungan Universitas Sumatera Utara 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melaksanakan serangkaian metoda penelitian yang diawali dengan obervasi lapangan, wawancara dengan para pelaku home industry dan pihak Kelurahan Petisah Tengah, pengumpulan data-data sekunder dari pihak kelurahan dan berbagai sumber tertulis lainnya, dan kemudian data terkumpul kemudian dilakukan analisis terhadap hasil yang didapat dari lapangan dan menyesuaikannya dengan teori yang bersangkutan, maka didapat kesimpulan sebagai berikut: 1. Besarnya potensi pengembangan nilai ekonomi industri kuliner bagi kawasan ini dilihat melalui klasifikasi industri yang berkembang di kawasan tersebut yang didominasi oleh industri rumah tangga home industry dengan omzet masing-masing toko maksimal 300 juta sebanyak 60,1 , sedangkan dari kriteria jumlah tenaga kerjanya diklasifikasikan sebagai industri rumah tangga dengan jumlah tenaga kerja 1-4 orang sebanyak 77,1. 2. Parameter lingkungan kreatif yang terbentuk di kawasan Jl. Mojopahit dapat dilihat melalui: a. Ekonomi kreatif yang merupakan kegiatan ekonomi yang berbasis kreativitas tercermin dari aneka jenis kuliner lainnya yang berkembang di kawasan Jl. Mojopahit serta inovasi varian rasa bika ambon yang kini mulai dikembangkan. Universitas Sumatera Utara